Menjelang satu tahun pandemi Covid-19, banyak masyarakat yang mulai melonggarkan protokol pencegahan. Anak-anak pun sudah mulai bebas bermain ke luar rumah. Pada awal-awal masa pandemi, data statistik menunjukkan bahwa jumlah anak-anak yang terinfeksi Covid-19 sangat sedikit bahkan muncul pendapat bahwa anak-anak cenderung kebal terhadap Covid-19.

 

Namun, seiring waktu kasus pada anak-anak ditemukan dan menjadi perhatian banyak kalangan. Hasil data deteksi kasus secara mandiri pada anak yang dilakukan oleh IDAI menyebutkan hingga tanggal 18 Mei 2020 terdapat 3.324 anak berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 129 anak tersebut meninggal. Sebanyak 584 anak terkonfirmasi positif Covid-19 dan 14 orang di antaranya meninggal.

 

Menjadi pertanyaan, apakah anak-anak kebal terhadap Covid-19? Bagaimana anak-anak bisa tertular Covid-19?

 

Baca juga: Ibu Menyusui Boleh Vaksin Covid-19, Kapan Ibu Hamil?

 

 

Risiko Anak Tertular COVID-19

Mums dan Dads mungkin berpikir anak-anak sudah tinggal di rumah, sudah dibatasi area bermain, artinya anak-anakku aman dong. Faktanya, sebagian besar anak-anak tertular Covid-19 dari orang terdekat seperti orang tua yang mobilitasnya masih tinggi.

 

Anak-anak memang tinggal di rumah, namun orang tua tetap bekerja. Studi menujukkan bahwa anak-anak di bawah usia 10 tahun yang berada dalam kontak dekat dengan orang positif COVID-19 menunjukkan tingkat infeksi sebesar 7,4%. Tingkat infeksi semakin meningkat pada anak yang tinggal bersama dengan orang dewasa yang positif terinfeksi.

 

Status daya tahan tubuh (imunitas) anak juga ada hubungannya dengan kerentanan anak terhadap Covid-19. Anak-anak usia bayi (0 - 1 tahun) lebih rentan untuk mengalami gejala klinis yang lebih berat, yaitu sebesar 10.6% dibandingkan anak-anak usia di atasnya karena sistem imun tubuh yang belum berkembang. Begitu pula dengan bayi yang lahir prematur.

 

Anak-anak dengan kondisi imunitas rendah (immunocompromised) seperti penderita kanker atau dengan penyakit penyerta seperti diabetes dan asma menjadi kelompok yang berisiko tinggi. Mereka lebih rentan mengalami gejala yang berat jika terinfeksi COVID-19.

 

Cara penularan virus Covid-19 pada anak sama seperti dewasa yaitu melalui percikan cairan (droplet) yang keluar saat penderita batuk, bersin atau berbicara jarak dekat.. Droplet bisa menempel di benda, kemudian tersentuh tangan anak yang digunakan untuk menyentuh wajah dan untuk makan.

 

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui cara pencegahan dan menerapakannya menjadi kebiasaan dalam keluarga agar si Kecil terhindar dari Covid-19.

 

Karena penularan lewat droplet pada saat batuk, bersin atau berbicara dekat, maka beri pemahaman kepada anak tentang physical distancing. Beri pengertian kepada anak mengapa saat ini kita harus banyak di rumah saja, mengapa tidak boleh berjabatan tangan, berpelukan, mencium pipi di kondisi Covid-19 ini.

 

Mulailah mengajarkan anak tentang mengapa perlu memakai masker dan bagaimana cara menggunakan masker dengan benar. Pada saat kehidupan New Life Normal nanti, kita semua dihimbau untuk tetap menggunakan masker saat di keramaian. Diharapkan pada saat anak mulai bersekolah lagi, mereka sudah terbiasa menggunakan masker.

 

Karena penularan bisa melalui tangan yang terkontaminasi, maka biasakan ke anak untuk mencuci tangan dengan benar. Orang tua bisa mengajarkan cara mencuci tangan dengan cara menyenangkan seperti dengan menyanyikan lagu Happy Birthday yang diulang 2 (dua) kali.

 

Beri pengertian juga kepada si Kecil mengapa tidak boleh menyentuh wajah terutama mata, hidung dan mulut jika tangan belum dicuci bersih. Biasakan anak mencuci tangan setelah memegang mainan atau bermain. Lakukan juga pembersihan (desinfeksi) rutin mainan si Kecil.

 

Baca juga: Pemberian ASI Eksklusif Meningkat Tajam Selama Pandemi Covid-19

 

Cara Menguatkan Daya Tahan Tubuh Anak 

Agar sistem imun si Kecil tetap terjaga, pola hidup sehat perlu diterapkan di dalam keluarga dengan konsumsi makanan bergizi dan istirahat yang cukup. Tetap memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi dengan memperhatikan protokol kesehatan seperti cuci tangan, ibu memakai masker saat menyusui.

 

Tak kalah penting adalah memastikan status imunisasi anak sesuai jadwal dan lengkap. IDAI menyatakan bahwa imunisasi pada anak tetap perlu dilakukan pada masa pandemi Covid-19 guna mencegah peningkatan risiko tertular virus corona.

 

Karena sumber penularan berasal dari orang dewasa, maka penting bagi orang tua yang masih bekerja untuk mematuhi protokol kesehatan. Karena itu, jangan lakukan kontak dengan keluarga sebelum mandi, membersihkan diri, dan mengganti pakaian pada saat pulang ke rumah.

 

Pantau kesehatan anak seperti suhu tubuh, berat badan dan kondisi klinis lainnya. Jika anak dalam kondisi tidak sehat, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

 

Mari Mums dan Dads, berikan yang terbaik untuk keluarga dan si Kecil. Bersiap  untuk menjalani New Normal Life dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

 

Baca juga: Masih Menggunakan Masker di Dagu? Baca Penelitian Cara Virus Menginfeksi Rongga Hidung!

 

 

 

Referensi

  1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Anjuran IDAI Menjelang Akhir Masa Tanggap Darurat Covid-19. http://www.idai.or.id
  1. Kementerian Kesehatan RI. 2020. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi COVID-19.
  1. Dong Y.et al. Epidemiology of COVID-19 Among Children in China. American Academy of Pediatrics. 2020.