Apakah si Kecil sering mengeluhkan tungkainya terasa nyeri di malam hari? Jangan dianggap mengada-ada dulu, Mums. Berhubung anak masih berusia 4 tahun, ada kemungkinan ia sedang mengalami yang disebut dengan growing pains!

 

Nah, saatnya Mums mengenal growing pains, keluhan yang sering dialami balita. Gejala umumnya berupa kram otot. Ini tidak hanya lazim dialami oleh balita, melainkan juga anak-anak usia pra-remaja. Gejala ini sering timbul pada sore atau malam hari, sehingga kadang membuat si Kecil terbangun dari tidurnya.

 

Penyebab Sindrom Growing Pains pada Balita

Meskipun namanya growing pains, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan kaitan sindrom ini dengan pertumbuhan fisik anak. Sindrom ini terjadi karena aktivitas fisik anak yang sangat intens, sehingga mengalami kelelahan pada otot.

 

Bila si Kecil termasuk anak yang sangat aktif, maka ia cenderung lebih mudah mengalami hal ini. Berbagai kegiatan fisik yang memicu sindrom ini antara lain berlari, melompat, dan memanjat. Anak yang senang berolahraga, seperti bermain sepak bola, juga cenderung mengalami sindrom growing pains.

 

Baca juga: Melatih Anak Menjadi Pribadi yang Jujur

 

Gejala Sindrom Growing Pains pada Balita

Gejalanya bisa berbeda bagi tiap anak. Ada yang merasa nyeri dan sering kesakitan, ada yang sedikit tidak nyaman karena mengalami nyeri otot. Namun, ada juga yang tidak merasakan sakit alias tidak punya gejala.

 

Jika si Kecil tampak baik-baik saja di pagi hari, jangan tertipu. Bisa saja rasa nyeri hilang sesudah malam berlalu. Sindrom ini biasanya juga tidak mengganggu kegiatan fisik anak, seperti bermain dan berolahraga. Biasanya, rasa nyeri ini akan terasa di kedua tungkai, terutama di paha luar, betis, hingga di belakang lutut.

 

Beberapa penelitian menemukan bahwa anak-anak yang lebih peka dengan sindrom growing pains cenderung lebih peka dengan rasa sakit. Mereka juga lebih rentan menderita sakit kepala maupun sakit perut.

 

Cara Mendiagnosis Sindrom Growing Pains pada Balita

Seorang dokter biasanya dapat mendiagnosis growing pains dengan memeriksa anak dan mengajukan pertanyaan tentang riwayat dan gejala medisnya. Berhubung tanda-tanda sindrom ini tidak akan terlihat, maka pemeriksaan dengan rontgen sama sekali tidak diperlukan.

 

Baca juga: Waspada Si Kecil Terkena Gastroenteritis

 

Perawatan untuk Mengatasi Sindrom Growing Pains pada Balita

Perawatannya tergantung dengan tingkat rasa sakit yang diderita si Kecil. Beberapa cara di bawah ini dapat membuat anak merasa lebih baik:

  • Memijat kaki.
  • Melakukan stretching pada otot kaki, tetapi kemungkinan agak sulit dilakukan oleh balita.
  • Kompres dengan air hangat atau heating pad pada bagian tubuh yang nyeri. Usahakan jangan mengompres pada saat si Kecil tidur.

 

Jika cara di atas tidak bekerja, Mums bisa memberikan obat-obatan yang dapat langsung dibeli di apotek, seperti acetaminophen atau ibuprofen. Namun jika sakit masih berlanjut, hubungi dokter untuk pengobatan medis yang lebih tepat.

 

Baca juga: Jika Anak Terkena Cacingan

 

Kapan Sebaiknya ke Dokter?

Ingat, sindrom growing pains selalu menyerang dua kaki sekaligus. Jika hanya salah satu yang terasa nyeri, kemungkinan ada sebab lain. Selain itu, sindrom ini hanya menyebabkan nyeri otot, bukan sendi. Pastinya sindrom ini juga tidak menyebabkan anak menjadi pincang atau menderita demam.

 

Beberapa gejala di bawah ini tidak berkaitan dengan sindrom growing pains, sehingga sebaiknya si Kecil harus segera dibawa ke dokter:

  • Mudah jatuh.
  • Demam.
  • Kehilangan selera makan.
  • Pincang atau kesulitan berjalan.
  • Gatal-gatal.
  • Sendi terasa hangat, memerah, bengkak, atau sakit.
  • Merasa lelah.
  • Merasa lemah.
  • Berat badan yang menurun.

 

Semoga si Kecil dapat melalui sindrom growing pains dan sehat selalu ya, Mums! (AS)

 

Baca juga: Mums, Ini Kata-kata yang Sebaiknya Diucapkan kepada Anak!

 

Balita Suka Bertanya - GueSehat.com

 

Sumber

WebMD: Growing Pains

KidsHealth: Growing Pains

Today's Parent: How to deal with your child's growing pains