Diperkirakan, lebih dari 415 juta orang di seluruh dunia memiliki atau berisiko diabetes, di mana 46 persen dari mereka tidak terdiagnosis. Angka ini diperkirakan meningkat menjadi 642 juta orang pada tahun 2040 mendatang.

 

Diabetes merupakan penyakit dengan risiko kesehatan paling serius saat ini karena menjadi penyebab utama kebutaan, amputasi dan gagal ginjal. Berperan juga terhadap penyakit jantung dan stroke. Namun, tidak semua informasi tentang diabetes akurat. 

 

Baca juga: Cek Yuk, Apakah Kamu Punya Minimal 1 dari 5 Faktor Risiko Diabetes Berikut!

 

5 Mitos tentang Diabetes

Inilah 5 mitos tentang diabetes yang harus Kamu ketahui.

 

1.Hanya anak-anak yang terkena diabetes tipe 1

Seorang wanita berusia 40-an, menulis di blog Diabetic Journey bahwa ia memiliki diabetes tipe 1 yang gejalanya seperti flu, sering buang air kecil dan kehausan. Karena umurnya yang tidak lagi muda, dokter mengatakan jika ia terkena diabetes tipe 2, dan kesalahan diagnosis itu menyebabkannya masuk ruang gawat darurat.

 

Dari 64.000 kasus diabetes tipe 1 yang didiagnosis di Amerika Serikat setiap tahun, kurang dari setengahnya, sekitar 27.000 kasus, terjadi pada orang di bawah umur 20 tahun. Sementara 37.000 kasus lainnya adalah orang dewasa dengan rentang umur antara 20 hingga 65 tahun.

 

Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun yang menyerang pankreas seseorang, menghancurkan kemampuannya untuk memproduksi insulin, hormon yang mengatur pemrosesan glukosa. Satu-satunya mengelola diabetes tipe 1 adalah suntikan insulin atau pompa insulin. Sementara pasien diabetes tipe 2 masih menghasilkan insulin, tapi tidak berfungsi maksimal.

 

Jika tidak diobati segera, diabetes tipe 1 bisa berakibat fatal. Itu karena, tubuh tidak dapat menggunakan gula dalam darah, sehingga memecah lemak untuk bahan bakar dan menghasilkan kadar asam berbahaya.

 

Baca juga: Cara Mudah Mencegah Prediabetes Menjadi Diabetes

 

2.Mengonsumsi gula bisa menyebabkan diabetes

Karena kadar gula berperan penting dalam mengelola diabetes, banyak orang menganggap bahwa gula adalah penyebabnya. Diabetes tipe 1 berkembang sebagai akibat dari risiko genetik, di mana pemicunya tidak jelas dan bukan disebabkan karena makan gula atau apa pun.

 

Diebetes tipe 2 sedikit rumit. Obesitas berperan besar, walaupun faktor genetik sangat berpengaruh, bahkan lebih besar daripada diabetes tipe 1. Ada banyak orang mengonsumsi makanan dengan lemak dan gula banyak, namun tidak memiliki diabetes karena pankreas mereka menghasilkan insulin sesuai yang dibutuhkan.

 

Terlalu banyak mengonsumsi gula tidak akan menyebabkan diabetes, tapi menyebabkan obesitas atau kegemukan. Kelebihan berat badan bisa meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.

 

3. Orang dengan diabetes perlu makanan khusus

Well, Kamu tidak usah khawatir karena mitos ini tidak benar. Makanan khusus yang diklaim bagi pasien diabetes masih bisa meningkatkan kadar glukosa darah dan juga harganya lebih mahal. Sebenarnya, makanan yang harus dikonsumsi oleh orang diabetes sama dengan makanan sehat buat siapa pun.

 

Umumnya, makanan sehat penderita diabetes harus mencakup banyak sayuran yang tidak mengandung zat tepung, membatasi gula tambahan, mengonsumsi biji-bijian utuh daripada olahan, dan tidak mengonsumsi makanan siap saji.

 

Baca juga: Makanan untuk Menyehatkan Kulit Penderita Diabetes
 

4. Pasti mengalami kebutaan dan kakinya diamputasi

Diabetes adalah penyebab utama kebutaan dan tidak sedikit pasien yang terpaksa diamputasi kakinya. Namun, orang-orang dengan diabetes yang rutin mengontrol gula darah, tekanan darah, berat badan dan berhenti merokok, bisa meningkatkan peluang agar tetap terbebas dari segala komplikasi. Kebutaan dan amputasi dapat dicegah oleh orang yang punya diabetes, terutama jika rutin melakukan pemeriksaan kadar gula darah setiap tahun

 

5. Diabetes tipe 1 bisa diobati tanpa insulin

Terkadang, seseorang yang baru saja didiagnosis diabetes tipe 1 dapat terbebas dari insulin setelah gula darah mereka terkendali. Fase ini dikenal sebagai “periode bulan madu”, di mana pasien dapat menjaga kadar gula darah melalui diet, menurunkan berat badan dan juga olahraga.

 

Dalam beberapa kasus, pasien hanya menjalani periode ini selama beberapa bulan saja, jarang yang melakukannya dalam waktu tahunan. Setelah itu, mereka akan kembali menggunakan insulin karena sistem kekebalan tubuh mereka yang terus menyerang pankreas.

 

Baca juga: Terapi Insulin pada Penyandang Diabetes

 

 

 

Referensi:

Diabetes. Diabetes Myths

ADA. Myths about Diabetes

The Washington Post. Five myths about diabetes