Pernah dengan istilah ringworm? Ringworm atau istilah medisnya tinea capitis adalah infeksi jamur di kulit kepala yang sering menyerang anak-anak. Jamur tersebut memiliki bentuk melingkar mirip cacing, terutama pada bayi dan anak-anak sehingga disebut ringworm.

 

Infeksi ini sangat mudah menular, dan penularan paling banyak adalah dari binatang ke manusia. Tinea capitis tidak hanya menyerang kulit kepala, tetapi bisa menyerang bagian tubuh anak yang lain. Memang bagian yang paling sering terserang infeksi ini adalah kulit kepala dan bagian kepala lainnya (termasuk wajah).

 

Berikut ini semua hal yang perlu Kamu tahu tentang pencegahan dan pengobatan penyakit ringworm atau tinea capitis, seperti dilansir dari healthline.com

Baca juga: Penyakit Kulit pada Bayi
 

Inilah Gejala Utama Tinea Capitis

Gejala tinea capitis seringkali diawali dengan munculnya ruam merah bersisik di kulit. Ruam tersebut bisa saja hanya satu atau tersebar di beberapa bagian kulit. Oleh sebabnya, Mums perlu terus memeriksa seluruh kulit si Kecil. Jika ruam ada di kulit kepala, banyak yang salah mengartikannya sebagai ketombe atau cradle cap. Tinea capitis pada rambut bisa menyebabkan rambut rontok pada area dimana ruam berada.

 

Pada umumnya, tinea capitis paling sering menyerang anak-anak berusia 2 – 10 tahun. Namun, infeksi jamur ini juga bisa ditemukan pada bayi di bawah usia 2 tahun. Tinea capitis juga bisa muncul di wajah dan menyebabkan rasa gatal, sehingga dari luar terlihat seperti eksim atau dermatitis atopik. Lama kelamaan, infeksi jamur ini bisa membesar dalam bentuk lingkaran dengan ukuran diameter ½ hingga 1 inci. Si Kecil juga akan merasa gatal pada ruam tersebut.

 

Tinea capitis di kulit kepala juga bisa membesar dan bertambah parah, sehingga disebut kerion. Kerion adalah lesi atau luka di area dimana ruamnya pertama kali muncul. Kalau si Kecil memiliki kerion, ia akan mengalami gejala ruam dan pelunakan ada kelenjar getah bening di lehernya. Bagian kulit lainnya yang bisa terkena kondisi tersbut adalah:

  • Pipi
  • Dagu
  • Bagian mata
  • Kening
  • Hidung

Tinea capitis memang bisa menyerang si Kecil pada bagian tubuh manapun, namun tidak selalu muncul dalam bentuk bulat. Infeksi jamur pada tubuh tersebut biasanya disebut tinea corporis dan juga umum ditemukan pada anak-anak.

Baca juga: Gejala dan Penanganan Eksem pada Bayi

 

Bagaimana Tinea Capitis Didiagnosis?

Dokter umumnya akan mendiagnosis tinea capitis dengan melakukan pemeriksaan fisik dan melihat riwayat medis si Kecil. Infeksi jamur ini biasanya memiliki ciri dan wujud yang khas, sehingga dokter bisa mendiagnosisnya hanya dengan pemeriksaan fisik. Namun, pada beberapa kasus dokter membutuhkan pemeriksaan detil menggunakan mikroskop.

 

Apa Saja Faktor Risiko Tinea Capitis? 

Bayi dengan kondisi tertentu memiliki risiko lebih tinggi terkena tinea capitis, seperti:

  • Tinggal di wilayah dengan suhu hangat (jamur tinea berkembang biak dengan baik di lingkungan hangat dan lembab)
  • Memiliki kontak langsung dengan anak lain atau binatang yang memiliki tinea capitis
  • Memiliki sistem imun yang rendah, termasuk anak yang melakukan pengobatan kanker
  • Kekurangan gizi.

 

Bagaimana Pengobatan Tinea Capitis pada Bayi?

Pengobatan untuk tinea capitis tergantung dengan keparahan kondisinya sendiri. Misalnya, si Kecil hanya memiliki satu atau dua ruam merah dan bersisik kecil, sehingga dokter hanya akan memberikan krim sebagai obatnya. Contoh krim yang biasa digunakan untuk mengobati tinea capitis adalah: 

  • Klotrimazol
  • Mikonozale
  • Terbinafine (konsultasi dulu ke dokter sebelum digunakan)
  • Tolnaftate

Penggunaan krim-krim tersebut umumnya hanya diaplikasikan pada kulit anak di bagian manapun sebanyak 2 – 3 kali sehari. Mums hanya perlu mengaplikasikannya pada bagian tubuh dimana ruam berada.

Selain krim, biasanya dokter juga akan memberikan sampo anti jamur jika ruamnya merusak kesehatan kulit kepala. Namun, sampo ini tidak bisa dijadikan pengobatan yang efektif. 

Jika setelah diberikan krim ruamh tinea capitis pada si Kecil tidak sembuh dan malah membesar, dokter biasanya akan memberikan obat anti jamur oral (cair). Jika infeksinya parah, proses penyembuhannya umumnya memakan waktu 4 – 6 minggu.

 

Bagaimana Cara Mencegah Tinea Capitis pada Bayi?

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, binatang peliharaan bisa menularkan tinea capitis kepada si Kecil. Oleh sebab itu, kalau Mums punya binatang peliharaan di rumah, berhati-hatilah. Periksa jika binatang peliharaan mengalami gatal-gatal, ruam bersisik, atau kebotakan di bulu dan kulitnya. Mengidentifikasi dan mengobati tinea capitis pada binatang peliharaan bisa mencegah penularannya pada si Kecil.

Selain itu, sebaiknya jangan membagi atau meminjamkan barang-barang di bawah ini dengan anak lain:

  • Jepit rambut
  • Sisir
  • Ikat rambut
  • Topi

Kalau si Kecil ataupun bayi lain memiliki tinea capitis, saling meminjamkan barang-barang tersebut bisa mempermudah penularan infeksi jamur tersebut. 

Baca juga: Mencegah Kepala Peang pada Bayi

 

Tinea capitis memang bisa menimbulkan ketidaknyamanan pada si Kecil, namun infeksi jamur ini sangat mudah diobati. Jadi, Mums perlu terus memeriksa kulit si Kecil pada seluruh bagian tubuh. Pasalnya, kondisi ini sangat mudah menular pada anak-anak. Oleh sebab itu, lebih baik lakukan pencegahan. (UH/AY)