“Makan salad biar lebih sehat.” Sering mendengar nasehat ini? Mengonsumsi sayuran, terutama salad, memang kerap dianggap jauh lebih sehat daripada konsumsi daging (protein) dan karbohidrat (nasi dan kentang). Lebih banyak lebih baik. Namun, benarkah demikian? Ternyata tidak juga. Mengapa menu salad tidak selalu sehat?

 

  1. Ada campuran makanan yang digoreng dalam salad

Salad sudah oke, tetapi jadi rusak gara-gara ada campuran kentang goreng atau udang goreng di dalamnya. Makanan yang digoreng dapat menyebabkan peradangan, sehingga menjadi sumber lemak tak jenuh, yang akan mengganggu kesehatan tubuh. Menu yang dikukus, direbus, atau ditumis (terutama dengan minyak dari biji-bijian) lebih baik bila ingin dicampurkan ke salad.

 

  1. Dressing (saus) salad ternyata tinggi kalori

Pilihan sayuran dalam saladnya sih sudah oke. Begitu disiram saus atau dressing, salad malah jadi tidak sehat lagi. Saus instan semacam mayones dan keju cair malah tinggi kalori, lemak trans, dan bahan pengawet lainnya. Daripada begitu, ganti saus salad dengan extra virgin oil atau balsamic oil. Alternatif lain juga bisa pakai perasan jeruk lemon.

 

Baca juga: 5 Sumber Karbohidrat Sehat sebagai Pengganti Nasi

 

  1. Ada tambahan roti kering atau crouton dalam salad

Roti kering atau crouton bukan pilihan tepat untuk ditambahkan ke dalam salad. Memang enak sih, tetapi kandungan glikemik dan natriumnya sangat tinggi. Gula darah bisa mendadak naik dan berpotensi memicu diabetes. Lebih baik ganti dengan kacang-kacangan atau biji-bijian. Jangan pilih kacang-kacangan yang sudah dibumbui garam, ya. Yang ada Kamu juga malah kena hipertensi.

 

  1. Ada buah-buahan kering dalam salad

Bukankah buah-buahan harusnya sehat? Masalahnya, buah-buahan kering seperti kismis dan aprikot ternyata mengandung 22 gram gula untuk seperempat cup saja. Padahal, konsumsi gula hanya dianjurkan maksimal 50 gram saja. Lebih baik tambahkan buah-buahan yang masih segar dengan manis alami. Alternatif lain, kamu bisa menambahkan madu untuk rasa manis alami selain buah.

 

  1. Terlalu banyak potongan atau parutan keju dalam salad

Gurihnya keju sering menjadi alasan bahan yang satu ini ditambahkan ke dalam salad. Tidak masalah sih, selama porsinya tidak berlebihan. Satu cup keju parut mengandung 225 kalori dan 18 gram lemak jenuh. Keju parut juga mengandung banyak natrium.

 

Alternatifnya, Kamu bisa menggantinya dengan vegan cheese atau keju dari bahan nabati. Namun jangan banyak-banyak juga, ya. Meskipun kandungan lemaknya lebih rendah, kandungan natriumnya tetap tinggi, lho.

 

Baca juga: Gaya Hidup Bebas Gula untuk Mengontrol Berat Badan Penderita Diabetes

 

  1. Salad dimakan sebagai isi

Jangan tertipu tampilan burrito atau tortilla yang gepeng dan ramping. Selembar saja sudah mengandung banyak kalori. Bila masih ingin menambahkan kalori atau karbohidrat ke dalam salad, pilihlah kentang, ubi, atau biji-bijian.

 

  1. Salad ditambah makanan yang mengandung lemak jenuh

Tidak semua lemak jahat bagi tubuh. Yang penting, pilihlah sumber lemak yang tepat. Meskipun hanya beberapa potong kecil sosis atau daging asap kalengan, pengaruhnya tetap tidak baik bagi tubuh. Daripada memilih daging untuk sumber lemak, lebih baik tambahkan potongan alpukat ke dalam menu salad. Bisa juga tambahkan extra virgin oil untuk pengganti saus salad.

 

Salad yang benar-benar sehat paling cocok untuk menu makan malam atau sebagai camilan bila merasa lapar. Jadi, Kamu tidak perlu lagi merasa bersalah. Jangan lupa, minumnya tetap harus air putih agar segar dan cepat kenyang, ya! (AS)

 

Baca juga: Perlukah Makan Makanan Organik saat Hamil?

 

Referensi

IDN Times: 7 Bahan yang Bikin Salad Batal Jadi Makanan Sehat, Ada Kesukaanmu?

Hungry Healthy Happy: WHY SALAD ISN'T ALWAYS A HEALTHY OPTION

Bentson Health: Why Salads Aren’t Healthy