Selaput dara adalah bagian tubuh yang seringkali disalahpahami. Ada banyak mitos tentang selaput dara yang hingga saat ini, kerap dipercaya sebagian besar masyarakat di seluruh dunia, tidak sekadar di Indonesia.
Banyak orang yang mengaitkan selaput dara dengan keperawanan dan menganggap selaput dara akan robek ketika Kamu melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya. Padahal, selaput dara bisa robek secara alami seiring waktu.
Agar Kamu semakin memahami dan tidak percaya mitos selaput dara, penting nih terutama bagi kaum pria untuk mengetahuinya!
Baca juga: Benarkah Selaput Dara Robek Berarti Tidak Perawan?
Fakta tentang Selaput Dara
Selaput dara digambarkan sebagai jaringan mukosa tipis yang mengelilingi atau sebagian menutupi lubang vagina dari luar. Selaput dara merupakan bagian dari vulva atau genitalia eksternal, di mana strukturnya mirip dengan vagina. Tidak ada yang tahu mengapa wanita dilahirkan dengan selaput dara.
Saat lahir, membran di vagina berbentuk donat yang tidak memiliki ujung saraf, menonjol, dan tebal. Tapi, ia akan berubah cukup cepat. Pada anak-anak, biasanya selaput dara berbentuk bulan sabit, walaupun sangat bervariasi. Ketika sudah melewati masa pubertas, peningkatan kadar estrogen menyebabkan selaput dara tumbuh lebih elastis dan berubah bentuk.
Inilah 7 faktal tentang selaput dara yang harus Geng Sehat ketahui.
1. Memiliki berbagai bentuk dan ukuran
Setiap wanita memiliki bentuk dan ukuran selaput dara yang berbeda. Selaput dara hanyalah selembar jaringan tipis dengan lubang di dalamnya yang terletak satu atau dua sentimeter di dalam lubang vagina. Ada wanita yang memiliki bentuk selaput dara tebal, ada yang tipis dan mudah robek bahkan tanpa hubungan seksual.
2. Sulit dilihat
Apabila Kamu berusaha mencari tahu bagaimana bentuk selaput dara yang ada di dalam vagina, sulit kemungkinannya untuk bisa melihat. Jika tidak tahu apa yang dicari, Kamu akan kesulitan mengatakan perbedaannya karena berada di dalam vagina.
3. Tidak hilang setelah berhubungan seks
Selaput dara tidak akan hilang dengan sendirinya setelah Kamu melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya. Saat berhubungan seks, selaput dara akan sedikit meregang dan itulah yang menyebabkan pendarahan. Tapi, selaput dara tidak hilang begitu saja.
Baca juga: Kata Wanita, Ini Kesalahan yang Dilakukan Pria Saat Berhubungan Seks
4. Bukan pendeteksi keperawanan wanita
Seorang wanita sering dikatakan perawan saat ia mengalami pendarahaan ketika berhubungan seks untuk pertama kalinya. Di mana, darah yang keluar dikaitkan dengan robeknya selaput dara. Padahal, darah yang keluar dari vagina disebabkan oleh meregangnya selaput dara.
Faktanya, tidak semua selaput dara yang meregang akan mengeluarkan darah. Selain itu, beberapa wanita memiliki selaput dara yang akan meregang saat mereka melakukan aktivitas non-seksual seperti berkuda, berlari, atau bersepeda. Keperawanan merupakan sebuah konsep yang dibangun oleh norma sosial dan agama, bukan kondisi medis.
5. Tidak semua wanita memiliki selaput dara
Jadi, apabila Kamu tidak memiliki selaput dara, tidak usah berkecil hati. Bagaimanapun, selaput dara tidak memiliki dampak sama sekali pada kehidupan seks Kamu. Dilahirkan tanpa selaput dara sama sekali tidak akan memengaruhi kesehatan seksual dan reproduksi Kamu.
6. Membran selaput dara yang utuh tidak menutupi seluruh lubang vagina
Jika itu terjadi, gadis remaja yang masih memiliki selaput dara utuh saat pubertas tidak akan bisa menstruasi dengan baik.
7. Tidak selalu terasa sakit ketika selaput dara meregang
Mungkin, Kamu akan merasa sedikit sakit ketika selaput dara meregang untuk pertama kalinya. Namun, tidak selalu seperti itu. Ada beberapa wanita yang tidak merasakan apapun ketika selaput dara mereka meregang.
Baca juga: Tips Berhubungan Seks di Malam Pertama
Referensi:
Cosmopolitan. 10 Things You Need to Know About Hymens
Healthline. Does It Hurt When Your Hymen Breaks?
SELF. 7 Things People Get Wrong About The Hymen
Teen Vouge. Breaking the Hymen: 6 Facts and Myths About Virginity
YourTango. 7 Myths-Busting Facts You Probably Didn’t Know About The Hymen
