Dunia masih terus dibuat resah dengan kabar penyebaran coronavirus atau COVID-19. Setelah sebelumnya sempat mereda di negara asal, Cina, kini virus tersebut justru mewabah ke sejumlah negara lain, seperti Korea Selatan, Italia, Iran, dan Singapura.

 

Sejauh ini, kebanyakan kasus coronavirus memang paling berdampak parah pada orang tua dan mereka dengan penyakit tertentu, seperti diabetes dan penyakit jantung. Upaya pencegahan seperti menjaga kebersihan diri, sosialisasi penggunaan masker, hingga menghindari bepergian ke negara-negara yang telah terjangkit kian digalakkan.

 

Namun demikian, di antara orang tua dan mereka yang memiliki penyakit, ibu hamil dan bayi juga merupakan subjek yang rentan terinfeksi coronavirus, mengingat sistem kekebalan tubuh mereka yang kerap tidak optimal. Lalu, bagaimana langkah pencegahannya? Apakah ibu hamil dapat menularkan coronavirus pada bayi yang dikandungnya? Berikut penjelasannya.

 

Baca juga: Inilah Perbedaan Gejala Flu, Selesma, dan Infeksi Corona Virus!

 

Sekilas tentang Coronavirus

Coronavirus disebut-sebut sebagai salah satu virus yang mematikan. Virus ini memang baru ditemukan beberapa bulan lalu dan termasuk dalam jenis virus yang berasal dari hewan. Gejala dari infeksi coronavirus bisa dibilang tampak ringan, seperti demam, batuk, dan sesak napas.

 

Bahkan, beberapa orang yang telah terinfeksi coronavirus tidak menunjukkan gejala apa pun. Sementara itu, beberapa orang lain yang terinfeksi coronavirus mengalami gejala pneumonia yang dapat mengancam jiwa.

 

Kasus coronavirus pada awalnya hanya terkonsentrasi di Cina, tepatnya di kota Wuhan. Puluhan orang yang telah terinfeksi dikabarkan meninggal dunia dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat seiring penyebarannya. Sebagian besar kematian akibat coronavirus dialami oleh orang tua dengan masalah kesehatan tertentu.

 

Baca juga: Mengenal Coronavirus Jenis Baru, Penyebab Pneumonia di Wuhan

 

Coronavirus pada Ibu Hamil

Sebuah studi diterbitkan dalam The Lancet Wednesday, di mana dilakukan penelitian terhadap pengaruh infeksi coronavirus terhadap ibu hamil dan janin yang dikandung. Penelitian ini dilakukan setelah muncul kasus di mana seorang bayi baru lahir dinyatakan positif terinfeksi coronavirus 36 jam setelah dilahirkan dari ibu yang juga terinfeksi coronavirus. Kasus ini mendorong para ilmuwan untuk mencari tahu apakah coronavirus dapat ditularkan ke janin saat masih di dalam rahim.

 

Meski begitu, menurut Yuanzheng Zhang, profesor di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, dalam kasus tersebut tidak jelas apakah transmisi di dalam rahim benar-benar terjadi. Mungkin saja, bayi tersebut tertular virus setelah lahir dan terjadi kontak dekat dengan sang Ibu, misalnya.

 

Beberapa infeksi memang dapat menular dari ibu ke anak selama kehamilan. Patogen dapat menular melalui plasenta selama kehamilan atau melalui kontak dengan cairan tubuh selama persalinan. Namun, metode-metode penularan ini sebenarnya tidak terlalu umum di antara beberapa jenis virus, terutama virus infeksi pernapasan.

 

Studi baru dilakukan setelahnya dengan menganalisis informasi dari sembilan wanita dengan usia kehamilan 36-39 minggu yang dinyatakan positif coronavirus. Ketika wanita melahirkan dengan operasi caesar, dokter mengumpulkan sampel cairan ketuban, darah pada tali pusat, ASI, serta sampel dari tenggorokan bayi yang baru lahir. Semua sampel ini diambil di ruang operasi pada saat kelahiran.

 

Tidak ada wanita yang mengalami pneumonia parah akibat infeksi coronavirus dan semua bayi yang baru lahir pun dalam kondisi sehat. Selain itu, tidak ada pula dari sampel cairan ketuban, darah pada tali pusat, ASI, atau sampel dari tenggorokan bayi positif terkena virus. 

 

"Temuan dari kelompok kecil kasus ini menunjukkan bahwa saat ini tidak ada bukti untuk infeksi intrauterin pada wanita yang positif coronavirus," tulis peneliti. Meski begitu, masih perlu dilakukan penelitian lebih mendalam terkait penularan coronavirus di antara wanita hamil serta dari ibu ke anak selama proses persalinan normal.

 

Mencegah Coronavirus pada Bayi dan Anak-anak

Sejauh ini, coronavirus memang belum terbukti dapat ditularkan melalui plasenta atau selama kehamilan. Namun ketika si Kecil lahir, upaya pencegahan tetap perlu dilakukan agar ia tidak terinfeksi coronavirus.

 

Biasakan untuk sselalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama setidaknya 20 detik, terutama setelah dari kamar mandi, memegang hidung, setelah batuk bersin, setelah mengganti popok, dan sebelum menyusui. Jika tidak memungkinkan untuk mencuci tangan menggunakan sabun, Mums juga bisa menggunakan cairan pembersih tangan dengan kandungan alkohol.

 

Selain itu, sebisa mungkin jauhkan anak-anak dari orang yang sedang batuk atau bersin. Terakhir, pastikan untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika bayi atau anak Mums mengalami batuk atau sesak napas. (AS)

 

Baca juga: Antisipasi Wabah Corona Virus dengan Tingkatkan Imunitas Tubuh!

 

Sumber

Baby Center. "Coronavirus in babies: Symptoms and what you need to know".

Healthline. "Early Research Finds Coronavirus May Be Less Harmful for Children, Pregnant Women".

Live Science. "Can pregnant mom pass coronavirus to her unborn child? Early research says no."

WTTW. "Study: Coronavirus Can’t be Spread from Mom to Baby in Late Pregnancy".

What to Expect. "What to Know About Coronavirus if You're Pregnant".