Pemberian ASI secara eksklusif di 6 bulan pertama kehidupan si Kecil, kemudian dilanjutkan hingga berusia 2 tahun, merupakan cara terbaik menciptakan sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas. Hal itu tak lain karena komposisi ASI secara optimal akan mengadaptasi kebutuhan pertumbuhan bayi.

 

Namun, bagaimana jika harus menerima kenyataan pahit bahwa produksi ASI seret dan dikhawatirkan tidak mencukupi permintaan si Kecil? Hal ini bukanlah akhir dari cerita kok, Mums.

 

Kehebatan ASI

Bukan rahasia lagi, menyusui adalah “kekuatan super” yang dimiliki oleh setiap ibu setelah ia berhasil melewati masa kehamilan dan proses persalinan. Dari segi teknis, proses pelekatan, pengisapan, dan bonding yang tercipta selama proses menyusui tak bisa digantikan dengan aktivitas mana pun.

 

Keuntungan yang didapatkan oleh bayi yang menyusui secara eksklusif adalah:

  1. Ikatan ibu dan bayi tercipta begitu erat dan dekat karena si Kecil sangat dekat di dalam dekapan Mums. Di kesempatan inilah si Kecil bisa melihat wajah Mums dengan jelas, mencium aroma tubuh Mums, dan saling bersentuhan.

  2. Indra penciuman si Kecil terstimulasi dengan mencium aroma ASI yang Mums produksi. Itulah mengapa bayi akan refleks memutar kepalanya mencari payudara saat merasa lapar.

  3. Hasil penelitian menunjukkan, bayi yang menyusu ASI secara eksklusif berisiko lebih kecil menderita infeksi telinga, infeksi respiratorik, dan gastroenteritis.

  4. Prinsip supply and demand (pasokan dan permintaan) sangat berlaku dalam produksi ASI. Jadi ketika si Kecil memasuki fase growth spurt sekalipun, kuantitas ASI Mums akan tetap cukup. Selain itu, kandungan lemak dalam ASI akan meningkat untuk menyesuaikan kebutuhan si Kecil saat percepatan pertumbuhan terjadi.

  5. Anak yang tidak memperoleh asupan ASI sejak dini, cenderung 1,3 kali lebih berisiko stunting daripada yang menerima asupan ASI sedini mungkin.

 

Baca juga: Ajaib, ASI Bisa Berubah-ubah Sesuai Kebutuhan Bayi!

 

Tak hanya si Kecil, keuntungan menyusui juga bisa Mums dapatkan. Beberapa di antaranya:

  1. Menyusui membakar kalori sebanyak 400-600 kkal per hari. Hal ini tentu saja menyenangkan karena bisa membantu mengurangi kelebihan berat badan dari masa kehamilan.

  2. Menyusui membuat Mums bahagia! Saat menyusui, otak akan melepaskan hormon prolaktin (untuk merangsang produksi ASI) dan oksitosin (hormon cinta). Kombinasi keduanya adalah hormon yang membuat mood bahagia dan membantu proses bonding.

  3. Menurut studi, ibu yang berhasil menyusui anaknya akan cenderung terhindar dari depresi postpartum.

  4. Satu lagi keuntungan menyusui yang pasti Mums sudah tahu yaitu terhindar dari kanker payudara dan kanker ovarium.

 

Menghadapi masalah ASI seret atau menurunnya produksi ASI, memang akan menyulitkan dan membuat Mums frustasi. Namun, itu bukan alasan untuk mengakhiri masa menyusui, ya. Cobalah dulu untuk melakukan beberapa cara berikut ini:

  1. Perbaiki pelekatan menyusui

              Pelekatan yang benar menunjukkan beberapa tanda, yaitu:

  • Dagu bayi menempel ke payudara.
  • Mulut terbuka lebar.

  • Sebagian besar areola, terutama yang berada di bawah, masuk ke dalam mulut bayi.

  • Bibir bayi terlipat keluar.

  • Pipi bayi menggembung.

  • Terdengar bunyi menelan.

  • Mums tidak kesakitan dan bayi menyusu dengan tenang.

 

  1. Perah ASI Setelah Menyusui

               Semakin banyak ASI yang dikeluarkan, maka akan semakin yang diproduksi. Dengan prinsip seperti ini, usahakan agar proses pengosongan payudara benar-benar optimal.                   Setelah si Kecil kenyang dan tertidur, cobalah perah ASI dan lakukan ini secara rutin.

 

Baca juga: ASI Tetap Bisa Diberikan Meski Mengalami 6 Masalah Ini

 

Laktogogue, Solusi Ketika Produksi ASI Menurun

JIka semua cara sudah dilakukan, solusi lain untuk meningkatkan produksi ASI adalah dengan mengonsumsi laktogogue. Pernahkah Mums mendengarnya?

 

Laktogogue adalah obat atau zat yang dipercaya dapat membantu merangsang, mempertahankan, atau meningkatkan produksi ASI. Istilah laktogogue berasal dari kata galactagogue atau galactogogue dari bahasa Yunani. Bila didefinisikan, galact berarti susu dan ogogue berarti mengarah atau meningkatkan.

 

Laktogogue sendiri terdiri dari beberapa golongan, yaitu:

 

Golongan Laktogogue

Contoh

Keterangan

Obat sintetik

  • Metoklopramid

  • Domperidone

Penggunaan perlu pengawasan karena ada efek samping.

Hormon

  • Hormon pertumbuhan

  • Thyrotropin-Releasing Hormone

  • Oksitosin

Penggunaan dibatasi dan perlu pengawasan dokter karena ada efek samping.

Herbal

  • Fenugreek

  • Milk thistle

  • Biji fennel

  • Daun katuk

  • Daun bangun-bangun

  • Ikan gabus

Aman (tanpa efek samping) dan banyak tersedia di alam.

 

Jika Mums ingin mencoba laktogogue untuk melancarkan ASI, boleh-boleh saja, kok. Namun, pastikan memilih yang aman, minim risiko, dan sudah dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

 

Salah satu pilihan laktogogue herbal yang tersedia adalah Herba Asimor, dengan kombinasi Galatonol dan Striatin. Ini bisa menjadi suplemen lengkap untuk meningkatkan produksi ASI. Galatonol adalah kombinasi dari 2 herbal Indonesia, yaitu daun katuk (Sauropus androgynus) dan daun bangun-bangun (Coleus amboinicus Lour). Keduanya merupakan jenis laktogogue yang sudah dipercaya turun-temurun untuk meningkatkan produksi ASI.

 

Tak hanya itu, Herba Asimor mengandung striatin (fraksi dari ikan gabus), yang mengandung protein tinggi, asam lemak, zat besi, seng, kalsium, dan banyak lagi. Jadi tak hanya meningkatkan produksi ASI, Herba Asimor memberikan banyak keunggulan lainnya untuk Mums dan si Kecil di masa menyusui. (AS)

 

Baca juga: ASI dan 10 Fakta Ajaibnya

 

 

 

Sumber:

Babyology. Incredible Facts about Breast Milk.

Healthline. Galactogogues.