Kegiatan menyusui atau pemberian air susu ibu (ASI) kepada bayi adalah kegiatan yang memberikan manfaat tidak hanya bagi bayi, namun juga bagi ibu. Bagi bayi yang disusui, ASI merupakan sumber nutrisi optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, serta memberikan manfaat imunologis atau kekebalan tubuh.

 

Buat ibu sendiri, kegiatan menyusui juga memberikan beberapa manfaat. Antara lain penurunan bobot badan yang lebih cepat setelah melahirkan, peningkatan bonding atau ikatan antara ibu dan anak, bahkan dapat menurunkan risiko ibu menderita kanker payudara!

 

Namun terkadang ada hal-hal yang membuat seorang ibu tidak dapat menyusui buah hatinya. Salah satunya adalah jika seorang ibu menyusui mengonsumsi obat-obatan tertentu. Sebagai apoteker, saya sering menerima pertanyaan mengenai keamanan penggunaan obat pada ibu menyusui. Salah satu golongan obat yang sering ditanyakan terkait keamanannya pada ibu menyusui adalah antibiotik.

 

Antibiotik, seperti yang kita ketahui bersama, adalah suatu golongan obat yang digunakan untuk meredakan atau menyembuhkan infeksi bakteri. Terapi antibiotik dibutuhkan bagi seorang ibu menyusui yang terkena infeksi tertentu agar ibu dapat lekas sembuh. Pemilihan antibiotik bagi ibu menyusui didasarkan tentu kepada jenis dan lokasi infeksi yang dialami, dan keamanan obat tersebut pada ibu menyusui.

 

Suatu obat sendiri secara umum dikatakan aman digunakan pada saat menyusui jika obat tersebut tidak masuk ke dalam ASI dan dengan demikian tidak terminum oleh bayi yang disusui, atau jika obat tersebut masuk ke dalam ASI namun tidak memberikan efek yang tidak diharapkan pada bayi yang disusui.

 

Baca juga: 6 Antibiotik Alami Menurut Penelitian

 

Antibiotik yang Aman Digunakan saat Menyusui

Ada beberapa jenis dan golongan antibiotik yang secara umum aman digunakan oleh ibu menyusui. 

 

1. Amoksisilin atau kombinasi amoksisilin dan klauvulanat

Yang pertama adalah amoksisilin dan kombinasi amoksisilin dan klavulanat. Antibiotik ini cukup luas digunakan, antara kain untuk infeksi saluran pencernaan yang disebabkan bakteri Helicobacter pylori, infeksi kulit, infeksi saluran pernapasan bawah, faringitis, tonsilitis, dan sinusitis. Amoksisilin masuk ke dalam ASI namun tidak memberikan efek yang tidak diinginkan bagi bayi.

 

2. Antibiotik golongan cefalosforin

Berikutnya adalah antibiotik golongan cefalosporin. Antibiotik golongan ini cukup banyak contohnya. Untuk yang diminum contohnya antara lain cefadroxil dan cefixime, sedangkan untuk yang diberikan lewat infus antara lain ceftriaxone dan cefepime. Sama halnya dengan amoksisilin, antibiotik golongan ini juga masuk ke dalam ASI namun secara umum tidak memberikan efek membahayakan bagi bayi yang disusui.

 

3. Azitromycin

Antibiotik berikutnya yang cukup aman untuk digunakan oleh ibu menyusui adalah azithromycin. Antibiotik ini biasanya digunakan untuk infeksi di saluran pernapasan seperti pneumonia komunitas, serta untuk penyakit menular seksual seperti gonorea. Antibiotik ini juga masuk ke dalam ASI namun tidak ada laporan efek samping pada bayi yang disusui.

 

4. Amikasin

Amikasin adalah antibiotik berikutnya yang cukup aman digunakan oleh ibu menyusui. Hal ini dikarenakan amikasin tidak masuk ke dalam ASI. Amikasin sendiri hanya tersedia dalam bentuk injeksi sehingga penggunaannya hanya di rumah sakit, biasanya untuk kasus infeksi yang cukup berat seperti sepsis.

 

Baca juga: Konsumsi Antibiotik selama Hamil, Amankah?

 

Antibiotk yang tidak Dianjurkan saat Menyusui

Antibiotik golongan fluoroquinolone, seperti ciprofloxacin dan levofloxacin, tidak dianjurkan untuk digunakan oleh ibu yang sedang menyusui. Hal ini karena antibiotik golongan ini dapat menyebabkan efek samping pada bayi yang disusui seperti arthropathy (penyakit persendian).

 

Jika ibu menyusui harus mengonsumsi antibiotik ini karena tidak ada pilihan lain, biasanya kegiatan menyusui harus dihentikan dan baru dapat dimulai lagi 48 jam setelah terakhir menerima obat ini. ASI dapat diperah namun tetap tidak dapat diberikan kepada bayi. Ciprofloxacin dan levofloxacin sendiri biasanya digunakan pada infeksi saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan saluran kencing.

 

Tetrasiklin adalah antibiotik lain yang juga tidak dianjurkan penggunaannya pada ibu menyusui karena dapat menyebabkan efek samping berupa perubahan warna gigi pada bayi yang disusui. Namun antibiotik ini sudah jarang penggunaannya.

 

Itu dia beberapa antibiotik yang aman dan kurang aman digunakan oleh ibu menyusui. Untuk antibiotik yang aman digunakan saat menyusui, hal tersebut berarti ibu tetap dapat menyusui baik secara langsung maupun tidak langsung pada saat antibiotik sedang dikonsumsi. Dengan catatan, jika ada obat lain yang dikonsumsi, maka semua obat tersebut juga aman digunakan saat menyusui.

 

Jika Mums sedang menyusui dan kemudian mengalami suatu kondisi yang membutuhkan terapi obat termasuk antibiotik, jangan lupa untuk selalu menginfokan kepada dokter dan apoteker bahwa Mums sedang menyusui. Dengan informasi ini dokter atau apoteker dapat memilih obat yang lebih aman digunakan oleh ibu menyusui. Sehingga diharapkan terjadi win-win solution di mana ibu tetap dapat sembuh dan kegiatan menyusui tetap dapat dilakukan tanpa interupsi.

 

Namun jika hal itu tidak memungkinkan, penghentian sementara kegiatan menyusui biasanya menjadi pilihan agar bayi tidak terkena efek samping dari obat dan kondisi ibu tetap dapat tertangani. Salam sehat!

 

Referensi:

de Sá Del Fiol, F., Barberato-Filho, S., de Cássia Bergamaschi, C., Lopes, L. and Gauthier, T., 2016. Antibiotics and Breastfeeding. Chemotherapy, 61(3), pp.134-143.

Mathew, J., 2004. Effect of maternal antibiotics on breast feeding infants. Postgraduate Medical Journal, 80(942), pp.196-200.