Penggunaan
Cyclophosphamide adalah obat yang digunakan untuk mengobati beberapa jenis kanker. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengatasi beberapa jenis sindrom nefrotik (ginjal bocor) pada anak.
Cara Kerja Obat
Cyclophosphamide merupakan obat kanker yang bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker dalam tubuh.
Efek Samping
Setiap obat pasti punya efek samping yang tidak diinginkan. Untuk cyclophosphamide, efek samping yang dapat terjadi antara lain alopecia (kebotakan), hiperpigmentasi pada kuku dan kulit, mual dan muntah, mukositis (peradangan pada selaput lendir), gangguan metabolisme karbohidrat, serta penurunan fungsi kalenjar gonad.
Untuk efek samping berpotensi fatal dari penggunaan cyclophosphamide adalah reaksi anafilaktik, sumsum tulang gagal berfungsi, penekanan sistem imun berat, keracunan pada jantung, hiponatremia (kekurangan natrium), dan sistitis hemoragik (peradangan pada kandung kemih yang disertai perdarahan).
Pemakaian Obat
Dalam menentukan pemakaian obat, risiko dan keuntungannya harus ditimbang dan diperhatikan dengan matang. Cyclophosphamide terkadang diberikan dalam bentuk pil atau larutan. Obat ini juga dapat diberikan dalam bentuk injeksi melalui intravena. Injeksi cyclophosphamide harus diberikan di klinik atau rumah sakit. Minum air putih yang banyak setelah mengonsumsi obat ini, untuk mencegah efek berbahaya pada kandung kemih.
Konsultasikan dengan dokter terkait cara aman menggunakan cyclophosphamide karena kemungkinan obat ini dapat mengiritasi kulit. Biasanya kalau kulit terpapar obat ini dan muncul tanda iritasi, segera cuci dengan sabun dan bilas dengan air mengalir.
Jangan gunakan cyclophosphamide pada wanita hamil atau menyusui. Simpan cyclophosphamide pada suhu ruangan serta jauhkan dari tempat panas dan lembap. Untuk obat yang berbentuk larutan, letakkan dalam kulkas tetapi jangan di freezer. Buang cyclophosphamide yang sudah tidak digunakan setelah 14 hari.
Dosis
Jumlah dosis cyclophosphamide pada setiap pasien bisa berbeda-beda. Ikuti instruksi dokter dan label obat. Informasi berikut menjelaskan tentang dosis rata-rata dari obat ini. Kalau dosis yang sudah diberikan dokter kepada Kamu berbeda, jangan mengubahnya kecuali jika dokter yang memerintahkan.
1. Dalam bentuk tablet, dosis rendahnya 2-6 mg/kg/minggu diberikan dalam dosis terbagi. Dosis alternatifnya 100-300 mg per hari dalam dosis terbagi atau 50-250 mg/m2/hari, atau 80-300 mg/m2/hari dalam dosis terbagi.
2. Dalam bentuk injeksi, dosis rendahnya 2-6 mg/kg/minggu diberikan dalam dosis tunggal. Untuk dosis menengah, 10-15 mg/kg/minggu diberikan dalam dosis tunggal, Dosis maksimal adalah 20-40 mg/kg diberikan dalam dosis tunggal setiap 10-20 hari. Dosis alternatif adalah 80-300 mg/m2/hari diberikan dalam dosis tunggal, 300-600 mg/m2/minggu diberikan dalam dosis tunggal, atau 600-1.500 mg/m2 diberikan dalam dosis tunggal atau infus singkat dengan jangka waktu 10-20 hari.
Interaksi
Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. Informasi ini tidak mencakup semua interaksi obat terhadap cyclophosphamide. Oleh sebab itu, sebaiknya informasikan kepada dokter tentang obat apa saja yang sedang Kamu gunakan sebelum diberikan cyclophosphamide.
Menggunakan cyclophosphamide dengan obat apapun yang diinformasikan di bawah ini biasanya tidak direkomendasikan, tetapi bisa saja dibutuhkan pada beberapa kasus. Kalau dokter memberikan dua obat secara bersamaan, biasanya dosis salah satu obat diubah atau frekuensi penggunaannya yang diubah, supaya kedua obat bisa bekerja dengan baik.
1) Cyclophosphamide akan meningkatkan risiko kerusakan jantung jika digunakan bersamaan dengan obat doxorubicin atau obat yang menyebabkan kerusakan jantung lainnya.
2) Cyclophosphamide dengan obat inhibitor protease akan meningkatkan peradangan pada selaput lendir.
3) Obat ACE inhibitors, natalizumab, paclitaxel, thiazide diuretics, dan zidovudine jika digunakan bersamaan dengan cyclophosphamide akan meningkatkan risiko keracunan pada darah.
4) Cyclophosphamide jika digunakan bersamaan dengan amiodarone akan meningkatkan keracunan pada paru-paru.
5) Cyclophosphamide dengan obat amphotericin B akan meningkatkan keracunan pada ginjal.
6) Cyclophosphamide dengan indometacin akan meningkatkan keracunan air akut.
7) Azathioprine akan meningkatkan keracunan pada hati jika digunakan bersamaan dengan cyclophosphamide.
8) Busulfan akan meningkatkan penyumbatan pembuluh darah pada hati dan peradangan pada selaput lendir jika digunakan bersamaan dengan cyclophosphamide.
9) Cyclophosphamide jika digunakan bersamaan dengan radioterapi dapat meningkatkan risiko sistitis hemoragik (peradangan pada kandung kemih disertai perdarahan).
10) Metronidazole jika digunakan bersamaan dengan cyclophosphamide dapat menyebabkan ensefalopati (kerusakan pada otak) akut.
11) Cyclophosphamide jika digunakan bersamaan dengan ciclosporin dapat meningkatkan efek menekan sistem imun.
12) Suxamethonium jika digunakan bersamaan dengan cyclophosphamide akan menyebabkan henti napas.
Sumber:
mims.com: cyclophosphamide
drugs.com cyclophosphamide