Angka kasus pelecehan anak di Indonesia, bahkan dunia, masih terus bertambah setiap tahunnya. Baru-baru ini, terungkap kasus pelecehan anak yang melibatkan pastor serta pejabat Gereja Katolik di Prancis. Korban yang dilaporkan diperkirakan mencapai 216.000 anak di bawah umur, terhitung sejak tahun 1950 hingga 2020.

 

Jumlah ini diperkirakan masih akan bertambah hingga 330.000, jika memasukkan identitas korban maupun pelaku yang bukan pastor, tetapi memiliki hubungan dengan gereja, seperti sekolah, agama, ataupun program pemuda.

 

Baca juga: Dampak yang Terjadi Pada Anak Korban Pelecehan Seksual
 

Tak Hanya Prancis, Kasus Pelecehan Seksual Anak di Indonesia Juga Tinggi

Laporan mengenai kasus pelecehan seksual anak di Prancis dikuatkan kembali dengan pernyataan Ketua Komisi, Jean-Marc Sauve. Menurut Jean, perkiraan angka itu dibuat berdasarkan penelitian ilmiah. Komisi ini telah bekerja selama 2,5 tahun, mendengarkan pengakuan para korban dan saksi serta mempelajari arsip gereja, pengadilan, polisi, dan pers mulai tahun 1950-an. Dalam laporan, disebutkan bahwa sekitar 3.000 pelaku pelecehan seks terhadap anak, dua pertiga dari mereka adalah pastor yang bekerja di gereja-gereja Katolik selama 7 dekade.

 

Di Indonesia sendiri, kasus pelecehan seksual terhadap anak juga masih menjadi perhatian khusus. Pasalnya, berdasar data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), kasus pelecehan seksual anak menempati posisi tertinggi dalam kasus anak, berhadapan dengan hukum (ABH) di tahun 2020.

 

Data serupa yang dihimpun oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mencatat kekerasan seksual pada anak dan perempuan mencapai angka tertinggi pada tahun 2020, yakni sekitar 7.191 kasus.

 

Belum lama ini pula, di Indonesia, tepatnya di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, terjadi kasus pemerkosaan yang dialami oleh 3 orang anak perempuan. Ketiganya masih berusia di bawah 10 tahun. Ironisnya lagi, pemerkosaan ini diduga dilakukan oleh sang ayah kandung yang diketahui telah bercerai dengan ibunya beberapa tahun lalu. 

 

 

Baca juga: Yuk, Perangi Pelecehan Seksual Bersama, Seperti Selebriti Hollywood Lewat Kampanye
 

Langkah Pencegahan Hindarkan Anak dari Pelecehan Seksual

Tingginya kasus pelecehan seksual pada anak-anak tentu membuat banyak orang tua merasa khawatir. Lantas, apa yang bisa dilakukan para orang tua untuk mencegah hal buruk ini? Rosenzweig dan Katelyn Brewer, CEO organisasi pencegahan pelecehan seksual anak, Darkness to Light, membagikan beberapa tips berikut untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual pada anak.

 

  1. Bicaralah dengan anak tentang pengetahuan seks sedini mungkin

Ajak anak untuk belajar memahami bagian-bagian tubuhnya dan ajarkan istilah-istilah anatomi yang benar, seperti selangkangan, penis, dan vagina. Rosenzweig menyarankan juga agar orang tua bisa membuat daftar pertanyaan yang nantinya bisa dibahas bersama keluarga.

 

Pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa berupa istilah apa yang digunakan untuk menyebutkan bagian tubuh atau bagian tubuh mana saja yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. Seiring bertambahnya usia anak-anak, pertanyaan bisa ditambahkan dan lebih kompleks.

 

Berikan juga pemahaman pada anak perbedaan antara privasi dan rahasia. Anak berhak memiliki privasi, di mana ia dapat melakukan segala sesuatunya sendiri, tetapi masih diketahui oleh orang tuanya. Namun, anak sebaiknya tak perlu memiliki rahasia yang harus ditutupi dalam keluarganya, terlebih dengan kedua orang tuanya.

 

 

  1. Ajarkan anak tentang konsep gairah seksual

Gairah menjadi salah satu respons fisiologis terpenting terkait pelecehan seksual yang perlu diketahui anak-anak. Jelaskan kepada anak mengapa saat menyentuh bagian tubuh tertentu, ia bisa merasakan sesuatu yang berbeda. Tekankan juga kepadanya bahwa tidak ada seorang pun yang boleh menyentuh bagian tubuh tertentu miliknya, seperti mulut, dada, dan bagian pribadinya.

 

Anak-anak perlu mengetahui bahwa mereka memiliki hak seutuhnya atas tubuh mereka sendiri. Bahkan, orang tua juga tidak boleh memaksa mereka untuk mencium atau memeluk orang lain jika mereka tak menginginkannya.

 

  1. Perhatikan dengan siapa anak-anak lebih sering menghabiskan waktunya

Ada saat-saat di mana orang tua tidak bisa selalu berada di sisi anak. Ia akan memiliki waktunya sendiri untuk beraktivitas bersama teman, guru, atau mungkin pengasuhnya. Momen-momen ini mungkin bisa terasa sangat mengkhawatirkan, ya.

 

Alih-alih menjadi paranoid, cobalah untuk melakukan percakapan rutin dan terbuka bersama anak setiap kali mereka beraktivitas bersama orang lain. Tanyakan hal apa saja yang dilakukannya atau siapa saja yang bersamanya selama beraktivitas tanpa Mums dan Dads. Melakukan percakapan rutin seperti itu akan membuat anak merasa lebih dekat dengan orang tua, sehingga ia mau menceritakan hal-hal yang mungkin membuatnya tidak nyaman.

 

  1. Pahami tanda-tanda pelecehan seksual pada anak

Pelecehan seksual pada anak tidak hanya menimbulkan tanda atau bekas fisik, melainkan juga masalah psikis. Jadi, pastikan Mums memahami tanda-tanda tidak biasa pada anak yang mungkin muncul. Jika reaksi yang timbul begitu ekstrem, segera bawa anak untuk berkonsultasi dengan ahli.

 

  1. Tunjukkan bahwa orang tua percaya hal yang dikatakan oleh anak

Jika anak ternyata mengalami pelecehan seksual dan berusaha untuk memberi tahu orang tua, usahakan untuk tetap tenang dan katakan bahwa Mums dan Dads mempercayai apa yang dikatakannya. Hindari langsung menginterogasinya. Biarkan hal tersebut dilakukan oleh profesional.

 

Meski mengetahui kenyataan bahwa anak kita mengalami pelecehan seksual terasa sangat menyakitkan dan menimbulkan kesedihan, menginterogasi anak hanya akan membangkitkan kembali trauma yang dialaminya.

 

Setiap orang tua tentu menginginkan hal yang terbaik untuk anaknya. Kasus pelecehan seksual bisa menjadi tamparan yang menyakitkan jika terjadi pada anak Mums dan Dads. Karenanya, bekali anak dengan pengetahuan seksual sejak dini dan ajarkan mereka tentang pentingnya privasi. Dengan begitu, anak bisa lebih menjaga dirinya ketika sedang tidak bersama Mums dan Dads. (AS)

 

Baca juga: Kisah 7 Selebriti yang Pernah Mengalami Pelecehan Seksual
 

Referensi

Databoks. "Kasus Kekerasan Seksual terhadap Anak Mendominasi saat Pandemi Covid-19".

Merdeka. "KemenPPPA Catat Kekerasan Seksual Tertinggi Sebanyak 7.191 Kasus".

Today. "7 ways parents can protect kids from child sexual abuse".

VOA Indonesia. "Laporan: 330.000 Anak Diperkirakan Jadi Korban Pelecehan Seks Gereja Katolik di Prancis".