Tidak hanya payudara wanita yang seringkali menimbulkan masalah, payudara pria juga bisa mengalami kondisi gangguan kesehatan tertentu. Salah satunya ginekomastia, yang pembesaran payudara pria. Ginekomastia umumnya disebabkan kelebihan hormon estrogen (hormon wanita) atau kekurangan testosteron (hormon pria). Hal tersebut memicu jaringan kelenjar payudara membengkak dan membesar. Ginekomastia bisa terjadi pada semua usia. Mulai bayi laki-laki, remaja pria, maupun pria dewasa.

 

Untuk mengetahui lebih jauh dalam tentang ginekomastia, berikut penjelasan lengkapnya seperti yang dilansir dari portal kesehatan WebMD.

Baca juga: Kanker Payudara pada Pria? Ya! Bisa Terjadi, Lho!
 

Apa Penyebab Ginekomastia? 

Pada bayi baru lahir, ginekomastia biasanya disebabkan oleh hormon estrogen yang berasal dari ibunya. Ginekomastia pada bayi biasanya ditandai dengan kuncup payudara (pembesaran payudara) dan sering dianggap kondisi umum pada bayi laki-laki. Kuncup payudara seringkali akan hilang secara bertahap ketika bayi berusia 6 bulan. Namun, pada beberapa bayi kondisinya bisa bertahan lebih lama. 

 

Pada anak laki-laki masa praremaja, ginekomastia juga bisa disebabkan oleh tumor yang memproduksi estrogen. Namun, biasanya kuncup payudara juga merupakan kondisi umum di masa pubertas. Kuncup payudara bisa menetap selama 2 tahun, namun umumnya cenderung mereda setelah 1 tahun.

 

Sementara itu, pada remaja pria, ginekomastia disebabkan oleh perubahan horman akibat pubertas. Ginekomastia sering dialami remaja pria di awal hingga di pertengahan masa pubertas. Namun, kondisi pembesaran payudara biasanya akan menghilang dalam kurun waktu 6 bulan hingga 2 tahun.

 

Pada pria dewasa, ginekomastia biasanya disebabkan oleh kondisi lain yang lebih berbahaya, seperti kanker hati atau kanker paru-laru, sirosis, masalah tiroid. Kondisi lain yang bisa menyebabkan ginekomastia pada pria dewasa adalah masalah hormon, seperti kanker kelenjar pituitari, kanker kelenjar adrenal, atau kanker testis.

 

Selain itu, konsumsi alkohol, marijuana, metamfetamin, dan heroin secara berlebihan juga bisa menyebabkan ginekomastia. Konsumsi beberapa obat tertentu juga bisa menyebabkan ginekomastia, termasuk:

  • Steroid, seperti prednisone atau dexamethasone.
  • Obat yang digunakan untuk mengobati maag (seperti cimetidine).
  • Obat yang digunakan untuk mengobati epilepsi (seperti phenytoin atau dilantin).
  • Obat digitalis dan obat jantung lainnya.
  • Obat kemoterapi, terutama zat pengalkilasi (alkylating agents) yang merupakan golongan obat antikanker. Golongan obat tersebut digunakan untuk menghambat perkembangan sel kanker, namun dapat mengganggu kerja sel DNA.
  • Steroidsprednison atau obat antiandrogen (seperti flutamide, cyproterone, dan spironolactone).
  • Obat antikekhawatiran dan antidepresan (seperti diazepam atau valium, dan trisiklik antidepresan).

 

Baca juga: Fungsi Puting Susu pada Pria
 

Apa Saja Gejala Ginekomastia? 

Selain pembesaran payudara, pria dewasa, remaja, dan anak-anak yang terkena ginekomastia biasanya menyadari payudaranya terasa kenyal atau kencang. Namun, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kuncup payudara umum dialami oleh anak laki-laki usia praremaja maupun remaja pria selama masa pubertas. Kondisi ini bisa bertahan hingga 2 tahun, namun umumnya akan mereda dalam kurun waktu 1 tahun.

 

Bagaimana Ginekomastia Didiagnosis?

Ginekomastia biasanya bisa didiagnosis lewat pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan keluarga. Pada kebanyakan kasus, tidak diperlukan tes-tes atau pengecekan secara medis. Namun, jika terdapat benjolan payudara yang ukurannya besar dan tidak normal, misalnya hanya pada sebelah payudara, lembut atau keras saat ditekan, maka dokter akan melakukan biopsi untuk memastikan adanya keganasan.

 

Pria manapun yang menemukan benjolan pada salah satu payudaranya harus memeriksakan diri ke dokter, terutama jika memiliki keluarga dekat (ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan) yang pernah terserang kanker payudara. Kalau memang ada risiko kanker, maka benjolannya akan diperiksa menggunakan metode biopsi atau operasi.

 

Bagaimana Cara Mengobati Ginekomastia?

Ginekomastia pada bayi dan remaja pria pada umumnya tidak membutuhkan pengobatan tertentu dan akan hilang sengan sendirinya setelah beberapa waktu. Kalau ginekomastianya disebabkan oleh obat atau penyakit tertentu, maka harus ditindaklanjuti dengan menghentikan konsumsi obat tersebut atau menyembuhkan penyakit penyebab ginekomastia. Jika  ginekomastia disebabkan kekurangan hormon testosteron atau kelebihan  hormon estrogen, dapat diterapi dengan pengobatan hormon. Operasi juga bisa dipilih jika pengobatan-pengobatan tersebut tidak bisa menyembuhkan.

Baca juga: 13 Fakta Mengenai Payudara

 

Perlu diigat bahwa  ginekomastia pada anak-anak dan remaja pria bukanlah kondisi membahayakan dan biasa terjadi. Namun, ginekomastia tetap harus diwaspadai jika disertai gejala lain, terutama pada pria dewasa. Kalau Kamu juga memiliki riwayat keluarga dengan penyakit tertentu, lebih baik periksakan ke dokter. (UH/AY)