Apakah kontrasepsi menyebabkan sulit hamil? Jawaban pendeknya tidak ya, Mums. Wanita yang sudah pernah menggunakan kontrasepsi punya kesempatan yang sama untuk bisa hamil dengan wanita yang belum pernah menggunakan kontrasepsi.

 

Salah satu penelitian yang melibatkan 3,727 orang dan dilakukan selama tiga tahun menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi oral secara jangka panjang tidak memengaruhi kesuburan. Bahkan, ditemukan bahwa wanita yang pernah menggunakan pil kombinasi lebih dari tiga tahun lebih subur.

 

Sama seperti kontrasepsi oral, penelitian juga menunjukkan tidak ada dampak pada fertilitas dengan kontrasepsi lain, baik itu IUD, implan, KB suntik, dan lainnya. 

 

Baca juga: Promil Alami Tak Berhasil, Inseminasi Bisa Jadi Jalan Keluarnya
 

Kontrasepsi Menyebabkan Sulit Hamil?

Jika kontrasepsi tidak memengaruhi kesuburan, kenapa banyak mitos yang beredar terkait hal ini? Ada beberapa alasan, Mums:

 

Menunda Kesuburan

Pada kontrasepsi hormonal, siklus menstruasi biasanya akan kembali normal sekitar tiga bulan, atau bisa lebih cepat, setelah pemakaian dihentikan. Ini artinya, tergantung dari kondisi masing-masing dan jenis kontrasepsi yang digunakan, dibutuhkan sedikit waktu sebelum siklus menstruasi atau kesuburan kembali. Karena hal ini, banyak yang menganggap kontrasepsi menunda atau mengganggu kesuburan.

 

Mungkin ada sedikit penundaan kembalinya kesuburan selama dua hingga enam bulan untuk yang menggunakan kontrasepsi oral. IUD hormonal dan implan biasanya membutuhkan sekitar dua hingga empat bulan setelah dihentikan penggunaannya, sebelum kesuburan Mums kembali. Oleh sebab itu, jika Mums berencana untuk hamil lagi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk memilih kontrasepsi yang tepat.

 

Baca juga: Kenapa sih, Harus USG Transvaginal saat Mau Promil? Ini Jawabannya
 

Dinding Endometrium

Alasan lain kenapa banyak yang percaya bahwa penggunaan kontrasepsi memengaruhi kesuburan berkaitan dengan endometrium dan dindingnya, yang merupakan tempat implantasi embrio terjadi.

 

Meskipun ada penelitian yang melaporkan hubungan antara dinding endometrium dan penggunaan kontrasepsi, belum ada yang hasilnya menunjukkan dampaknya pada kesuburan. Penelitian yang dipublikasikan di Obstetrics and Gynecology melaporkan bahwa wanita yang menggunakan pil KB selama lima tahun ke atas lebih berisiko memiliki dinding endometrium yang lebih tipis. Dinding endometrium yang tipis dapat mempersulit implantasi embrio.

 

Namun yang perlu ditekankan di sini adalah, penelitian ini melibatkan 137 pasien yang sedang menjalani pengobatan fertilitas. Ini artinya, hasil penelitian ini kemungkinan besar tidak sama pada wanita yang fertilitasnya normal. 

 

Penelitian menunjukkan bahwa laju kehamilan serupa pada kelompok wanita yang memiliki dinding endometrium lebih tebal dengan yang dinding endometriumnya lebih tipis.

 

Baca juga: Adakah Efek Samping Minum Suplemen Asam Folat saat Promil?
 

Apa Yang Harus Dilakukan Jika Tidak Kunjung Hamil?

Mums sudah berhenti menggunakan kontrasepsi, siklus menstruasi Mums juga sudah kembali, tapi kok tidak kunjung hamil, ya? Meskipun mungkin Mums berprasangka bahwa salah satu kemungkinan penyebabnya adalah kontrasepsi, yakinlah bahwa hal tersebut tidak benar. 

 

Ada banyak alasan yang menyebabkan kehamilan sulit didapatkan. Infertilitas terjadi pada banyak pasangan, dan juga baik wanita maupun pria bisa mengalami masalah infertilitas, tidak peduli apakah mereka sebelumnya sudah atau belum pernah menggunakan kontrasepsi.

 

Sumber:

Very Well Family. Can Birth Control Cause Infertility?. Januari 2022.
Mikkelsen E, Riis A, Wise LA, Hatch EE, Rothman KJ, Sorensen HT. Pre-gravid oral contraceptive use and time to pregnancy: a Danish prospective cohort studyHum Reprod. 2013;28(5):1398–1405. doi.org/10.1093/humrep/det023
Mansour D, Gemzell-Danielsson K, Inki P, Jensen JT. Fertility after discontinuation of contraceptionContraception. 2011;84(5):465-477. doi.org/10.1016/j.contraception.2011.04.002
Yland JJ, Bresnick KA, Hatch EE, et al. Pregravid contraceptive use and fecundability: prospective cohort studyBMJ. 2020;371:m3966. doi:10.1136/bmj.m3966