Hampir setiap ibu hamil menginginkan proses persalinan secara normal. Namun, ada beberapa faktor yang membuat Mums mau tidak mau harus menjalani operasi Caesar. Salah satu penyebabnya adalah posisi bayi dalam kandungan sungsang. Ketahui penyebab bayi sungsang, posisi yang sering kali membuat bayi sulit untuk dilahirkan.

Baca juga: Melahirkan Normal Tanpa Rasa Sakit

 

Apa itu posisi sungsang?

Posisi sungsang merupakan posisi bayi dalam kandungan ketika kepala berada di bagian atas, sedangkan bokong berada di bagian bawah dekat dengan leher rahim. Menurut dr. Miriam Stoppard, 4 dari 100 bayi lahir dalam posisi sungsang. Jadi, Mums tidak perlu terlalu khawatir karena posisi sungsang bukan suatu kelainan. Hal ini merupakan sesuatu yang normal.

 

Posisi bayi dalam kandungan dapat diketahui melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Posisi yang normal untuk melahirkan atau posisi anterior adalah posisi kepala bayi berada di dekat leher rahim. Kepala bayi akan membuka jalan kelahiran. Biasanya, janin akan berada pada posisi ini di usia kehamilan 36 minggu.

 

Perlu Mums ketahui bahwa bayi dengan posisi bokong bayi di dekat jalan lahir pada usia kehamilan di bawah 28 minggu belum dianggap sungsang. Pasalnya seiring mendekati waktu melahirkan, bayi masih bisa bergerak dan berganti posisi. Jika posisi bayi seperti itu di usia kehamilan 37 minggu, dokter akan memberi beberapa saran untuk memperbaiki posisi bayi.

 

Mums juga tidak perlu khawatir mengenai bayi yang lahir dengan posisi sungsang. Kemungkinan bayi menjadi cacat akibat posisi ini sangat kecil. Studi menunjukkan bahwa 93% bayi dengan posisi sungsang lahir dengan normal, kok.

 

 

Penyebab Bayi Sungsang

Sampai saat ini, penyebab bayi sungsang belum diketahui secara pasti. Banyak kasus yang mengaitkannya dengan kelahiran prematur, jumlah cairan ketuban yang tidak normal, kehamilan kembar, dan lain-lain. Berikut ini beberapa kondisi yang menjadi penyebab bayi sungsang seperti dilansir oleh theasianparent.

 

1. Bentuk rahim tidak normal

Masalah pada rahim juga berpengaruh pada pergerakan janin dalam kandungan. Adanya mioma (tumor jinak rahim) bisa menghambat pergerakan janin. Rahim yang berbentuk memanjang (septum uterus) juga dapat membuat janin sulit berputar, sehingga janin berpeluang dalam posisi sungsang.

 

2. Volume air ketuban

Jumlah cairan ketuban yang tidak normal juga bisa menjadi penyebab bayi sungsang. Volume cairan ketuban yang terlalu banyak membuat bayi dapat bergerak leluasa, sehingga menjadi lebih sering bergerak dan berubah posisi. Sementara jika cairan ketuban terlalu sedikit, bayi akan sulit untuk bergerak dan berputar posisi.

 

3. Kelainan letak plasenta

Jika plasenta menutupi jalan lahir atau rongga panggul, hal tersebut dapat membuat bayi berada pada posisi yang tidak normal dan menghalangi kepalanya masuk ke jalan lahir.

 

4. Ukuran bayi terlalu kecil atau terlalu besar

Mirip dengan cairan ketuban, ukuran bayi yang tidak normal juga memengaruhi posisi bayi dalam kandungan. Jika ukuran bayi terlalu besar, ia akan kesulitan untuk bergerak. Namun jika tubuh bayi terlalu kecil, ia akan leluasa mengubah posisinya.

 

Tidak hanya itu Mums, terlalu lama duduk, memiliki panggul yang sempit, pernah memiliki riwayat kehamilan sungsang sebelumnya, hamil di usia 35 tahun ke atas, dan keadaan ibu yang stres bisa menjadi penyebab bayi sungsang, lho.

Baca juga: Olahraga Saat Hamil Baik untuk Ibu dan Bayi  

 

Bagaimana jika bayi dalam posisi sungsang?

Mendekati waktu kelahiran, USG akan semakin sering dilakukan untuk mengetahui posisi si Kecil sungsang atau tidak. Jika mendekati waktu kelahiran posisinya sungsang, dokter akan memberi arahan kepada Mums untuk mengubah posisi si Kecil. Namun jika tidak bisa, kemungkinan besar Mums harus melahirkan dengan operasi Caesar. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengubah posisi sungsang pada si Kecil.

 

  1. External Cephalic Version (ECV)

ECV merupakan proses ketika dokter atau bidan yang telah terlatih mencoba memutar posisi bayi dalam kandungan melalui teknik pijatan atau memberi tekanan pada perut Mums. Untuk melakukan ECV, dapat dipandu dengan USG. Teknik ini diberikan pada usia kehamilan 36-38 minggu. Jadi jika terjadi komplikasi, bayi bisa segera dilahirkan. Namun tidak semua kehamilan bisa mendapat ECV. Mums yang hamil kembar atau memiliki masalah plasenta tidak direkomendasikan melakukan ECV.

 

  1. Olahraga

Olahraga yang paling mudah dilakukan adalah berjalan. Mums bisa berjalan santai selama 30 menit per hari. Berenang dan yoga juga bisa membantu bayi mengubah posisinya. Olahraga lain yang bisa Mums coba adalah gerakan breech tilt, yakni gerakan berbaring di lantai, menaruh kedua kaki di atas kursi, dan taruh bantal di bawah bokong Mums. Pertahankan posisi ini selama kurang lebih 15 menit.

 

  1. Posisi lutut-dada

Cara alami yang banyak disarankan oleh dokter adalah posisi lutut-dada atau posisi menungging (sujud). Berlututlah di lantai, lalu tempatkan kepala atau dahi di lantai. Sebaiknya lakukan posisi ini dalam keadaan perut kosong, ya. Sambil menungging, bernapaslah dalam-dalam dan secara perlahan. Mums bisa melakukan gerakan ini kurang lebih 5 kali sehari dalam waktu 3-5 menit.

 

Setelah mengetahui penyebab bayi sungsang, jangan lupa berkonsultasi kepada dokter kandungan atau bidan, terutama bila memiliki faktor yang berisiko menyebabkan bayi sungsang. Jika dokter atau bidan memberi tahu bahwa bayi dalam kandungan berada pada posisi sungsang, ikuti instruksinya ya, Mums.

 

Jangan melakukan sesuatu tanpa berkonsultasi terlebih dahulu. Secara teori, bayi dalam posisi sungsang bisa diperbaiki, kok. Namun jika sampai usia kehamilan 38-40 minggu si Kecil masih dalam posisi sungsang, maka operasi Caesar merupakan cara yang paling aman untuk mengurangi risiko pada Mums dan si Kecil.

Baca juga: Kehamilan yang Baik Menurut dr. Boy Abidin