Mual setelah makan memang bukan hal aneh yang jarang terjadi. Namun, kalau rasa mual setelah makan tersebut datang secara rutin, maka Kamu harus hati-hati. Ada banyak penyakit yang menyebabkan mual setelah makan, mulai dari ringan sampai kronis. 

 

Sistem pencernaan terdiri dari sejumlah organ yang bekerja bersama untuk mencerna makanan. Makanan apapun yang Kamu konsumsi akan diolah untuk diambil nutrisinya atau dijadikan energi agar tubuh berfungsi sempurna.

 

Normalnya, setelah makan tidak akan timbul rasa mual, kecuali Kamu tengah sakit atau tidak tahan dengan jenis dan bau makanannya. Jika terlalu mual, tubuh kita bereaksi dengan memuntahkan segala isi perut. Kapan masalah ini menjadi serius?  Yuk, simak penjelasan di bawah ini terkait kondisi yang memicu mual setelah makan.

 

Baca juga: Cari Tahu Penyebab Mual Muntah dan Cara Mengatasinya
 

Penyebab Mual Setelah Makan

Berikut ini beberapa penyebab mual setelah makan:

 

1. Hormonal dan Kehamilan

Perubahan hormonal seringkali terjadi di tengah kehamilan, yang merangsang rasa mual di waktu yang berbeda-beda, meski yang paling sering di pagi hari. Bahkan ada wanita hamil yang merasa mual sepanjang hari.

 

Rasa mual biasanya mulai saat bulan kedua memasuki kehamilan. Rasa mual saat hamil tidak berbahaya untuk bayi maupun ibunya. Biasanya rasa mual tersebut akan hilang ketika memasuki bulan keempat.

 

Rasa mual terjadi akibat perubahan tingkat hormon dalam kehamilan yang menyebabkan terjadinya sejumlah perubahan pada sistem pencernaan. Makanan akan tinggal lebih lama di dalam perut dan usus halur.

 

2. Makanan tercemar

Jika kamu tidak sedang hamil dan mual setelah makan, bisa jadi infeksi di saluran pencernaan akibat makanan yang kamu konsumsi tercemar. Makanan bisa terkontaminasi bakteri atau zat berbahaya saat pengolahan, penyimpanan, atau ketika tidak dimasak tidak dengan cara yang benar.

 

Mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan keracunan makanan. Akibat mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi, Kamu bisa merasa mual berjam-jam setelah makan.

 

Bakteri kerap menjadi penyebab kontaminasi makanan. Penyakit lain akibat infeksi seperti flu perut juga bisa menyebabkan mual setelah makan. Virus dan bakteri tersebut sangat mudah menular dan menyebabkan radang di dalam perut atau usus. Akibatnya, Kamu bisa merasa pusing, mual, muntah, sakit pada bagian abdominal, dan terkena diare.

 

Baca juga: Inilah Gejala-gejala Keracunan Makanan dan Cara Mengatasinya

 

3. Alergi

Beberapa orang memiliki alergi pada makanan-makanan tertentu, yang berarti tubuh mereka memiliki kesulitan untuk mencerna makanan-makanan tersebut. Alergi makanan bisa menyebabkan rasa mual selama berjam-jam setelah mengkonsumsi makanan tersebut.

 

Alergi makanan terjadi saat tubuh salah mengidentifikasi sejumlah protein dalam makanan-makanan tertentu sebagai ancaman bagi tubuh, sehingga memicu respon dari sistem kekebalan tubuh. Biasanya, selain mual, alergi makanan juga menimbulkan gejala lain seperti wajah atau mulut bengkak, serta susah bernapas atau menelan. Reaksi-reaksi seperti memerlukan bantuan medis secara cepat.

 

4. Masalah di lambung dan saluran cerna

Mual setelah makan juga bisa terjadi karena salah satu organ dalam sistem pencernaan tidak befungsi secara baik. Misalnya, penyakit asam lambung dan gastroesophageal reflux disease (GERD) di mana isi lambung naik kembali ke kerongkongan. Asam lambung menyebabkan sensasi terbakar pada esofagus dan bisa menjadi penyebab mual setelah makan.

 

Selain GERD, Iritasi Usus Besar (ISB) yang merupakan sebuah kondisi kronis yang bisa meningkatkan gas pada perut, juga bisa menyebabkan mual setelah makan.

 

5. Penyempitan pembuluh darah di usus

Mual setelah makan bisa jadi adalah pertanda penyempitan arteri pada usus. Menyempitnya pembuluh darah tersebut menghalangi aliran darah. Gejala yang dirasakan antara lain mual setelah makan yang diikuti dengan sakit perut. Jika sakit perutnya semakin parah, maka hal itu dapat mengindikasikan kondisi chronic mesenteric ischemia atau iskemia usus. Kondisi tersebut bisa menjadi semakin parah dan membahayakan hidup si penderita.

 

6. Migrain

Migrain juga bisa menyebabkan mual setelah makan, yang juga bisa diikuti dengan gejala lain seperti sakit perut yang parah, muntah, dan pusing.

 

7. Masalah Jantung 

Dalam beberapa kasus, mual setelah makan juga bisa menjadi sinyal peringatan serangan jantung.

 

8. Masalah Psikologis

Anoreksia dan bulimia adalah gangguan makan yang paling umum. Keduanya adalah penyakit psikologis yang berhubungan dengan gangguan makan. Anoreksia dapat menyebabkan mual akibat kelebihan asam lambung atau kelaparan. Bulimia bisa menyebabkan mual setelah makan akibat dimuntahkannya makanan secara paksa setelah dikonsumsi.

 

9. Mabuk Perjalanan 

Mabuk perjalanan atau motion sickness adalah penyakit pada orang-orang yang sangat sensitif dengan gerakan. Umumnya, penderita mual akibat di kendaraan pada perjalanan jauh atau di lift dan sebagainya. Mengkonsumsi makanan sebelum dan setelah merasakan gerakan tersebut dapat memperparah rasa mualnya.

 

Baca juga: Jenis Obat untuk Atasi Gejala Muntah
 

Kapan Kamu Harus Menghubungi Dokter? 

Secara umum, mual setelah makan memang bukan kondisi serius. Namun, jika Kamu merasakan mual setelah makan lebih dari 5 hari atau diikuti dengan gejala-gejala yang tidak biasa, maka Kamu harus memeriksakan diri ke dokter. 

 

Mual pada anak juga patut diwaspadai. Periksakan anak ke dokter jika selain mual setelah makan, ia juga mengalami gejala-gejala ini: 

  • Anak di bawah 6 bulan terus muntah
  • Anak di atas 6 bulan muntah-muntah dan demam di atas 38.5 derajat celsius.
  • Anak muntah-muntah lebih dari 8 jam
  • Anak muntah darah
  • Anak tidak buang air kecil lebih dari 8 jam
  • Anak merasakan ngantuk yang tidak normal
  • Anak merasa sakit pada bagian abdominal lebih dari 2 jam
  • Anak merasa pening

 

 

Pengobatan akan tergantung pada diagnosis yang ditentukan oleh dokter. Diagnosis tersebut juga sangat bervariasi. Sebagai contoh, orang-orang yang menderita asam lambung membutuhkan penghambat asam lambung, infeksi bakteri akan diberikan antibiotik. Orang dengan riwayat alergi disarankan menghindari makanan-makanan tertentu. Untuk kondisi yang lebih serius seperti penyakit kantung empedu, pada umumnya penderita membutuhkan operasi.

 

Baca juga: Mengatasi Mual dan Kembung saat Traveling dengan Obat Herbal