Penyakit

Proktitis (Radang pada Anus)

Deskripsi

Proktitis adalah inflamasi atau peradangan yang terjadi pada lapisan mukosa rektum dan anus yang menimbulkan nyeri dan disertai dengan keluarnya cairan. Proktitis dapat terjadi secara akut maupun kronis.

Pencegahan

Ada beberapa hal yang bisa dilukan untuk menghindari terjadinya proktitis, di antaranya mencegah hubungan seksual yang tidak sehat seperti berganti-ganti pasangan atau anal seks untuk menghindari penularan penyakit menular seksual. Segera memeriksakan diri bila terjadi gangguan pada daerah anus atau alat kelamin agar lebih cepat tertangani dan tidak menular.

Gejala

Gejala yang paling umum adalah bahwa adanya dorongan untuk buang air besar, diare (biasanya sering dan jumlahnya sedikit), rektum terasa penuh atau bisa mengalami sembelit, dan rasa nyeri di daerah anus. Gejala yang lebih serius dapat terjadi seperti nanah dan darah pada cairan disertai spasme serta rasa sakit saat buang air besar.

 

Pada proktitis karena radiasi, awalnya sering mengalami tenesmus dan diare yang segera sembuh setelah masa pengobatan radiasi tetapi kemudian bisa muncul kembali atau bahkan semakin parah beberapa bulan sampai bertahun-tahun setelah terjadinya terapi radiasi.

Penyebab

Proktitis paling sering disebabkan oleh N. gonorrohoeae, C. trachomatis, dan virus herpes simpleks. Beberapa perilaku seksual menyimpang (homoseksual dan hubungan seksual yang berganti-ganti pasangan) dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya proktitis. Bahkan cara penularan penyakit protitis salah satunya bisa melalui hubungan seksual (sexually transmitted infections).

 

Proktitis juga dapat disebabkan karena seseorang mengkonsumsi makanan yang mengandung bakteri Giardia, Entamoeba, Campylobacter, Shigella, dan Hepatitis A.

 

Penyakit tertentu, inflammatory bowel disease (IBD) seperti penyakit Crohn’s atau colitis ulseratif (ulkus kronik yang sering berulang pada usus besar) juga dapat menyebabkan terjadinya proktitis.

 

Efek samping perawatan medis seperti antibiotik atau terapi radiasi pada penyakit tertentu hal ini juga dapat menyebabkan kerusakan sel-sel mukosa rektum sehingga terjadi iritasi rektum. Ada pula penyebab-penyebab lain yang tidak diketahui yang disebut proktitis idiopatik.

Diagnosis

Untuk menentukan diagnosis penyakit, biasanya dilihat berdasarkan riwayat kesehatan Anda, pemeriksaan fisik, hasil tes laboratorium, dan prosedur medis. Hitung darah lengkap dilakukan untuk mengevaluasi leukositosis jika adanya infeksi atau melihat tingkat keparahan anemia akibat kehilangan darah.

 

Kultur feses dapat dilakukan untuk menentukan sumber infeksi dari proktitis. Selain itu, bila diperlukan sering pula dilakukan colonoscopy untuk memperjelas diagnosis.

 

Colonoscopy adalah prosedur dokter menggunakan colonoscope untuk melihat ke dalam rektum dan kolon, sehingga gambaran rektum dan kolon tertangkap di kamera.

 

Colonoscopy dapat menunjukkan adanya jaringan iritasi, bengkak, polip, atau bahkan adanya kanker. Colonoscopy juga dapat dilakukan untuk pertimbangan dilakukannya biopsi atau pembedahan.

Penanganan

Penanganan proktitis tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan gejala. Pemberian antibiotik dan antiviral merupakan pilihan setelah diketahui sumber utama penyebab prokstitis. Selain itu, akan diberikan obat untuk mengurangi gejala yang dialami pasien.

 

Pemberian pereda rasa sakit atau antinyeri serta bisa juga dengan pemberian kontikosteroid atau steroid mampu untuk mengurangi keluhan nyeri yang diderita pasien. Selain itu obat-obatan lain juga diberikan untuk mengurasi gejala gastrointestinal yang dikeluhkan.

 

Baca juga: Seks Anal Bisa Menyebabkan Kanker Anus, Benarkah?

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...