Apa yang ada di pikiran Geng Sehat saat mendengar kata testosteron? Sebagian besar orang akan mengaitkan kata ini dengan sexual drive atau libido pada pria, dan asosiasi testosteron akan lebih banyak dikaitkan dengan kehidupan seksual.

 

Meskipun hal tersebut tidak salah, namun ternyata testosteron memiliki lebih dari sekedar fungsi dalam kehidupan seksual pria saja. Testosteron adalah sebuah hormon yang dihasilkan di sel Leydig yang ada di testis.

 

Testosteron adalah hormon utama yang mengatur seksualitas pria, di mana testosteron berperan dalam perkembangan organ seksual pria seperti penis dan testis, memberikan perubahan fisik dan suara pada pria semasa pubertas, mengendalikan libido, serta berperan dalam produksi sperma.

 

Baca juga: Kadar Testosteron Rendah, Penyebab Kematian Pria Karena Covid-19 Lebih Tinggi
 

Fakta tentang Testosteron

Ternyata selain berperan dalam aspek seksual, testosteron juga memiliki peran yang penting dalam mengatur fungsi metabolisme, serta berperan dalam penyakit seperti obesitas, hipertensi, diabetes melitus, dan hiperlipidemia pada pria. Ini dia 5 fakta tentang hormon testosteron yang mungkin belum kamu ketahui!

 

1. Testosteron juga dimiliki oleh wanita

Ternyata, hormon testosteron tidak hanya dimiliki oleh pria saja. Wanita juga memproduksi hormon testosteron namun dalam kadar yang lebih sedikit. Adapun jika seorang wanita memiliki kadar testosteron yang melebihi normal, hal tersebut dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi, suara menjadi lebih berat layaknya pria, serta lebih banyak tumbuh rambut halus di tubuh.

 

2. Testosteron dibentuk dari kolesterol

Kolesterol ternyata adalah ‘bahan dasar’ produksi testosteron setelah melalui berbagai tahapan metabolisme dalam tubuh. Namun, bukan berarti kadar kolesterol yang tinggi dalam tubuh akan membuat produksi testosteron akan semakin banyak pula. Hal ini karena produksi testosteron diatur oleh kelenjar pituitari yang ada di bagian hipotalamus otak.

 

3. Kekurangan testosteron pada pria dapat menyebabkan osteoporosis

Jika pada wanita osteoporosis atau tulang keropos banyak berhubungan dengan berkurangnya kadar hormon estrogen setelah masa menopause, maka pada pria osteoporosis juga dapat terjadi karena berkurangnya produksi testosteron seiring dengan bertambahnya usia. Berkurangnya produksi testosteron pada seorang pria dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang dan dapat memicu terjadinya osteoporosis.

 

Baca juga: Kenali Penyebab Osteoporosis dan Cara Mencegahnya!

 

4. Terapi testosteron dapat diberikan bagi kondisi hipogonadisme

Kondisi klinis dimana kadar testosteron dalam tubuh kurang dari normal biasa disebut testosteron deficiency atau hipogonadisme. Hipogonadisme dapat terjadi antara lain akrena adanya kerusakan pada testis sebagai tempat produksi testosteron, misalnya karena terjadi cedera atau sebagai akibat dari penggunaan obat tertentu seperti kemoterapi.

 

Hipogonadisme juga dapat terjadi jika ada kerusakan pada kelenjar pituitari di otak yang mengendalikan produksi testosteron dalam tubuh, misalnya karena adanya infeksi, tumor, atau kondisi autoimun.

 

Jika seseorang didiagnosis mengalami hipogonadisme, maka salah satu modalitas pengobatannya adalah dengan pemberian injeksi atau suntikan testosteron, biasanya setiap beberapa minggu sekali hingga kadar testosteron dalam darah kembali normal.

 

5. Kadar testosteron yang berlebihan dalam tubuh dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke

Karena perannya dalam menggerakkan libido dan produksi sperma, banyak orang mengganggap bahwa semakin banyak hormon testosteron yang dimiliki seorang pria maka hal itu semakin baik untuk kehidupan seksualnya.

 

Kenyataannya, kadar testosteron yang berlebihan dalam tubuh malah dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi seorang pria. Masalah yang dapat timbul jika kadar testosteron dalam darah terlalu tinggi antara lain kerusakan otot jantung dan meningkatnya resiko terkena serangan jantung, peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol dalam darah, serta peningkatan resiko terbentuknya bekuan darah yang dapat menyebabkan stroke.

 

Baca juga: 11 Cara Alami Meningkatkan Hormon Testosteron

 

 

Referensi:

Miner, M., Barkin, J., Rosenberg, MT. Testosterone deficiency: myth, facts, and controversy. Can J Urol 2014:21(Suppl 2):39-54

Testosterone — What It Does And Doesn't Do - Harvard Health. Harvard Health.