Meskipun usia atau riwayat di keluarga berperan menyebabkan diabetes, tetapi pemicu terbesar diabetes melitus tipe 2 adalah gaya hidup. Kadang, kita merasa sudah menjalankan gaya hidup sehat, ternyata masih kena diabetes juga.

 

 

5 Kebiasaan yang Bisa Menyebabkan Diabetes

Berikut ini 5 kebiasaan yang bisa menyebabkan diabetes dan sebaiknya Kamu hindari:

 

1. Melewatkan sarapan

Ada banyak manfaat sarapan bagi kesehatan. Penelitian yang diterbitkan pada tahun 2019 di The Journal of Nutrition menyimpulkan bahwa mereka yang melewatkan sarapan berisiko lebih besar terkena diabetes dibandingkan mereka yang rutin sarapan sehat dengan makan oatmeal atau telur.

 

 

Manfaat sarapan dalam mencegah diabetes bukan dari jenis makanannya, tetapi lebih pada bagaimana sarapan mampu menjaga berat badan dan mempertahankan indeks massa tubuh (BMI) yang lebih rendah. Hal ini karena dengan melewatkan sarapan akan membuatmu makan tinggi kalori yang berlebihan di siang hari.

 

Biasakan sarapan mulai sekarang, dan penting juga memilih jenis sarapannya. Akan menjadi nilai plus jika sarapannya sehat. Misalnya, smoothie berprotein tinggi yang dibuat dari yogurt, keju dan buah-buahan. Atau serapan yang mengandung protein dan lemak seperti telur, keju, tahu, atau selai kacang. Bagi yang terbiasa sarapan “kelas berat”, bisa memilih karbohidrat kaya serat seperti buah utuh atau roti gandum utuh.

 

Khusus pecinta kopi, silakan sarapan ditemani kopi. Sebuah studi yang mengamati lebih dari 1 juta peserta menunjukkan bahwa setiap cangkir kopi tambahan yang dikonsumsi dalam sehari dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes hingga 9 persen. Namun, kopi yang dimaksud adalah kopi tanpa gula. 

 

Baca juga: Lupakan Nasi Uduk, Ganti dengan 9 Makanan Sehat untuk Sarapan
 

2. Kebiasaan duduk terlalu lama

Olahraga teratur adalah kunci untuk menangkal diabetes. Setengah jam latihan aerobik intensitas sedang (seperti jalan cepat atau berenang) setiap hari dalam seminggu mampu menjaga berat badan dan meningkatkan sensitivitas insulin.

 

Maka jika Kamu tidak pernah berolahraga dan hanya duduk dalam waktu lama di depan komputer, di sofa, di belakang kemudi, maka risiko diabetes meningkat.  Penelitian yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine, melaporkan bahwa mereka yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk lebih mungkin didiagnosis dengan diabetes, penyakit kardiovaskular, dan kanker daripada mereka yang tidak banyak duduk.

 

Itulah mengapa American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan semua orang, bahkan orang yang tidak menderita diabetes, untuk bangun dari duduk dan bergerak setiap 30 menit, kemudian lakukan lakukan aktivitas ringan.

 

Untuk menghentikan kebiasaan tidak bergerak, mulailah dengan mencatat berapa banyak waktu yang Kamu habiskan untuk duduk. Kemudian cari cara untuk menguranginya. Setel alarm di ponsel, di mana setiap 30 menit Kamu diingatkan untuk berdiri dan bergerak selama beberapa menit.

 

3. Begadang atau kurang tidur

Meskipun tidak mengidap insomina, kebiasaan kurang tidur yang kronis akibat begadang dapat meningkatkan risiko diabetes. Kurang tidur terus menerus menyebabkan kadar hormon di tubuh tidak seimbang.

 

Tubuh lebih banyak melepaskan hormon stres, seperti kortisol, yang mendorong kenaikan gula darah. Selain itu, kadar insulin yang dilepaskan berkurang setelah makan menyebabkan kadar glukosa darah lebih tinggi.

 

 

Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur (dalam hal kuantitas dan kualitas) juga akan meningkatkan nafsu makan dan menurunkan sensitivitas rasa kenyang. Akibatnya Kamu akan selalu ingin makan karbohidrat dan makanan manis yang berujung pada penambahan berat badan.

 

Baca juga: 11 Cara Menghilangkan Kebiasaan Begadang

 

4. Merokok

Perokok 30 hingga 40 persen lebih mungkin memiliki diabetes daripada bukan perokok. Penelitian yang diterbitkan Diabetology & Metabolic Syndrome tahun 2019 menunjukkan bahwa merokok adalah penyebab tunggal dari 25 juta kasus diabetes di seluruh dunia.

Jika mengalami kesulitan berhenti merokok, berkonsultasilah dokter tentang metode apa yang cocok untukmu berhenti merokok. Laporan tahun 2020 dari U.S. Surgeon General menunjukkan bahwa kombinasi dukungan perilaku, obat berhenti merokok, dan terapi penggantian nikotin meningkatkan keberhasilan berhenti merokok.


5. Terlalu Banyak Mengonsumsi makanan olahan

Makanan dengan proses tinggi alias makanan olahan, atau masakan yang dimasak dengan microwave, telah lama dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit seperti kanker, depresi, dan penyakit kardiovaskular.

 

 

Nah, sebuah studi di JAMA Internal Medicine menunjukkan bahwa diabetes juga dikaitkan dengan konsumsi makanan olahan. Setiap 10 persen peningkatan konsumsi makanan ultraproses dalam diet, dikaitkan dengan risiko 15 persen lebih tinggi terkena diabetes. Salah satu alasannya, makanan olahan itu tinggi kalori sehingga meningkatkan berat badan.

 

 

Baca juga: 100 Gram Makanan Olahan Per Hari, Risiko Diabetes Naik 5%!

 

 

Referensi:

Aarp.org. Habits increase diabetes risk.