Beberapa hari setelah beredar kabar meninggalnya janin kembar dari Irish Bella (Ibel), terungkap penyebab kematian calon buah hati selebriti tersebut. Mirror Syndrome menjadi alasan pasangan suami-istri Ibel dan Ammar Zoni harus kehilangan calon buah hati pertama mereka. Apa itu mirror syndrome? Dan, apakah ada hubungannya dengan kehamilan kembar identik yang sempat dijalani Ibel? Berikut penjelasan lengkapnya.

 

Semua Bermula dari Pre-eklampsia

Pembengkakan dan tekanan darah tinggi memang merupakan gejala umum pada kehamilan, dan bisa saja menyulitkan sang calon ibu. Walau begitu, kedua gejala tersebut juga bisa menjadi pertanda kondisi yang serius pada bayi maupun janin.

 

Salah satu komplikasi kehamilan yang bisa terjadi dari kedua gejala tersebut adalah pre-eklampsia. Ketika sang ibu sudah masuk dalam tahap pre-eklampsia, tekanan darah akan selalu di atas normal dan tidak ada obat apa pun yang bisa menyembuhkan.

 

Pre-eklampsia ini sendiri sudah sangat berbahaya, karena berisiko menjadi eklampsia (kejang) dan plasenta terlepas (solusio plasenta). Dengan terlepasnya plasenta, akan menyebabkan darah ibu tidak sampai sama sekali kepada janin. Artinya, janin di dalam rahim akan kekurangan makanan dan oksigen, yang menyebabkan komplikasi berikutnya, yaitu kematian.

 

Pre-eklampsia yang dialami Ibel, lalu berlanjut ke komplikasi berikutnya, yaitu Twin to Twin Transfusion Syndrome (TTTS), yaitu aliran darah ibu yang mengalir melalui plasenta, tidak tersebar merata pada kedua janin kembar identik yang berada di dalam rahim. Hal ini disebabkan oleh plasenta harus menghidupi dua bayi, hanya dengan satu tali pusat (monokorionik).

 

Baca juga: Hipertensi dalam Kehamilan, Akan Selalu Berujung Eklampsia?

 

Akibat adanya komplikasi TTTS, terjadi pembentukan pembuluh darah baru di plasenta, yang menghubungkan bayi 1 dengan bayi 2. Dampak dari adanya pembuluh darah baru ini, aliran darah ibu ke janin menjadi tak seimbang, sehingga nutrisi dan oksigen yang seharusnya dialirkan sama rata, tidak seimbang. 

 

Bayi 1 mendapat aliran darah lebih banyak dan menjadi kelebihan, sedangkan bayi 2 kekurangan. Efeknya, pada bayi 1 akan terjadi pembengkakan (edema) di organ jantung dan seluruh tubuhnya. Sementara, pertumbuhan bayi 2 terhambat dan menjadi lebih kecil.

 

Baca juga: Mengapa Bayi Bisa Meninggal Dunia dalam Kandungan Seperti yang Dialami Irish Bella?

 

TTTS Berkembang Menjadi Mirror Syndrome

Karena suatu hal, TTTS pada kehamilan kembar identik yang dijalani Ibel, berkembang menjadi komplikasi lain yang lebih serius, yaitu mirror syndromeGejala mirror syndrome sangat mirip dengan gejala pre-eklampsia, yaitu:

  • Kenaikan tekanan darah ibu di atas normal.
  • Janin bengkak/hydrops.
  • Kenaikan berat badan drastis.
  • Protein positif di urine.

 

Mirror syndrome merupakan kejadian yang langka. Bahkan, untuk  dr. Gatot Abdurrazak, Sp.OG selaku dokter yang menangani Ibel, kasus ini menjadi kali keduanya menangani mirror syndrome.

 

Penyebab mirror syndrome tidak jelas. Bisa karena faktor genetik, bisa juga karena spontan terjadi tanpa bisa diprediksi atau dicegah. Hanya saja, untuk kondisi TTTS yang mengawali terjadinya mirror syndrome, sebenarnya bisa dilakukan pengecekan dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG).

 

Maka dari itu, pemeriksaan USG secara rutin selama kehamilan adalah hal yang wajib, terutama jika mengandung janin kembar. Apalagi, komplikasi TTTS sangat sering terjadi di kehamilan kembar identik.

 

Khusus untuk penanganan TTTS, ada beberapa metode yang bisa dilakukan, yaitu:

1. Mengurangi cairan ketuban berlebih. 

     Karena aliran darah berlebih pada salah satu janin, mengakibatkan janin memproduksi cairan yang berlebih, sehingga cairan ketuban meningkat secara drastis.

2. Pembedahan dengan laser untuk memutus pembuluh darah yang bermasalah di plasenta secara permanen.

    Dengan tindakan ini, diharapkan kedua janin bisa mendapat aliran darah yang seimbang dan dapat tumbuh dengan sama baiknya.

 

Terlepas dari kasus mirror syndrome yang merupakan komplikasi lanjutan dari TTTS pada kehamilan kembar identik, jenis kehamilan apapun  tetaplah mengandung risiko. Itu sebabnya, jangan sepelekan pentingnya pemeriksaan kehamilan secara rutin dengan melakukan USG, ya, Mums.

 

Agar, jika terjadi kelainan pada janin, dapat segera terdeteksi dan bisa ditindak oleh dokter kandungan. Kalaupun tidak ada kelainan, pemeriksaan USG juga bisa memeriksa kondisi janin di dalam kandungan apakah sesuai dengan usia kehamilan. Pemeriksaan USG sedikitnya harus dilakukan sebanyak 4 kali selama 40 minggu kehamilan. Satu kali di trimester pertama, 1 kali di trimester ke-2, dan 2 kali di trimester ke-3.

 

Baca juga: Bagaimana Ibu Hamil Bisa Terkena Infeksi Saluran Kemih?

 

 

Sumber

UPMC. Mirror Syndrome.

TTTS Foundation. Twin to Twin Transfusion Syndrome.