Serat merupakan salah satu jenis zat gizi yang penting untuk dikonsumsi oleh si kecil agar sistem pencernaan bisa bekerja dengan optimal. Kenapa pencernaan sehat itu sangat penting? Pencernaan tidak hanya berkaitan dengan penyerapan nutrisi lho Mums, namun di sinilah 70% komponen sistem daya tahan tubuh berada!

 

Maka memenuhi kebutuhan serat harian pada anak maupun orang dewasa itu penting sekali. Sayangnya, konsumsi makanan berserat pada anak-anak masih harus terus didorong karena masih belum menjadi perhatian banyak orang tua di Indonesia.

 

Kecukupan serat anak Indonesia masih belum memenuhi standar rekomendasi asupan serat harian. Dari data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018, 95,5 persen penduduk Indonesia berusia di atas 5 tahun masih kurang konsumsi serat.

 

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa 9 dari 10 anak kekurangan asupan serat, di mana rata-rata anak Indonesia usia 1-3 tahun hanya memenuhi ¼ (seperempat) atau rata-rata 4,7 gram per hari dari total kebutuhan hariannya. Jumlah ini masih jauh di bawah angka kecukupan gizi (AKG) yang direkomendasikan, yaitu 19 gram serat setiap harinya.

 

Mums mungkin sudah mencoba mengenalkan buah dan sayur pada si kecil, namun tiada hasil. Nah, kebetulan ada strategi atau trik dari para ahli nih Mums, agar si kecil mau makan buah dan sayur.

 

Baca juga: Menu Si Kecil Kurang Serat? Ini Tipsnya

 

Apa Itu Serat dan Manfaatnya?

Dokter Spesialis Anak Konsultan dan Ahli Gastrohepatologi, Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) dalam webinar peluncuran kampanye “Jam Makan Serat” oleh Bebeclub, 3 Juni 2021, menjelaskan, ada banyak jenis dan klasifikasi serat.

 

Serat pangan adalah karbohidrat yang tidak bisa dicerna oleh enzim pencernaan, yang merupakan bagian utuh dari tanaman. Bedanya dengan serat fungsional adalah, serat fungsional merupakan serat yang sengaja ditambahkan pada pangan, agar memberikan manfaat.

 

Dari sifatnya, kita juga mengenal serat larut air dan tidak larut air. “Keduanya memberikan manfaat yang sama baiknya. Efek serat antara lain menjaga kesehatan saluran cerna, mengurangi risiko obesitas dan mencegah diabetes dan penyakit jantung,” jelas dr. Ariani.

 

Manfaat mengonsumsi serat yang tidak kalah penting adalah menambah massa feses sehingga mencegah konstipasi. Apalagi, tambah dr. Ariani, anak zaman sekarang banyak mengonsumsi makanan yang rendah serat sehingga mudah alami sembelit.

 

Ahli Nutrisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. DR. Dr. Saptawati Bardosono, MSc. yang akrab disapa Prof. Tati, menambahkan, 5 dari 7 penelitian yang pernah dilakukan membuktikan manfaat serat mencegah konstipasi.

 

Salah satu penyebab konstipasi adalah kurang asupan serat. Secara global 9 dari 10 anak tidak dapat memenuhi rekomendasi asupan serat dalam sehari. Menurut Prof. Tati, rekomendasi asupan serat untuk anan usia 6-36 bulan adalah 11-19 gram per hari. Faktanya rata-rata hanya terpenuhi 4 gram saja dalam sehari atau tidak sampai 50% dari rekomendasi.

 

Baca juga: Kaya akan Serat dan Air, Ini 7 Buah yang Baik untuk Menjaga Pencernaan Anak
 

Konsumsi Serat untuk Daya Tahan Tubuh

Serat adalah sumber makanan bagi mikrobiota usus yang membuat usus lebih sehat. Kurang makan serat akan membuat jumlah bakteri baik tidak cukup sehingga bakteri jahat meningkat dan menimbulkan masalah kesehatan.

 

Mikrobiota usus ini menghasilkan asam lemak rantai pendek yang efeknya sangat baik untuk metabolisme sehingga anak menjadi lebih sehat. Selain itu, jika bakteri baik di usus seimbang, akan memiliki efek baik ke otak. Inilah mengapa usus disebut otak kedua. “Jika kondisi usus seimbang, maka perilaku dan mood anak menjadi lebih baik,” jelas dr. Ariani.

 

Trik Agar Anak Suka Makan Buah dan Sayur

Untuk bayi, kecukupan serat tidak menjadi masalah karena masih mendapatkan dari ASI. ASI mengandung probiotik FOS dan GOS dan laktosa yang tidak dicerna sempurna dan menjadi makanan mikrobiota usus.

 

Ketika anak mulai MPASI, selain zat gizi penting berupa karbohidrat, protein, dan lemak, anak juga mulai dikenalkan dengan sumber serat seperti biji-bijian (gandum) utuh, buah, dan sayur.

 

Prof. Tati menjelaskan, untuk anak usia 1-3 tahun, dibutuhkan setidaknya 19 gram serat setiap hari. Dalam bentuk makanan, 19 gram serat ini setara dengan hampir 2 kilogram wortel rebus atau 1,2 kilogram pepaya. Jumlah ini umumnya cukup sulit dipenuhi melalui makanan yang dikonsumsi anak sehari-hari dalam sekali makan.

 

“Anak-anak memiliki pengenalan rasa, dan biasanya hanya suka rasa manis dan asin, tidak suka pahit dan asam. Setiap dikenalkan rasa baru umumnya akan menolak atau disebut neofobia. Maka perlu dikenalkan secara perlahan sampai 11 kali pengenalan bahkan puluhan kali baru menerima rasa baru tersebut,” jelas Prof. Tati

 

Nah, berikut tips yang bisa Mums lakukan:

1. Orangtua harus suka makan serat sayur dan buah juga sehingga anak akan mencontoh.

2. Memberi sayur pada setiap makanan anak, dan ini harus dicoba berkali-kali

3. Berikan buah sebagai selingan

4. Berikan si kecil cemilan atau makanan yang diperkaya serat fungsional

5. Selalu tambahkan kacang polong saat membuat sup

 

Mums juga bisa ikuti kampanye “Jam Makan Serat” yang diluncurkan Bebeclub. Di dalam kampanye ini, anak dilatih mengkonsumsi makanan tinggi serat beberapa kali di antara waktu makan, yaitu jam 10 pagi, 2 siang dan 8 malam. "Dengan kampnye ini kami berharap dapat membentuk kebiasaan makan serat pada saat makan utama maupun saat snacking untuk dukung kesehatan pencernaan si Kecil,” jelas Shiera Syabila Maulidya, Brand Manager Danone Specialized Nutrition Indonesia.

 

Baca juga: Mums, Ini Tips Jitu agar Si Kecil Doyan Makan Serat!