Sejak dulu, orang tua sering berdebat mengenai siapa yang lebih sulit dibesarkan, anak laki-laki atau anak perempuan? Adakah jawaban pasti yang dapat mengakhiri perdebatan ini?

 

Setiap anak adalah individu yang berbeda. Kepribadiannyalah yang membentuk sikap dan perilakunya sehari-hari. Lingkungan, termasuk Mums sebagai orang tua, juga memainkan peranan penting. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa sejak lahir, laki-laki dan perempuan memang sudah berbeda, tidak hanya secara fisik, tetapi juga cara kerja otaknya.

 

Pada awal 1980-an, seorang ahli saraf, Norman Geschwind, mengatakan bahwa jumlah hormon testosteron dalam tubuh laki-laki dapat memperlambat laju perkembangan otak. Itulah mengapa perempuan yang memiliki hormon testosteron lebih sedikit memiliki perkembangan otak yang lebih cepat.

 

Teori ini mungkin bisa menjelaskan mengapa anak perempuan dapat berbicara lebih cepat dibanding anak laki-laki. Dari perbedaan kerja otak ini, dapatkan diketahui jenis kelamin mana yang paling sulit untuk dibesarkan?

 

“Saat orang tua mulai bertanya-tanya jenis kelamin mana yang paling sulit atau lebih mudah dibesarkan, sebetulnya ia tengah mencari pelarian dari perasaan frustasi yang dihadapinya sebagai orang tua,” ujar Michael Gurian, seorang terapis keluarga dan penulis buku Nurture The Nature.

 

“Mungkin saat itu, ia tengah kesulitan untuk membuat anak laki-lakinya berhenti melompat-lompat di atas meja. Sementara di ruangan yang sama, anak perempuan tetangganya duduk tenang bermain boneka,” jelas Michael. Michael menegaskan bahwa orang tua yang memiliki anak laki-laki atau perempuan menghadapi kesulitannya masing-masing.

 

Baca juga: Membesarkan Anak Sambil Bekerja 

 

Mengasuh Anak Perempuan

Hal-hal apa saja yang membuat para ibu berpendapat bahwa anak perempuan lebih sulit dibesarkan?

 

1. Emosi yang Tak Mudah Ditebak

Mums dengan anak perempuan pasti mengerti bahwa si Kecil memiliki emosi yang mudah berubah-ubah. Berbeda dengan laki-laki yang cenderung memiliki emosi lebih stabil. Karena banyak dipengaruhi oleh perasaan, perempuan memang memiliki emosi yang lebih labil.

 

Banyak hal bisa mengubah mood-nya dari senang ke sedih, atau sebaliknya. Untuk mengatasi hal ini, cobalah berkomunikasi dengan si Kecil. Tanyakan dengan jelas kepadanya apa yang membuatnya marah atau sedih, lalu selesaikan masalah tersebut bersama-sama.

 

2. Lebih Suka Berbicara

Selain menjelaskan perkembangan berkomunikasi yang lebih cepat pada anak perempuan, teori Norman Geschwind juga menerangkan bagaimana kaum hawa lebih suka berbicara. Perkembangan yang lebih cepat, membuat otak perempuan lebih banyak menyerap kata-kata dibanding laki-laki.

 

Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa perempuan menggunakan sekitar 20.000 kata per hari, sementara laki-laki hanya 7.000 kata. Inilah alasan mengapa anak perempuan terlihat lebih cerewet.

 

Berita baiknya, mereka akan menjadi lebih terbuka karena tidak sulit untuk mengungkapkan pikirannya. Berita buruknya adalah seiring dengan semakin bertumbuhnya si Kecil, Mums akan berhadapan dengan banyak perdebatan dan sifat defensif.

 

3. Perasaan Menghargai Diri Sendiri

Bangga pada diri sendiri, khususnya dalam hal fisik, adalah hal penting yang harus ditanamkan dalam diri anak perempuan. Hal ini karena anak perempuan cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain.

 

Walaupun balita belum mengerti benar kekurangan dan kelebihan fisiknya, jika Mums tidak membantunya menghargai itu sejak dini, saat remaja nanti ia akan mengalami masalah kepercayaan diri. Tidak sedikit saat ini kasus remaja perempuan yang menyiksa diri dengan tidak makan hanya demi mendapatkan tubuh seindah aktris idolanya.

 

Bagaimana cara menumbuhkan rasa bangga pada dirinya sejak dini? Mums adalah contoh bagi si Kecil! Berhati-hatilah dengan pendapat Mums mengenai diri sendiri. Jangan sampai ia melihat Mums terus-menerus mengeluh mengenai pipi yang tembam, perut yang buncit, atau paha yang berlemak, karena ini akan tertanam dalam dirinya. Mums juga dapat membimbing Si Kecil untuk merespons sinyal-sinyal yang diberikan tubuh, misalnya berhenti bermain saat lelah dan makan saat perut terasa lapar.

 

Baca juga: Cara Mengembangkan 8 Jenis Kecerdasan Anak

  

Membesarkan Anak Laki-Laki

Apa saja yang membuat seorang anak laki-laki dicap lebih sulit untuk dibesarkan?

 

1. Sangat Agresif Secara Fisik

Mums yang memiliki anak laki-laki pasti setuju bahwa si Kecil cenderung sangat aktif dan agresif secara fisik. Para peneliti menyebutkan bahwa hormon testosteron dalam otak laki-laki cenderung membuat perilaku menjadi lebih 'kasar' dan agresif.

 

Sering-seringlah mengajak si Kecil bermain di taman atau tempat terbuka. Jika rumah Mums memiliki halaman yang cukup luas, pertimbangkan untuk melengkapinya dengan permainan-permainan outdoor untuk si Kecil. Mums juga dapat membimbing keaktifannya pada sesuatu yang lebih positif, seperti menyertakannya pada bidang olahraga yang disukainya.

 

2. Sulit Berkomunikasi dan Mengekspresikan Perasaan

Tidak hanya lebih lama berbicara dibandingkan perempuan, anak laki-laki pun memiliki perbendaharaan kata yang lebih terbatas. Jadi, mereka kesulitan untuk mengekspresikan perasaan, terutama secara verbal. Untuk mengakalinya, jangan ragu untuk bertanya secara detail kepadanya.

 

Contohnya ketika ia baru pulang sekolah dan Mums ingin mengetahui kesehariannya, jangan menyerah jika ia hanya menjawab, “Baik-baik saja”. Cobalah untuk bertanya lebih spesifik, seperti 'lagu apa saja yang kalian nyanyikan di sekolah tadi?' atau 'apakah Kamu sempat bermain dengan teman-teman?'

 

3. Disiplin Sulit Diterapkan

Menurut Leonard Sax, M.D., penulis buku Boys Adrift, sejak lahir perempuan cenderung lebih tertarik pada warna dan tekstur (seperti wajah manusia), sedangkan laki-laki lebih memerhatikan gerakan, seperti ban mobil yang berputar.

 

Inilah yang menyebabkan perempuan banyak bereksplorasi dengan wajah manusia. Alhasil, mereka lebih pandai membaca sinyal-sinyal nonverbal, seperti ekspresi dan nada bicara. Berbeda dengan anak laki-laki, mereka sulit untuk menginterpretasikan sinyal-sinyal nonverbal tersebut dan lebih tertarik pada aksi atau tindakan.

 

Selain itu, sejak lahir kemampuan pendengaran anak laki-laki berada di bawah kemampuan anak perempuan. Pendengaran anak perempuan lebih sensitif karena pusat bahasa dalam otaknya berkembang lebih cepat. Ini berarti anak perempuan memiliki respons yang lebih baik jika Mums menerapkan disiplin lewat kata-kata, seperti 'Jangan lakukan itu!' atau 'Tidak boleh berkata kasar'.

 

Sedangkan anak laki-laki lebih mudah memahami disiplin melalui aksi atau tindakan. Ya, mungkin memang Mums harus menerapkan strategi time out saat si Jagoan Cilik menolak untuk berhenti bermain.

 

Baca juga: Mengenalkan Gender kepada Anak Wajib Dilakukan Sejak Dini

  

Gaya Asuh yang Tepat

Baik laki-laki maupun perempuan, membesarkan anak membutuhkan kerja keras. Kathleen Crowley-Long, PhD., profesor psikologi dari College of Saint Rose di Albany, New York, berkata, “Dari pengamatan saya, karakter seorang anak dipengaruhi oleh kecerdasan emosi sejak lahir dan bagaimana pola asuh orang tuanya. Gender hanya memberikan sedikit pengaruh.”

 

Memang tidak bisa disamaratakan bahwa semua anak laki-laki agresif dan perempuan tidak. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, banyak ditemukan tipikal perilaku laki-laki juga ada dalam diri anak perempuan, begitu pula sebaliknya.

 

Seberapa besar kesulitan yang Mums hadapi saat membesarkan si Kecil sangat bergantung pada gaya asuh Mums sendiri. Kunci menjadi orang tua yang sukses adalah apapun jenis kelamin si Kecil, sesuaikan kepribadiannya dengan pola asuh Mums.

 

Jika si Kecil adalah anak yang sensitif, Mums tidak bisa menggunakan emosi negatif saat mengasuhnya. Cobalah menggunakan cara-cara yang lebih lembut. Sebagai orang tua, Mums juga harus mengetahui bahwa setiap karakter negatif yang Mums temukan dalam diri si Kecil dapat diarahkan menjadi sesuatu yang positif.

 

Jika si Kecil adalah seorang bos cilik yang suka mengatur, Mums bisa membimbingnya menjadi pemimpin yang baik kelak. Salah satu caranya adalah dengan mengenalkan batasan-batasan apa dan siapa yang boleh ia atur dan yang tidak.  (OCH/AS)

 

alasan_harus_punya_anak_perempuan