Stunting masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia, dan dapat berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) bangsa di masa depan. Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan menjaga kuantitas dan kualitas gizi yang dikonsumsi ibu dan anak.

 

Susu, baik itu susu segar maupun susu yang telah terfortifikasi, juga menjadi salah satu sumber gizi yang dapat menunjang kesehatan anak hingga dewasa.

 

Dr. Lucy Widasari, M.Si, Staf Ahli Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Anak Kerdil, dalam webinar edukasi memperingati Hari Susu Nusantara dan Dunia oleh Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) serta Linisehat dan didukung Danone Indonesia, 9 Juni 2021 lalu menjelaskan, batas tinggi rendahnya konsumsi susu belum ada standar. Namun dibandingkan negara lain, rata-rata konsumsi susu di Indonesia masih lebih rendah.

 

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, konsumsi susu di Indonesia rerata hanya 16,27 kg/kapita/tahun. Angka ini jauh di bawah negara ASEAN lainnya seperti Malaysia (36,2/kg/kapita/tahun), Myanmar (26,7kg/kapita/tahun) dan Thailand (22,2kg/kapita/tahun).

 

Konsumsi susu ternyata juga berkaitan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), di mana IPM kita masih rendah, yakni peringkat 111 dari 189 negara atau di ASEAN nomor 6,” jelas dr. Lucy.

 

Baca juga: Inilah Manfaat Minum Susu Berdasarkan Usia

 

Susu Adalah Sumber Protein Hewani yang Penting

Indonesia masih memiliki banyak potensi untuk meningkatkan produksi maupun konsumsi susu nasional. Ir. Fini Murfiani, M.Si, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Kementerian Pertanian Republik Indonesia menyatakan, saat ini produksi total peternak sapi perah di seluruh Indonesia baru mencukupi 22% kebutuhan nasional. Hampir 80% susu masih diimpor untuk memenuhi kebutuhan nasional.

 

Ditambahkan Fini, angka kecukupan protein dalam sehari seharusnya 57 gram/kapita/hari. Sumber protein terbaik adalah protein hewani seperti daging, unggas, telur, dan susu. Namun, rata-rata konsumsi protein hewani dalam 10 tahun terakhir di Indonesia baru 20 gram/kapita/hari.

 

Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, maka langkah paling mudah adalah makan telur atau minum susu setiap hari.

 

Prof. dr. Mohammad Juffrie, SpA(K), PhD., FK Universitas Gadjah Mada menyatakan bahwa, susu merupakan salah satu sumber gizi unik karena mudah untuk dikonsumsi semua kalangan masyarakat, mulai dari ibu hamil hingga anak-anak.

 

Susu mengandung protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, agar terhindar dari kekurangan gizi mikro seperti anemia defisiensi besi hingga kekurangan gizi makro seperti gizi buruk yang berujung stunting.

 

“Minum susu disertai prinsip gizi seimbang bagi ibu hamil turut mencegah bayi lahir pendek atau stunting. Susu yang berkualitas dapat berasal dari susu segar maupun susu terfortifikasi, dan perlu disertai dengan konsumsi gizi seimbang lainnya,jelasnya.

 

Baca juga: Jika Si Kecil Alergi Susu Sapi, Bagaimana Mengoptimalkan Tumbuh Kembangnya?

 

Prof. Juffrie menambahkan, selain mengandung protein, mikro dan makronutrien, susu mengandung kalsium dan faktor pertumbuhan seperti insulin-1 yang sangat relevan dengan pertumbuhan anak.

 

Dampak rutin minum susu terhadap pencegahan stunting dan kurang gizi ini sudah dibuktikan melalui penelitian. Bisa dilihat dari sata survei demografi di beberapa negara dari 1990-2017 tentang konsumsi susu dan pengukuran antropometrik di semua negara berpenghasilan rendah dan menengah.

 

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa konsumsi susu dikaitkan dengan penurunan kemungkinan kekurangan berat badan sebesar 1.4 persen dan penurunan kemungkinan stunting 1,9 poin.

 

“Mengingat asupan protein hewani dari sumber-sumber makanan seperti daging merah, unggas, dan ikan masih rendah, maka sebaiknya disubstitusi dengan konsumsi susu pertumbuhan >300 ml/hari untuk melindungi anak dari kejadian stunting,” jelas Prof. Juffrie.

 

Konsumsi susu memiliki dampak besar pada tumbuh kembang anak di 1000 Hari Pertama Kehidupan. Selepas ASI, anak bisa diberikan makanan tambahan termasuk susu.

 

Baca juga: 5 Cara Cegah Stunting Sejak Awal Kehamilan