Penyakit

Varikokel (Pelebaran Pembuluh Vena Testis)

Deskripsi

Varikokel adalah pembengkakan atau pembesaran abnormal pembuluh darah vena di kantung zakar (skrotum). Ini terjadi karena adanya dilatasi abnormal dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna.

Pencegahan

Karena berhubungan dengan pembuluh darah, maka pencegahan bisa dilakukan dengan tujuan memperlancar pembuluh darah. Seperti tidak duduk terlalu lama, tidak menggunakan celana yang ketat, dan ditunjang dengan olah raga yang teratur.

 

Konsumsi makanan tinggi serat, buang air secara teratur, minum air putih dalam jumlah yang cukup, serta hindari terlalu banyak kopi dan alkohol bisa membantu meringankan beban kerja pembuluh vena.

 

Pada varikokel sekunder, penyebabnya berasal dari penyakit lain, sehingga tindakan pencegahan pun disesuaikan dengan penyakitnya.

Gejala

Varikokel seringkali tidak menampakkan gejala yang signifikan. Pembengkakan pada sisi kiri kantong zakar menjadi gejala yang bisa diidentifikasi. Beberapa mengeluh adanya rasa sakit disekitar kantong zakar dan akan meningkat intensitasnya bila sedang beraktifitas dan menurun jika istirahat atau berbaring.

 

Keluhan yang sering muncul adalah belum mempunyai anak setelah beberapa tahun menikah, adanya benjolan di atas testis, dan nyeri pada testis.

 

Gejala-gejala tersebut dapat menyebabkan komplikasi lebih jauh lagi apabila tidak ditangani dengan baik seperti penyusutan ukuran testis, penurunan kualitas sperma, dan kemandulan.

Penyebab

Secara pasti, penyebab varikokel belum diketahui. Sesuai dengan patogenesisnya, varikokel terjadi karena adanya ketidaknormalan pada pembuluh vena yang menyebabkan penumpukan darah dan pembengkakan pada skrotum.

 

Pembuluh vena di dalam tubuh membawa darah dari berbagai bagian tubuh kembali ke jantung, dan vena ini dilengkapi dengan katup yang memastikan darah mengalir satu arah dan tidak kembali ke mana ia bertempat asalnya. Ketika katup ini gagal untuk melakukan tugasnya, darah mengalir kembali ke tempat asalnya. Darah kemudian akan kembali mengumpul ke vena. Ketika katup tidak berfungsi, vena di kantung zakar menjadi teregang dan bengkak sehingga mengakibatkan Varikokel.

 

Dari pengamatan membuktikan bahwa varikokel sebelah kiri lebih sering dijumpai daripada sebelah kanan. Jika terdapat varikokel di sebelah kanan atau varikokel bilateral patut dicurigai adanya: kelainan pada rongga retroperitoneal (terdapat obstruksi vena karena tumor), muara vena spermatika kanan pada vena renails kanan, atau adanya situs inversus.

 

Data penelitian juga menyebutkan bahwa ketidakseimbangan susunan tubuh (asimetri anatomi) juga dapat menyebabkan perbedaan varises testis dalam vena spermatika kanan dan kiri, atau ketidakseimbangan, dapat meningkatkan tekanan pada satu sisi testis

Diagnosis

Pemeriksaan dilakukan dalam posisi berdiri, dengan memperhatikan keadaan skrotum kemudian dilakukan palpasi (penekanan atau perabaan). Secara klinis varikokel dibedakan dalam 3 tingkatan:

  • Derajat kecil adalah varikokel yang dapat dipalpasi setelah pasien melakukan manuver valsava.
  • Derajat sedang adalah varikokel yang dapat dipalpasi tanpa melakukan manuver valsava.
  • Derajat besar adalah varikokel yang sudah dapat dilihat bentuknya tanpa melakukan manuver valsava.

 

Teknik manuver valsava dilakukan dengan cara pasien berdiri, menghirup napas dalam-dalam, lalu menahannya. Melalui teknik seperti ini, pembuluh vena akan membesar dan dokter kemungkinan dapat merasakan adanya pembengkakan.

 

Untuk menilai seberapa jauh varikokel telah menyebabkan kerusakan pada tubuli seminiferi dilakukan pemeriksaan analisis semen. Apabila melalui pemeriksaan fisik belum dapat dipastikan, maka akan dilakukan tes medis. Salah satunya adalah USG atau ultrasound.

 

USG dilakukan untuk menghasilkan citra atau gambar struktur di dalam skrotum secara terperinci. Melalui tes ini, tiap hal yang diduga berkaitan dengan gejala varikokel dapat diketahui, termasuk kondisi-kondisi lainnya, seperti tumor atau kanker testis.

Penanganan

Pengobatan dilakukan ketika sudah dikeluhkan gejala seperti nyeri, terjadi penyusutan testis, atau kemandulan. Paracetamol dan antinyeri lainnya diharapkan mampu menurunkan gejala nyeri.

 

Beberapa dokter menyarankan menggunakan celana dalam khusus untuk memperbaiki posisi scrotum. Apabila masih tidak memberikan hasil yang diinginkan, maka prosedur operasi harus dilakukan.

 

Embolisasi pada pembuluh vena bisa dilakukan untuk mencegah darah masuk kedalam pembuluh vena yang rusak serta mengalirkannya ke pembuluh yang sehat.

 

Prosedur operasi terbuka dilakukan bila penatalaksanaan sebelumnya tidak berhasil. Pembuluh vena yang rusak diangkat atau diperbaiki untuk mencegah terjadinya varikokel kembali secara lebih menyeluruh dan permanen.

 

Baca juga: Mengenal Kanker Testis yang Cukup Langka Menyerang Pria

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...