Diabetes tipe-1 adalah penyakit kronis yang serius dan sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan. Dalam waktu sepuluh tahun terakhir, prevalensi DMT1 di Indonesia meningkat tujuh kali lipat, dari 3,88 per 100 juta penduduk pada tahun 2000 menjadi 28,19 per 100 juta penduduk pada tahun 2010.

 

Tidak semua anak dengan diabetes tipe 1 terdiagnosis dengan tepat. Mayoritas underdiagnosis (pasien yang tidak terdiagnosis) dan misdiagnosis (pasien dengan hasil diagnosis yang salah), sehingga diduga angka pasti prevalensi DMT1 pada anak-anak diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan data yang sudah ada.

Penanganan Diabetes pada Anak memerlukan kerja sama banyak pihak, tidak hanya dokter dan tenaga kesehatan saja. Pada Senin, 31 Agustus 2021, Indonesia resmi bergabung dengan program Changing Diabetes in Children (CDIC), demi penanganan diabetes tipe 1 pada anak yang lebih terpadu.

 

Ini adalah sebuah program kemitraan global yang memberikan bantuan terhadap anak dan remaja dengan diabetes tipe-1 di Indonesia. Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dan Novo Nordisk selaku mitra global program CDIC.

 

Baca juga: 5 Prinsip Mengelola Diabetes Tipe 1 pada Anak



Jangkau 3.000 Anak dengan Diabetes Tipe 1

Tujuan CDIC adalah mencegah kematian pada anak yang diakibatkan diabetes. Target di tahap pertama adalah menjangkau 3.000 anak dan remaja dengan diabetes, dengan memanfaatkan 20 klinik dengan fasilitas kesehatan yang ditingkatkan serta dibantu oleh 1.000 tenaga kesehatan terlatih yang akan menyediakan perawatan dan penanganan.

 

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan, program Changing Diabetes in Children adalah program kemitraan antara pemerintah dan mitra swasta dalam upaya mencegah dan mengendalikan kasus diabetes di Indonesia terutama diabetes pada anak-anak. Pada 25 Juni 2021, Kementerian Kesehatan RI telah menandatangani kerjasama dengan PT Novo Nordisk, yang merupakan mitra strategis dari Pemerintah Denmark sebagai implementasi dari nota kesepahaman antara Indonesia dan Denmark.

 

"Program CDIC diharapkan dapat meningkatkan akses terhadap penanganan pasien dengan diabetes, terutama diabetes pada anak, melalui edukasi, pencegahan dan kuratif. Diabetes sering dilihat sebagai penyakit yang diderita oleh orang dewasa, padahal faktanya diabetes juda dialami oleh anak-anak dan remaja," jelas Menkes.

 

Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A, (K), menyampaikan, pada tahun 2018, jumlah populasi anak di Indonesia diperkirakan mencapai 79 juta. Meski demikian, IDAI mencatat hanya 1.249 anak Indonesia yang terdiagnosis dengan DMT1 selama periode 2017-2019.

 

Penanganan diabetes tipe-1 harus komprehensif. Salah satu permasalahan yang kita hadapi terkait diabetes adalah data. Kita akan membuat sistem registrasi melalui aplikasi. Aplikasi ini akan meliputi sistem registrasi, edukasi, rekomendasi pengobatan dan monitoring. Saya meyakini jika kita bisa membuat aplikasi yang komprehensif, Indonesia akan menjadi negara pertama yang memiliki sistem yang tepat bagi anak-anak dengan DMT1 dan membantu tiap aspek penanganannya,” jelasnya.

 

Baca juga: Jika Orang Tua Diabetes, Apakah Selalu Diturunkan?
 

Anak dengan Diabetes Bisa Hidup Lebih Lama

Menurut Prof. Aman, perkembangan penanganan diabetes sejak 100 tahun penemuan insulin memungkinkan anak-anak dengan DMT1 dapat hidup dengan lebih baik dan sehat.

 

Sayangnya, prognosis diabetes tipe-1 hampir tidak berubah sejak ditemukannya insulin. Kenyataannya, masih banyak anak-anak yang meninggal akibat diabetes tipe-1 karena kurangnya pendidikan diabetes, layanan kesehatan khusus, peralatan untuk memantau diabetes, dan juga obat-obatannya,” jelasnya.

 

Menurut Prof. Aman, prinsip pengelolaan diabetes tipe 1 pada anak, secara umum harus memerhatikan 5 hal yaitu pola makan yang benar,  terapi insulin, menjaga aktivitas fisik, cek gula darah teratur, dan edukasi. Semuanya akan memengaruhi pengendalian gula darah ke kisaran normal, agar terhindar dari komplikasi yang berbahaya. 

 

Baca juga: 6 Perbedaan Mendasar Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2 yang Perlu Kamu Tahu