Asma merupakan salah satu jenis penyakit yang bisa diderita oleh siapa saja, tidak terkecuali oleh ibu hamil. Bahkan, ibu hamil yang sebelumnya tidak pernah mengalami asma sama sekali, bisa saja mengalami asma pada masa kehamilan.

 

Apa yang menyebabkan timbulnya asma pada ibu hamil?

Setiap orang memiliki saluran udara berbentuk tabung kecil yang berfungsi untuk membawa udara dari dan menuju paru-paru. Pada penderita asma, tabung ini menjadi lebih sensitif sehingga dapat dengan mudah mengalami bengkak dan iritasi. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan saluran napas mengalami penyempitan, serta memungkinkan terjadinya peningkatan produksi lendir dan juga dahak. Jika sudah begini, maka proses bernapas pun menjadi lebih sulit dibanding biasanya karena udara tidak dapat secara bebas keluar dan masuk ke paru-paru. Akibatnya, timbul gejala-gejala asma, seperti batuk, mengi atau dada terasa sesak seperti terikat. Nah, jika Mums mulai mengalami gejala-gejala asma tersebut, sebaiknya jangan diabaikan ya Mums! Selain berdampak buruk bagi kesehatan Mums, asma yang tidak dikontrol dengan baik juga dapat membawa dampak yang buruk bagi kesehatan janin.

Baca juga: Faktor Penyebab Asma pada Anak Beserta Gejalanya

 

Bagaimana cara untuk mengontrol asma saat hamil?

Lalu bagaimana cara untuk mengontrol asma agar tidak menimbulkan dampak-dampak yang buruk bagi Mums dan juga janin? Berikut GueSehat punya beberapa tipsnya!

  1. Hindari pemicu asma

    Ada beberapa hal yang menjadi pemicu timbulnya asma yang harus dihindari, seperti debu, asap, termasuk asap rokok. Selain itu,jika Mums pernah mengalami penyakit refluks asam lambung (Gastroesophageal Reflux Disease – GERD), sebaiknya segeralah tangani dengan baik. Hal ini karena GERD dapat memperburuk gejala asma. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani GERD antara lain dengan makan lebih sedikit namun dengan frekuensi yang lebih sering, menghindari makanan dan minuman yang bisa menaikkan asam lambung, tidak langsung berbaring seusai makan melainkan menunggu tiga jam terlebih dahulu, serta gunakan bantal agar posisi kepala lebih tinggi saat berbaring.

  2. Konsumsi obat sesuai anjuran dokter

    Beberapa jenis obat seperti glukokortikoid sistemik memang sebenarnya tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil karena dikhawatirkan dapat membahayakan janin. Risiko yang dapat ditimbulkan oleh obat ini antara lain meningkatnya kemungkinan bayi lahir secara prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, hingga terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.

    Maka dari itu, jika Mums mengalami asma, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter mengenai obat yang tepat untuk dikonsumsi ya. Penanganan yang tepat untuk asma pada masa kehamilan memang sangat penting, jadi jangan sampai salah mengonsumsi obat yang justru membahayakan janin ya Mums!

  3. Pastikan dokter kandungan mengetahui kondisi Mums

    Asma yang dialami serta pengobatan yang dijalani Mums harus diceritakan kepada dokter. Tujuannya adalah agar kesehatan diri Mums dan Si Kecil di dalam kandungan bisa terus dipantau secara terpadu.

  4. Rutin menjalani medical check-up

    Medical check up bertujuan untuk memantau fungsi paru-paru setiap sebulan sekali selama masa kehamilan. Langkah ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa janin mendapat cukup oksigen. Untuk melakukan medical check-up ini, dokter biasanya akan menggunakan spirometri atau peak flow meter untuk mengukur fungsi paru-paru.

  5. Pantaulah gerakan janin tiap hari

    Memantau gerakan janin setiap hari sangat penting untuk dilakukan, terutama jika usia kandungan Mums sudah mencapai 28 minggu. Pemantauan bisa dilakukan dengan cara memerhatikan dan merasakan pergerakan janin. Jika asma yang terjadi tidak terkontrol dengan baik atau Mums mengalami serangan asma sedang hingga berat, maka Mums perlu melakukan pemeriksaan USG setelah janin berusia 32 minggu. Hal ini bertujuan untuk memantau pertumbuhan janin.

  6. Melakukan vaksin flu

    Vaksinasi flu sangat direkomendasikan untuk dijalani oleh para ibu hamil, termasuk ibu hamil yang memiliki penyakit asma. Vaksin ini memberi perlindungan ekstra terhadap serangan flu.

 

Mums, mulailah untuk lebih peka terhadap diri sendiri. Jika Mums mulai merasakan adanya tanda-tanda asma yang semakin parah seperti sulit bernapas, batuk yang lebih buruk pada malam serta pagi hari, batuk saat beraktivitas fisik, mengi, dan sesak pada bagian dada, segeralah memeriksakan diri ke dokter.

Baca juga: Lakukan 5 Cara Menyembuhkan Asma Berikut!

 

Apa dampaknya jika asma yang terjadi selama kehamilan tidak dikontrol dengan baik?

Apabila kondisi asma yang Mums alami selama kehamilan tidak dikontrol dengan baik, maka ada kemungkinan jika Mums dan juga janin akan mengalami sejumlah risiko kesehatan seperti :

  • Mums mengalami morning sickness yang parah

  • Preeklampsia atau komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi serta tanda-tanda kerusaka pada organ, seperti ginjal maupun organ lainnya.

  • Mums mengalami pendarahan vagina

  • Terhambatnya pertumbuhan janin

  • Bayi yang lahir prematur

  • Bayi lahir dengan berat badan yang rendah

  • Pada beberapa kasus esktrem, bisa membahayakan keselamatan bayi

 

Penanganan tepat bagi ibu hamil yang mengidap asma sangat diperlukan dan diperhatikan supaya risiko janin mengalami kekurangan pasokan oksigen bisa teratasi. Selain itu, jangan lupa juga untuk senantiasa menjaga pola hidup sehat supaya Si Kecil bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal ya Mums! (BAG/OCH)