Buruknya pola hidup yang dijalani oleh sebagian besar orang, membuat angka kematian akibat penyakit menjadi meningkat. Salah satu penyakit yang cukup banyak diderita adalah diabetes melitus, bahkan kini penyakit ini sudah banyak diderita oleh usia muda. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, terdapat sekitar 422 juta penyandang diabetes yang berusia 18 tahun di seluruh dunia atau 8,5% dari penduduk dunia.

 

Diabetes melitus akan berbahaya bagi penderitanya jika tidak segera ditangani. Pada tahap lanjut, diabetes bisa menimbulkan komplikasi, seperti serangan jantung, stroke, infeksi kaki yang berisiko amputasi, dan gagal ginjal stadium akhir. Untuk itu upaya pencegahan pun harus dilakukan agar tidak semakin banyak lagi orang yang menderita penyakit ini. Terdapat 3 tipe diabetes yang sebaiknya Kamu waspadai, yaitu:

 

Diabetes Melitus Tipe 1

Diabetes tipe 1 umumnya disebabkan oleh adanya kerusakan pada pankreas yang tidak dapat menghasilkan insulin, sehingga untuk bisa bertahan hidup, penderita akan bergantung pada pemberian insulin dari luar tubuh dengan cara disuntik. Meskipun begitu, jumlah penderita diabetes melitus tipe satu masih jarang ditemui, hanya sekitar 10 persen dari total penderita diabetes di dunia dan di Indonesia hanya ada 1 persen saja.

 

Gejala yang akan muncul biasanya pasien akan merasa lemah dan pusing yang disertai dengan wajah yang pucat. Kemudian, tubuh akan terasa gemetar dan mengeluarkan keringat berlebih. Pada saat yang bersamaan, perut akan terasa nyeri dan jantung berdebar, serta sulit untuk berkonsentrasi. Diabetes tipe 1 biasanya menyerang anak-anak dan remaja. Penyebabnya biasanya karena virus atau rusaknya sistem kekebalan tubuh seseorang yang menyebabkan kerusakan pada sel-sel penghasil insulin.

Baca juga: Tips untuk Orang Tua dengan Anak Penderita Diabetes Tipe 1

 

Diabetes Melitus Tipe 2

Sedangkan pada diabetes tipe 2 lebih banyak ditemui dari pada diabetes tipe 1. Usia pengidapnya pun lebih banyak pada usia tua, di atas 35 tahun. Jenis diabetes ini tercatat diderita oleh 90 persen penderita diabetes di seluruh dunia. Berbeda dengan diabetes tipe 1, diabetes tipe ini lebih banyak disebabkan karena gaya hidup yang buruk. Selain itu, bisa juga disebabkan karena resistensi insulin sehingga tidak dapat bekerja dengan baik untuk mengontol kadar gula darah.

 

Diabetes tipe 2 ini relatif berkembang sangat lambat, bahkan hingga bertahun-tahun, tergantung pada pola hidup yang dilakukan oleh penderita. Selain itu, pengobatannya pun tidak mutlak memerlukan suntikan insulin, karena umumnya pankreas masih bisa menghasilkan insulin yang dibutuhkan tubuh, meski tidak sempurna. Pada tipe 2 ini biasanya dapat dikendalikan melalui pola makan yang sehat dan memantau glukosa dalam darah. Jika tidak segera diperbaiki, pankreas bisa ‘kelelahan’ dan menurunkan kemampuannya dalam menghasilkan insulin. Akibatnya, gula darah pun akan menumpuk di dalam darah.

 

Faktor yang dapat memicu resistensi insulin pada diabetes tipe 2 adalah kegemukan, terutama kegemukan pada perut. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik, terlalu banyak makan, dan kurang gizi seimbang juga bisa menjadi faktor lain yang dapat memicu diabetes melitus tipe 2.

Baca juga: Anak-anak pun Bisa Terkena Diabetes Tipe 2
 

Diabetes Melitus Gestasional

Berbeda dari Diabetes tipe 1 dan tipe 2, diabetes melitus gestasional hanya bisa diderita oleh wanita saja, khususnya wanita hamil. Oleh karena itu, tidak jarang jika setelah melahirkan, penyakit ini langsung menghilang dari dalam tubuh penderita. Meski begitu, jika seorang wanita pernah mengalami tipe diabetes ini, maka wanita tersebut cenderung memiliki risiko mengalami diabetes tipe 2 di kemudian hari. Pola hidup yang sehat menjadi kunci utama untuk mencegahnya.

 

Sangat disarankan, saat mengandung untuk terus melakukan kontrol gula darah secara rutin dan selalu mengonsumsi nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh dan janin. Setelah mengetahui tipe diabetes melitus di atas, Kamu sebaiknya terus melakukan pencegahan dengan menjalankan pola hidup yang lebih sehat. Caranya, ubahlah pola makan dengan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, lakukan lebih banyak aktivitas fisik, dan selalu jaga pikiran Kamu menjadi lebih rileks dan tenang.

Baca juga: Pernah Alami Diabetes Kehamilan? Awas Berisiko Diabetes Seumur Hidup!