Penyakit

Usus Terpuntir (Volvulus)

Deskripsi

Istilah volvulus berasal dari bahasa Latin, volvere, yang berarti 'bergelung'. Volvulus usus adalah kondisi terpuntirnya segmen usus terhadap usus itu sendiri, mengelilingi mesentrium dari usus tersebut. Mesentrium bertugas sebagai aksis longitudinal, sehingga menyebabkan obstruksi saluran pencernaan. Ada beberapa tipe volvulus, yaitu midgut volvulus, gastric volvulus, dan colon volvulus (sigmoid volvulus dan cecal volvulus).

Pencegahan

Pada volvulus dengan penyebab kongenital, tidak ada pencegahan yang bisa dilakukan. Sedangkan volvulus yang terjadi pada orang dewasa bisa diupayakan dengan cara melakukan diet sehat bagi saluran pencernaan.

Gejala

Manifestasi klinik volvulus usus sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala sampai nekrosis usus yang dapat mengancam jiwa. Muntah berwarna hijau dengan atau tanpa distensi abdomen merupakan salah satu gejala yang dapat ditemui pada bayi baru lahir, yang diduga mengalami volvulus midgut.

 

Pada anak yang lebih besar, terdapat gejala nyeri kronik nonspesifik, muntah yang intermittent (kadang tidak berwarna hijau), rasa cepat kenyang, penurunan berat badan, gagal tumbuh, diare, dan malabsorbsi.

 

Volvulus tidak hanya terjadi pada bayi baru lahir maupun anak-anak, tetapi dapat juga terjadi pada orang dewasa dengan gejala yang kurang lebih mirip. Contohnya kram perut, berkurangnya nafsu makan, konstipasi, diare, mual, dan muntah.

Penyebab

Penyebab dari volvulus sebagian besar terjadi karena abnormalitas saluran cerna saat proses embriologi dan kasusnya banyak ditemukan pada anak-anak. Pada orang dewasa, dapat juga ditemukan kasus volvulus gaster. Penyebabnya dapat dibedakan menjadi idiopatik (tipe 1) dan kongenital (tipe 2).

 

Tipe 1 lebih sering terjadi dibandingkan tipe 2, terutama pada orang dewasa. Penyebab lain yang dapat mengakibatkan terjadinya volvulus adalah diet tinggi serat, konstipasi kronis, adanya massa di kavum pelvis, serta penyakit Chagas dan Hrisprung. Adanya penyakit saraf pada psikiatri, seperti parkinson, juga disebutkan sebagai salah satu penyebab terjadinya volvulus, terutama volvulus sigmoid.

Diagnosis

Diagnosis awal untuk menegakkan adanya volvulus adalah dengan memperhatikan keluhan pada pasien. Pada umumnya, penderita akan merasa nyeri abdomen kronis dan distensi pada abdomen. Selain itu, anjuran untuk melakukan pemeriksaan laboratorium juga perlu dilakukan.

 

Pada tahap awal, hasil laboratorium bisa saja normal. Lebih lanjut akan terjadi hemokonsentrasi dan leukositosis. Elektrolit biasanya normal pada obstruksi usus halus bagian distal, namun hipokalemia dan hipokloremia dapat terjadi pada obstruksi usus yang lebih proksimal.

 

Analisa serum amilase dan angka leukosit dapat meningkat pada kasus strangulasi. Evaluasi analisa gas darah, ureum, dan kreatinin dapat dilakukan sebagai pemeriksaan penunjang. Selain pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan penunjang lain yang perlu dilakukan adalah foto polos abdomen, USD abdomen, dan CT scan.

Penanganan

Tata laksana dari volvulus adalah pembedahan. Pembedahan adalah pengobatan definitif volvulus sigmoid dan cecal. Keputusan mengenai waktu operasi dan pilihan prosedur tergantung pada presentasi klinis. Pada pasien tanpa peritonitis atau iskemik usus, pengobatan dimulai dengan resusitasi dan detorsi volvulus sigmoid.

 

Hal ini dilakukan dengan cara sigmoidoskopi atau kolonoskopi, dan penempatan tabung dubur secara bersamaan. Usus kemudian disiapkan dan operasi dilakukan secara elektif. Indikasi untuk intervensi bedah segera dilakukan apabila detorsi volvulus sigmoid secara endoskopi tidak dapat dilakukan. Jika pasien terbukti peritonitis atau iskemik usus, operasi darurat harus segera dilakukan.

 

Baca juga: Fakta-fakta Menarik Seputar Usus Buntu

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...