Beras merupakan bahan makanan yang sangat banyak dikonsumsi, bahkan menjadi bahan makanan pokok di Indonesia. Banyak orang yang merasa belum makan kalau belum makan nasi, padahal sudah makan roti, mie, bihun, kentang, dan lainnya. Banyak juga yang mengganti nasi putih menjadi nasi merah atau cokelat untuk menurunkan berat badan. Sebenarnya apa perbedaan beras-beras ini dan mana yang paling sehat?

 

Beras merupakan sumber karbohidrat yang baik, dan tidak ada beras yang tidak baik untuk dikonsumsi. Beras yang tidak baik untuk dikonsumsi sebenarnya adalah permasalahan jumlah yang dikonsumsi, beserta dengan asupan makanan lainnya yang tidak seimbang dengan aktivitas fisik dan eneergi yang dikeluarkan tubuh. Berikut adalah beberapa jenis beras yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia:

 

Baca juga: Pilihan Beras yang Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes

 

  1. Beras putih

Beras putih adalah jenis beras yang paling banyak ditemukan dalam rumah tanggaa masyarakat Indonesia. Pada beras putih, seluruh lapisan kullit padi yang melindungi beras dibuang.

 

Akibatnya, banyak vitamin dan mineral yang terbuang juga sehingga kandungan zat gizinya paling rendah dibandingkan jenis beras lainnya. Karena lapisan kulit padinya dibuang, kandungan serat yang terkandung dalam beras putih juga rendah, yaitu hanya 2,1 gram untuk setiap 100 gram beras putih. Akibatnya, indeks glikemik beras putih cukup tinggi, yang artinya lebih mudah dicerna dan diubah menjadi zat gula dalam darah dan energi.

 

  1. Beras Cokelat

Berbeda dari beras putih, lapisan terluar beras cokelat dibuang, tetapi masih menyisakan bagian lainnya sehingga masih ada cukup banyak zat gizi yang tertinggal. Beras cokelat merupakan sumber magnesium, zat besi, dan seng yang cukup baik. Kadungan serat beras cokelat sedikit lebih tinggi dibandingkan beras putih, yaitu sebesar 3,2 gram serat dalam 100 gram beras cokelat.

 

  1. Beras merah

Mirip seperti beras cokelat, tetapi dalam beras merah terkandung beberapa jenis antioksidan, yang memberikan warna merah tersebut, yaitu antosianin. Dari ketiga kelompok beras ini, beras merah memiliki serat yang paling tinggi yaitu 6,2 gram serat untuk setiap 100 gram beras. Hal ini mungkin menjadi alasan kenapa beras merah kian popular dan semakin mudah menemukannya di pasaran.

 

Baca juga: Pilihan Karbohidrat Selain Beras untuk Si Kecil

 

Dari ketiga jenis beras tersebut, manakah yang paling menyehatkan? Sebenarnya, semmua tergantung dari kebutuhan masing-masing individu. Ketika ada masalah pencernaan, sedang sakit, atau dalam masa pemulihan yang tidak disarankan mengonsumsi makanan tinggi serat, disarankan mengonsumsi nasi putih.

 

Selain tidak menimbulkan gas, nasi putih mudah dicerna dan zat gizinya bisa langusng digunakan tubuh secara cepat. Tetapi ketika kita sedang ingin menurunkan berat badan, sebaiknya pilih yang kandugnan seratnya tinggi. Dengan demikian, kita akan cepat kenyang, dan rasa kenyang tersbut dapat bertahan lebih lama sehingga asupan kalori total. 

 

Jadi apakah dengan mengonsumsi  beras merah, berat badan kita akan turun? Belum tentu. Kalau dengan mengonsumsi beras merah rasa kenyang kita memang bertahan lebih lama dan asupan makanan kita lebih sedikit, maka berat badan akan turun. Tetapi apabila asupan makanan kita tetap berlebih – walaupun mengonsumsi beras merah, berat badan tidak turun, malah mungkin naik.

 

Jadi, beras mana yang menjadi pilihanmu?

 

Baca juga: Beras Shirataki, Solusi Sehat untuk Diet dan Penderita Diabetes