Apa yang Mums ingat tentang permainan saat kecil? Petak umpet, ular tangga, congklak, atau benteng? Permainan yang dulu terlihat sangat menarik ini pasti sedang Mums rindukan. Pasalnya, saat ini seperti tidak ada lagi lahan maupun waktu untuk bermain. Semua anak, mulai dari bayi hingga yang sudah remaja sekalipun lebih memilih berada di rumah ketimbang di luar. Jika kondisi ini terjadi pada tahun 90-an mungkin akan terdengar aneh. Namun, saat ini justru kebalikannya. Padahal, tahukah Mums jika bermain di luar itu memiliki lebih banyak manfaat ketimbang hanya main di rumah dengan gadget?

 

Saat berada di luar rumah, anak akan lebih aktif bergerak. Kegiatan ini justru dapat melatih fisik dan sistem imunnya agar lebih kuat terhadap serangan virus maupun bakteri. Selain itu, dengan bermain di luar rumah, anak dapat lebih bersosialisasi dengan teman-teman seusianya. Ia akan lebih percaya diri, berani, dan kreatif. Meskipun akan sedikit nakal, tetapi Mums bisa pastikan jika si Kecil bertingkah nakal yang positif. Berbeda saat Mums memberikan waktu bermain untuk anak dengan gadget. Anak akan cenderung pasif, malas bergerak, takut, hingga mengalami keterlambatan bicara. Orang tua juga sulit mengontrol keamanan ketika si Kecil konten negatif.

 

 

Sekolah Dini Bukan Solusi 

Pada akhirnya karena ketakutan Mums akan hal-hal negatif tersebut, Mums memutuskan untuk menyekolahkan anak sejak dini, bahkan sejak usianya masih di bawah satu tahun. Sebenarnya, apakah langkah ini cukup tepat?  Sebenarnya, keputusan Mums untuk menyekolahkan anak juga tidak dapat dikatakan tepat, terlebih saat Mums mulai lebih membatasi waktunya untuk bermain. Masa di bawah usia 1 tahun adalah periode emas di mana anak membutuhkan stimulasi untuk tumbuh kembangnya. 

Mums dan Dads adalah orang paling tepat yang memberikan stimulasi tersebut. Salah satunya dengan mengajak si Kecil banyak bermain. Sekolah dini pada anak di bawah mungkin memang  hanya bermain-main. Namun bermain bersama orang tua tetap yang utama. 

 

Baca juga: Ini Dampak Jika Orang Tua Memaksakan Kehendak Anak
 

Manfaat Bermain Bersama Anak

Dilansir dari theatlantic.com, anak yang kehilangan waktu bermainnya juga akan kehilangan 5 manfaat positif dari bermain seperti berikut ini.

  • Bermain memberikan kesempatan anak untuk mencari dan mengembangkan jati dirinya serta minatnya akan suatu hal. Hal ini juga akan berdampak pada cita-citanya kelak.

  • Bermain merupakan momen awal si Kecil untuk belajar bagaimana caranya menentukan pilihan, menyelesaikan masalah, mengendalikan diri, serta taat pada aturan.

  • Anak-anak melatih emosinya untuk tahu kapan waktunya marah, takut, sedih, maupun bahagia ketika bermain.

  • Bermain membantu anak untuk bersosialisasi dan mendapat teman baik yang mungkin akan menjadi sahabatnya hingga dewasa.

  • Manfaat yang paling penting dari bermain adalah kegiatan ini merupakan sumber kebahagiaan terbaik untuk anak. Jadi, apabila Mums ingin mendapatkan hati sang Anak, bermainlah dengannya sesering mungkin.

 

Di samping itu, yang lebih mengkhawatirkan jika Mums terus membatasi waktu anak untuk bermain aktif di luar adalah anak akan tumbuh dengan kecemasan dan perasaan yang tertekan. Hal ini bukan tidak mungkin menjadi penyebab utama anak depresi saat dewasa nanti. Banyak penelitian yang menyebutkan jika anak-anak usia remaja bahkan dewasa muda saat ini banyak yang sudah mengalami depresi. Penyebabnya, tidak lain karena mereka kehilangan waktu untuk bermain, bahkan sekadar untuk beristirahat.

 

Untuk itu, sebelum si Kecil tumbuh besar dan mulaimasuk sekolah, di mana ia akan banyak berkutat dengan tugas sekolah, sebaiknya sering mengajak anak bermain bersama.  Selagi si Kecil masih anak-anak, bermain adalah kebutuhannya. Jangan bebani anak dengan prestasi akademik semata Mums. Biarkan saja ia bermain usai sekolah. Kemudian, saat akhir pekan jangan lupa untuk tetap menyediakan waktu keluarga, baik dengan pergi ke taman hiburan maupun bermain dengan anak-anak di rumah saja. Bukankah kalau anak senang, orang tua juga senang Mums? (BD/AY)

5 Manfaat Bermain Pasir untuk Anak - guesehat.com