Hubungan yang berkomitmen cukup sulit dijalani. Ada saja cobaan untuk menguji komitmen dalam hubungan suami istri. Misalnya, ketika pasangan Kamu, suami atau istri, didiagnosis penyakit kronis. Hadirnya kondisi medis ini akan mengubah ritme dalam rumah tangga. Diabetes salah satunya. Apalagi jika pasangan didiagnosis diabetes di usia muda.

 

Jika pasangan didiagnosis diabetes di usia muda, tentu saja ada perubahan dalam rutinitas, keuangan, emosi, dan gaya hidup. Diabetes seharusnya bukan sebuah halangan bagi pasangan suami istri untuk hidup normal layaknya pasangan lain. Hanya saja, dibutuhkan perawatan seumur hidup untuk penyandang diabetes agar penyakit ini tidak memberikan dampak pada kualitas hubungan.

 

Seringnya, orang berusia muda sedikit menyangkal saat didiagnosis diabetes. Merasa kondisinya baik-baik saja, sehingga tidak perlu terlalu ketat dalam menjalankan diet, minum obat, dan menunda untuk mengubah gaya hidup. Di sinilah peran suami atau istri untuk memberikan dukungan sebelum diabetes mendatangkan komplikasi.

 

Baca juga: 100 Gram Makanan Olahan Per Hari, Risiko Diabetes Naik 5%!

 

Masalah yang Timbul Jika Pasangan Didiagnosis Diabetes di Usia Muda

Diabetes dapat menimbulkan beban fisik, mental dan finansial pada suatu hubungan. Kehadiran pasangan penting, meskipun pasangan akan sangat ketat mengontrol aktivitas dan gaya hidup Kamu. 

 

Berikut ini adalah berbagai situasi dan masalah yang dapat menyebabkan ketegangan pada pernikahan atau hubungan karena diabetes.

 

1. Hubungan Seks yang Terganggu

Keintiman di ranjang dapat terganggu karena pria dengan diabetes umumnya mengalami kerusakan saraf akibat neuropati diabetes. Kondisi ini bisa menyebabkan disfungsi ereksi.

 

Jika istri yang memiliki diabetes, hubungan seks bisa menyakitkan karena ada vagina umumnya menjadi kering. Solusinya tentu saja komunikasikan dan mencari pertolongan ke dokter.

 

Disfungi ereksi maupun vagina kering bukannya tidak bisa diobati. Banyak tersedia pilihan terapi yang sesuai untuk masing-masing pasien. Untuk wanita, ada beragam krim vagina untuk pelumas agar hubungan seksual lebih menyenangkan.

 

Baca juga: Apakah Penderita Diabetes Boleh Minum Viagra?

 

2. Beban keuangan bertambah karena diabetes

Masalah lainnya dapat berupa beban keuangan. Hal ini karena biaya perawatan medis untuk penderita diabetes yang cukup mahal. Meskipun pengobatan kini ditanggung BPJS, namun akan ada banyak pengeluaran lain di luar biaya medis. Misalnya, biaya transportasi ke rumah sakit, biaya cek laboratorium, dan perawatan lain untuk penyandang diabetes.

 

Maka penting sekali mengelola penyakit agar tidak menjadi komplikasi yang semakin membebani finansial keluarga. Ingat bahwa diabetes dengan komplikasi, misalnya penyakit jantung, akan meningkatkan risiko kematian dini. Bayangkan ketika pasangan yang ditinggalkan harus menghidupi anak-anak yang masih kecil sendirian. Alasan ini harusnya menjadikan seorang penyandang diabetes untuk mengelola penyakitnya dengan lebih baik.

 

3. Masalah emosi saat pasangan tidak kooperatif atau tidak memberikan dukungan

Beberapa pasangan mengalami ketegangan dalam hubungan karena pasangannya tidak kooperatif. Misalnya, tidak mau berobat, memiliki gaya hidup seenaknya, sehingga membuat suami atau istrinya frustasi. Ada pula yang tidak peduli dengan kondisi penyakit pasangannya.

 

Seharusnya, ketika pasangan didiagnosis diabetes di usia muda, baik suami maupun istri saling mendukung dan bekerjasama melawan penyakit. Temani pasangan Kamu yang diabetes menjalani hidup sehat, temani ke dokter secara rutin, dan berikan semangat setiap saat.

 

Baca juga: Libatkan Pasangan Agar Diabetes Lebih Terkontrol 

 

Cara Memberikan Dukungan yang Benar

Ketika pasangan didiagnosis diabetes di usia muda, sangat mungkin Kamu menjadi sangat mengendalikan. Setiap hari mengomel karena di pasien bandel dalam hal diet. Ini adalah salah satu bentukan dukungan yang keliru.

 

"Saya malas menjalani diet harena istri saya hanya mengomeli saya sepanjang waktu," adalah keluhan tersering pria penyandang diabetes. Hampir setiap gigitan saat makan dikritik. Makan ini itu dilarang karena mengandung gula. Siapa sih yang enggak stres?

 

Memberikan dukungan tidak sama dengan mengancam atau mengendalikan. Jika terlalu berlebihan, pasangan yang memiliki diabetes akan mengalami kecemasan, frustrasi, dan bahkan depresi yang justru memperburuk kondisi penyakitnya.

 

Sebaliknya jika istri yang memiliki diabetes, keluhan tersering adalah suami hanya memberikan dukungan di awal. Lama-kelamaan sang suami cenderung acuh dengan penyakit istrinya.

 

Jadi bagaimana cara mendukung jika pasangan didiagnosis diabetes tanpa membuat mereka tertekan? Pertama, kenali bahwa ada yang bisa kita ubah tetapi ada yang tidak. Kamu tidak dapat membuat pasanganmu melakukan apa pun yang tidak ingin mereka lakukan.

 

Membiarkan pasangan bukan berarti tidak mendukung. Misalnya susah meminta pasangan diabetes Kamu diet, pelan-pelan saja mengubah pola makannnya. Dimulai dari menyiapkan makanan ramah diabetes untuk seisi rumah. 

 

Perbaiki komunikasi dengan mengubah "Kamu" menjadi “Saya.” Cotohnya: “Kamu lupa lagi minum obat,” yang terkesan memerintah, coba saja dengan “Saya merasa Kamu belum minum obat.” Contoh lain, dari pada mengatakan "Kamu selalu malas kalau diajak kontrol ke dokter!" lebih baik katakan "Saya hari ini mengosongkan jadwal untuk menemani Kamu ke dokter."

 

Jika hubungan Kamu bersama pasangan kompak meskipun salah satu didiagnosis diabetes di usia muda, maka tidak akan ada masalah. Kamu bahkan menjadi lebih sehat karena mengikuti gaya hidup sehat yang ramah diabetes. Jika ada yang ingin berbagai pengalaman hidup dengan pasangan yang memiliki diabetes, bisa share di kolom komentar!

 

Baca juga: 5 Diet yang Bahaya untuk Penderita Diabetes

 

 

Referensi:

Thediabetescouncil.com. The effect of diabetes on relationship