Sejak dua hari lalu, Indonesia diguncang oleh sejumlah aksi teror pengeboman di beberapa tempat umum, tepatnya di Surabaya. Sejumlah aksi terorisme tersebut terjadi dalam waktu yang berdekatan dan menelan sejumlah korban meninggal maupun luka-luka. 

 

Tidak heran jika saat ini seluruh media nasional memberitakan rentetan aksi teror tersebut, hampit tidak ada jeda. Bahkan saat kejadian beberapa televisi menyiarkan secara langsung saat kejadian.

 

Selain memberikan informasi terkini, berita juga berfungsi untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat. Tapi Mums, terkadang konten informasi yang disajikan juga tidak terkontrol. Banyak foto korban dan tempat kejadian teror yang tersebar di media sosial. Selain itu, banyak juga informasi keliru dan tidak tuntas yang beredar. Hal-hal tersebut sangat mudah diakses semua orang, termasuk anak-anak.

 

Sebagai orang dewasa saja, foto-foto korban dan informasi tentang teror bisa mengguncang jiwa kita. Bayangkan jika anak-anak yang melihat informasi dan foto-foto tersebut. Tentunya hal itu bisa berdampak negatif dan menyebabkan trauma pada anak. Sebagai orang tua, hal tersebut sangat mengkhawatirkan, bukan?  

 

Oleh sebab itu, Mums perlu tahu cara menjelaskan tentang terorisme kepada anak sejak dini, secara tepat. Ternyata ada caranya, agar penjelasan kita mudah dipahami si Kecil tanpa membuat trauma.  

 
Baca juga: Tips Melindungi Diri saat Terjadi Teror

 

Menjelaskan Terorisme kepada Anak

Menurut psikolog Nathanel EJ Sumampauw M.Psi, pakar psikologi forensik dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, semua orang termasuk anak-anak tidak bisa terhindar dari penyebaran gambar-gambar korban teror bom yang mengerikan.

 

Apalagi di saat ini, dimana pemberitaan aksi terorisme di Surabaya masih hangat dibicarakan banyak orang. Orang tua harus melakukan sesuatu untuk mencegah kemungkinan dampak berkepanjangan pada anak.

Hal yang harus dilakukan oleh orang tua tersebut adalah memberikan informasi yang tepat, jelas, dan mudah dipahami oleh anak. Untuk melakukan hal tersebut, Kamu bisa melakukan ini: 

 

1. Cari Tahu Sejauh Mana Anak Tahu 

Anak-anak pada umumnya sangat intuitif dan perseptif. Jadi, kalaupun anak tidak mendengar tentang terorisme dari orang tuanya, ia pasti akan mendengarkannya dari temannya sendiri atau orang lain. Meskipun anak tidak terlau mengerti, ia tetap tahu bahwa ada suatu kejadian.

 

Yang harus Mums lakukan adalah mengajukan pertanyaan kepada anak. Tanyakan apa saja yang ia ketahui tentang aksi pengeboman yang baru saja terjadi dan tentang terorisme.

 

Cari tahu sejauh mana pemahaman mereka, dari mana anak mendapatkan informasi tersebut, dan apa yang ia takutkan. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, Mums bisa mengetahui hal-hal yang perlu diluruskan kepada anak. Berikan penjelasan yang jujur dan sebenarnya kepada anak, tapi dalam bahasa yang mudah dipahami dan sepantasnya.

 

2. Kurangi Paparan Foto dan Informasi yang Tidak Sepantasnya Tersebar

Meskipun tidak mudah, kurangi paparan lebih jauh tentang kekerasan dan foto-foto korban teror yang ada di televisi atau media sosial. Hal-hal tersebut bisa menimbulkan trauma bagi anak.

 

Kalaupun anak sudah terlanjur melihatnya, atasi ketakutannya dengan memberikan penjelasan yang menenangkan. Jangan memperlihatkan respon berlebihan terhadap anak, karena hal itu hanya akan semakin memperdalam trauma dan rasa ketakutannya. 

 
Baca juga: Tips Berkomunikasi dengan Anak
 

3. Ceritakan Tentang Peran dan Sosok Heroik Polisi dan Dokter

Untuk mengurangi ketakutan dan mencegah trauma lebih lanjut pada anak, berikan penjelasan tentang hal-hal positif. Berikan pemahaman kepada anak, bahwa meskipun di dunia ini ada orang jahat, selalu ada orang baik yang akan mengalahkannya.

 

Informasikan kepada anak bahwa meskipun terorisme adalah aksi yang jahat, tetapi selalu ada orang baik seperti polisi, tentara, dan dokter yang akan mengalahkan mereka dan menolong korban-korbannya. Angkatlah sisi heroik dari kasus ini kepada anak.

 

4. Hilangkan Ketakutan Anak dengan Meningkatkan Aktivitas Bersamanya 

Fokuslah pada aktivitas dan rutinitas dengan anak. Hal ini bertujuan agar anak tidak terbiasa takut dengan aksi teror. Bagaimanapun juga, tujuan teroris dalam melakukan aksi teror adalah untuk menyebabkan ketakutan pada masyarakat. Oleh sebab itu, Kamu harus mengarahkan agar anak tidak tunduk akan tujuan teroris tersebut.

 

5. Hindari Prasangka Anak Terhadap Golongan Tertentu 

Bila anak mengungkapkan perasaannya tentang kejadian ini, arahkan ke arah yang tepat. Kalau dia merasa marah, pastikan kemarahannya ditujukan kepada pelaku teror. Hindari prasangka negatif terhadap identitas golongan tertentu. 

Baca juga: Manfaat Liburan Keluarga bagi Anak

 

Dengan banyaknya tragedi teror pengeboman di tempat-tempat umum yang terjadi belakangan ini, tentu saja Mums sebagai orangtua harus meningkatkan kewaspadaan dan perlindungan diri dan anak.

 

Pastikan anak mengetahui kontak darurat yang bisa dihubungi jika terjebak dalam situasi berbahaya ketika sedang tidak bersama orang tua. Meskipun begitu, jangan biarkan aksi teror ini menyebabkan ketakutan pada diri sendiri dan anak. Penting untuk diingat, Mums juga harus terus memberikan pengertian kepada anak bahwa terorisme adalah tindakan jahat yang harus dilawan. (UH/AY)