Apa Gejala Gangguan Mental pada Anak?

Gejala gangguan mental pada anak sangat beragam, tergantung dengan jenis gangguan mentalnya. Namun, ada beberapa gejala umum yang serupa pada setiap jenis gangguan, seperti:

  • Sulit mengatasi masalah dan aktivitas sehari-hari
  • Perubahan pada kebiasaan tidur dan makan
  • Komplain yang berlebihan terhadap penyakit atau luka ringan
  • Menentang peraturan, bolos sekolah, mencuri, atau merusak properti
  • Ketakutan berlebihan terhadap kenaikan berat badan
  • Mood negatif yang berkepanjangan, seringkali disertai nafsu makan rendah dan pikiran ingin mati
  • Sensitif atau temperamental
  • Perubahan performa di sekolah secara negatif, misalnya seperti nilai atau rapot yang terus menurun, meskipun anak rajin belajar
  • Kehilangan semangat untuk berteman dan melakukan hal yang biasanya anak sukai
  • Sering menyendiri
  • Selalu khawatir dan takut secara berlebihan
  • Hiperaktif
  • Sering mengalami mimpi buruk
  • Perilaku agresif dan susah diatur
  • Mendengar suara atau memiliki penglihatan yang tidak nyata (halusinasi)

 

Apa Penyebab Gangguan Mental pada Anak?

Penyebab utama pada kebanyakan gangguan mental memang belum ditemukan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa faktor kombinasi, termasuk genetik, biologis, trauma psikologis, dan stres dari lingkungan, meningkatkan risikonya.

Genetik: banyak gangguan mental yang berasal dari riwayat keluarga. Artinya, gangguan tersebut ditularkan dari orang tua ke anak lewat gen.

Biologis: sama seperti pada orang dewasa, gangguan mental pada anak bisa disebabkan oleh kelainan fungsi bagian otak tertentu yang mengontrol emosi, pikiran, persepsi, dan perilaku. Trauma kepala juga bisa menyebabkan perubahan mood dan kepribadian.

Trauma psikologis: beberapa gangguan mental bisa dipicu oleh trauma psikologis, seperti kekerasan emosiona, fisik, atau seksual yang parah. Kehilangan orang tua sejak dini juga bisa menyebabkan trauma psikologis.

Stres dari lingkungan: kejadian yang menimbulkan trauma dan stres bisa memicu gangguan mental pada anak.

 

Bagaimana Cara Mendiagnosis Gangguan Mental pada Anak?

Sama seperti pada orang dewasa, gangguan mental pada anak didiagnosis berdasarkan pertanda dan gejala. Namun, mendiagnosis gangguan mental pada anak umumnya lebih sulit. Pasalnya, banyak perilaku yang mencerminkan gejala gangguan mental, seperti sifat pemalu, cemas, kebiasaan makan yang aneh, mudah ngamuk, bisa juga menjadi bagian normal dari proses perkembangan anak.

 

Perilaku baru berubah menjadi gejala jika terjadi terlalu sering, terlalu lama, muncul pada usia yang tidak normal, dan menyebabkan gangguan pada keluarga dan hidup anak. Jika gejalanya ada, dokter akan mulai melakukan evaluasi dengan melakukan pemeriksaan fisik dan riawayat perkembangan serta medis anak.

 

Meskipun tidak ada pemeriksaan lab yang secara spesifik bisa mendiagnosis gangguan mental, dokter bisa menggunakan beragam pemeriksaan diagnostik, seperti tes darah dan neuroimaging, untuk memastikan gejala yang dialami anak bukan disebabkan oleh penyakit fisik atau merupakan efek samping dari obat tertentu.

 

Jika penyakit fisik tidak ditemukan, dokter akan menyerahkan kasusnya kepada psikolog khusus anak, yang memang sudah profesional dalam mengatasi dan mengobati gangguan mental pada anak dan remaja. Psikolog dan psikiater biasanya menggunakan interview dan alat pemeriksaan yang khusus untuk memeriksa gangguan mental pada anak.

 

Dokter juga akan menetapkan diagnosisnya dari laporan gejala dan observasi terhadap perilaku dan sifat anak. Dokter juga harus mempertimbangkan laporan dari orang tua, guru, dan orang terdekat anak. Pasalnya, anak-anak seringkali sulit menjelaskan tentang masalah atau memahami gejala mereka. Kemudian, dokter akan menentukan jika gejala dan pertanda yang dialami anak merujuk pada gangguan mental tertentu.

 

Baca juga: Dukungan untuk Orang-orang dengan Gangguan Mental