‘Ibu, hari ini ibu mendapat tiga macam obat dari dokter ya,Bu! Obat yang pertama ini diminum 30 menit sebelum makan, obat yang kedua ini diminum setelah makan, dan obat yang ketiga ini diminum di tengah-tengah makan ya, Bu!’ ‘Aduh, Mbak, kenapa membingungkan sekali, sih! Enggak bisa ya semuanya saya makan sekalian saja?’

Ilustrasi di atas betul-betul nyata terjadi, bahkan saya alami hampir setiap hari saat saya menyerahkan obat kepada pasien. Mungkin Anda pernah pula berada dalam kondisi tersebut, dimana ada macam-macam aturan untuk meminum obat, yang membuat Anda bingung dan pada akhirnya mungkin membuat Anda salah meminum obat. Satu hal yang pasti, semua aturan minum obat tersebut bukanlah diciptakan untuk membuat Anda bingung atau ribet, kok! Aturan minum obat sebelum, saat, atau sesudah makan dibuat karena ternyata, cara Anda meminum obat dapat mempengaruhi efek obat yang Anda terima. Secara garis besar, ada empat cara dan waktu kapan sebaiknya minum obat berdasarkan jeda dengan waktu makan. Obat yang sebaiknya diminum pada kondisi perut kosong (1 jam sebelum makan ATAU 2 jam setelah makan), obat yang sebaiknya diminum sebelum makan, obat yang sebaiknya diminum pada saat makan, dan yang terakhir adalah obat yang dianjurkan diminum setelah makan.

Baca Juga : Hal Penting yang Harus Diperhatikan Saat Mengonsumsi Obat

Obat yang diminum saat PERUT KOSONG

Pada beberapa jenis obat ini, kehadiran makanan akan mengganggu terserapnya obat tersebut dari saluran cerna. Jadi ceritanya, obat yang Anda minum haruslah terserap dari dalam lambung atau usus Anda ke dalam peredaran darah. Setelah masuk peredaran darah, maka obat dapat berjalan ke tempat ia harus bekerja, memberikan efek terapi, dan meredakan gejala dan keluhan penyakit Anda. Bayangkan jika kehadiran makanan menganggu jumlah obat yang terserap ke dalam darah, maka jumah obat yang dapat bekerja meredakan gejala dan penyakit Anda pun akan berkurang. Akibatnya? Tentu saja, keluhan atau penyakit Anda menjadi tidak tertangani! Contoh obat yang sebaiknya diminum saat perut kosong adalah obat antasida untuk meredakan maag, rifampisin dan isoniazid (obat tuberculosis), sirup yang mengandung sukralfat (biasanya berwarna pink, digunakan untuk dispepsia).

Obat yang diminum SEBELUM makan

Ada beberapa alasan mengapa suatu obat disarankan diminum sebelum makan (biasanya kurang lebih 30 menit sebelum makan). Pertama, saya bercerita dahulu tentang obat golongan proton pump inhibitor seperti omeprazole, pantoprazole, esomeprazole, dan lansoprazole. Anda yang pernah mengalami pengeluaran asam lambung berlebihan mungkin akrab diresepkan obat-obat ini oleh dokter Anda. Untuk obat-obat ini, penelitian membuktikan bahwa kerja obat akan lebih baik jika tidak ada makanan di saluran cerna. Sebab, makanan malah akan merangsang suatu daerah di lambung yang bernama pompa H/K/ATP-ase untuk menghasilkan asam lambung. Sedangkan untuk obat domperidone dan metoklopramid yang biasanya diresepkan dokter untuk mengatasi gejala mual dan muntah, Anda sebaiknya mengonsumsinya 30 menit sebelum makan, untuk alasan yang sama dengan poin sebelumnya: keberadaan makanan akan menghambat keterserapan obat dari saluran cerna.

Obat yang diminum PADA SAAT makan

Yang dimaksud dengan meminum obat pada saat makan adalah, Anda mengonsumsi dahulu beberapa suap makanan Anda, kemudian meminum obat yang harus Anda konsumsi, dan kemudian lanjutkan kembali makan Anda hingga selesai. Salah satu contoh obat yang sebaiknya diminum dengan cara seperti ini adalah suplemen yang mengandung kalsium (Ca). Makanan akan merangsang produksi asam lambung, dimana asam lambung ini akan membantu penyerapan kalsium dari saluran cerna. Oleh karena itu, kalsium disarankan diminum saat ada makanan. Contoh berikutnya adalah suplemen yang mengandung vitamin D. Vitamin D adalah vitamin yang bersifat larut lemak, sehingga ia akan terserap lebih baik jika ada kehadiran makanan, terutama large meal.

Obat yang diminum SETELAH makan

Nah, mungkin ini adalah aturan minum obat yang paling akrab di telinga Anda, ya! Obat-obat yang dianjurkan untuk diminum setelah makan biasanya memiliki sifat dapat mengiritasi lapisan mukosa di saluran cerna. Kehadiran makanan akan berperan sebagai ‘bantalan’ sehingga iritasi obat terhadap saluran cerna bisa lebih minimal. Contohnya, obat-obat antiinflamasi non steroid (NSAID) seperti asam mefenamat, natrium dan kalium diklofenak, ketoprofen dan deksketoprofen, ibuprofen, dan antalgin. Contoh lain adalah obat yang biasanya diresepkan dokter jika terjadi keluhan di daerah prostat, yakni tamsulosin dan dutasteride. Wah, banyak sekali ya alasan di balik aturan minum obat! Ternyata semua aturan minum obat itu dibuat untuk menjamin bahwa obat terserap lebih maksimal sehingga nantinya Anda tahu kapan sebaiknya minum obat yang mampu memberikan efek terapi yang paling maksimal pula. Selain itu, untuk mengurangi juga efek samping obat. Jadi, sangat disarankan Anda mengonsumsi obat sesuai petunjuk yang diberikan, demi kesembuhan Anda! Sayang bukan, jika obat yang sudah Anda beli tidak memberikan efek yang Anda harapkan hanya karena cara Anda mengonsumsinya kurang tepat? Jika Anda bingung, Anda dapat menggunakan gadget Anda untuk membantu mengingatkan Anda mengonsumsi obat. Bisa dengan fasilitas reminder, atau Anda juga dapat mengunduh beberapa aplikasi smart phone untuk pengingat minum obat. Perhatikan baik-baik aturan minum yang tertera di label obat yang Anda dapatkan, dan bila Anda ragu, Anda dapat menanyakannya kepada apoteker yang menyerahkan obat tersebut kepada Anda. Salam sehat!