Saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, saya teringat dengan teman sebangku saya yang cukup dekat dengan saya. Ia adalah seorang anak yang cukup ceria, suka mengobrol, dan salah satu hal yang menyebabkan ia mudah diingat adalah karena ia memiliki wajah yang penuh dengan ruam merah.

 

Ruam merah di wajahnya pada saat itu saya kira disebabkan oleh jerawat. Memang pada dasarnya pada saat itu saya masih kecil, dengan polosnya saya bertanya kepadanya apa yang terjadi dengan wajahnya (I know, it’s a sensitive question, right?).

 

Ia hanya menjawab bahwa wajahnya merah-merah akibat obat wajah yang digunakannya. Pada saat itu, saya cukup menyayangkan keadaan wajahnya yang beruntusan, karena kulitnya yang cukup putih sehingga terlihat cukup jelas.

Baca juga: Perawatan Kulit Wajah untuk Segala Usia

 

Pada saat itu saya berpikir, apakah hanya dengan salah pakai obat 1 kali saja bisa menyebabkan dampak jangka panjang seperti itu? Apakah ia terus menggunakan produk wajah tersebut?

 

Pada saat saya kuliah, saya merupakan salah satu orang yang sangat malas untuk merawat wajah. Saya malas mencuci muka dan menggunakan krim wajah. Ibu saya selalu menasihati bahwa kita harus menjaga kebersihan dan kelembapan wajah sejak usia 20-an. Namun, saya hanya menganggapnya angin lewat saja.

 

Sampai suatu hari, saya memutuskan untuk membeli suatu produk krim wajah yang cukup ternama karena produknya menarik dan memiliki kemasan yang lucu (dasar wanita!). Saya pun tidak sabar untuk mencobanya sesegera mungkin.

 

Saya langsung mencuci muka pada saat malam harinya dan menggunakan krim tersebut sebelum tidur. Pada saat menggunakannya, tidak ada efek yang saya rasakan seperti perih atau gatal. Sampai keesokan harinya, saya menyadari bahwa wajah saya menjadi perih dan kemerahan.

 

Singkat cerita, muncul reaksi alergi setelah menggunakan produk tersebut. Saya langsung berhenti menggunakan produk itu. Setelah beberapa hari, gejala pada wajah saya pun menghilang.

 

Jadi dari hal yang saya alami, saya menyadari bahwa keluhan pada kulit, misalnya pada kulit wajah, tergantung dari paparan yang ada. Paparan dari produk kulit dapat menyebabkan kemerahan pada kulit, perih, dan rasa gatal, terutama pada daerah yang terpapar hal tersebut.

 

Jika reaksi alergi cukup parah, dapat menyebabkan gejala yang lebih berat, seperti bengkak pada kedua kelopak mata dan wajah. Biasanya hal ini disebut dengan dermatitis kontak alergi. Pada beberapa keadaan dengan adanya paparan bahan iritan (biasanya pada tangan, seperti karbol), hal ini bisa disebut dengan dermatitis kontak iritan.

Baca juga: Cegah Keriput pada Wajah, Yuk!

 

Jadi bagaimana caranya menghindari reaksi alergi maupun dermatitis ini? Kuncinya adalah setiap orang memiliki imunitas yang berbeda-beda. Demikian pula dengan riwayat alergi, setiap orang memiliki sensitivitas terhadap paparan alergen yang berbeda-beda.

 

Jadi jangan bertanya kepada dokter dan kepada penjual produk wajah Kamu tentang produk apa yang dapat dan tidak dapat menyebabkan alergi. Yang penting dilakukan adalah memperhatikan kapan gejala alergi tersebut muncul. 

 

Mungkin alergi tidak hanya terjadi karena produk kecantikan atau sabun wajah yang memiliki kontak langsung dengan wajah. Mungkin itu berasal dari makanan dan obat-obatan yang sebelumnya Kamu konsumsi (bukan dermatitis, hanya reaksi alergi biasa).

 

Jika memang ingin berpindah produk wajah, sebaiknya minta ukuran sampel terlebih dahulu jika tersedia. Jika memang ada reaksi kemerahan pada wajah, hentikan penggunaan dan pertimbangkan untuk berkonsultasi kepada dokter.

 

Perlu diingat, tingkat stres psikologis pada tubuh juga memiliki peran penting pada kulit kita. Pada beberapa keadaan under stress, gatal-gatal dapat terjadi pada kulit tubuh (biasanya terjadi di daerah lengan) dan disebut dengan urtikaria. Pola makan yang sehat, teratur, dan istirahat yang cukup juga membantu proses regenerasi kulit  agar kulit terlihat cerah.

Baca juga: Menjaga Kesehatan Kulit Wajah ala Song Hye Kyo