Nama Paten :
Tidak ada
Amineptine adalah obat yang digunakan untuk mengatasi depresi atau gangguan psikologis. (https://www.tabletwise.com/medicine/amineptine)
Amineptine bekerja dengan cara mencegah kelebihan hormon dopamin. Selain itu, obat ini juga memicu pelepasan hormon tersebut. (https://www.tabletwise.com/medicine/amineptine)
Selain memiliki efek yang diinginkan, setiap obat pasti memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Untuk amineptine, efek samping yang tidak diinginkan antar lain berjerawat, gangguan hati dan pankreas, serta syok anafilasis. (https://www.tabletwise.com/health/depression)
Gunakan amineptine sesuai dengan instruksi dokter. Jangan menggunakan terlalu banyak atau berhenti menggunakannya, jika tidak memperoleh izin dokter. Pasalnya, penggunaan berlebihan dari obat ini dapat meningkatkan risiko efek samping dan masalah lainnya. Amineptine tidak aman untuk dikonsumsi wanita menyusui. Untuk wanita hamil, diharuskan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini. Simpan amineptine dalam suhu kamar, jauh dari panas dan paparan cahaya.
(https://www.tabletwise.com/medicine/amineptine#ref8)
Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. Informasi ini tidak mencakup semua interaksi obat terhadap amineptine. Menggunakan obat ini dengan obat lain yang diinformasikan di bawah ini biasanya tidak direkomendasikan, namun bisa saja dibutuhkan pada beberapa kasus. Kalau dokter memberikan dua obat secara bersamaan, biasanya dosis salah satu obat diubah atau frekuensi konsumsinya yang diubah, supaya kedua obat bisa bekerja dengan baik:
1. Amineptine meningkatkan efek dan konsentrasi plasma jika dikonsumsi bersama simetidin, diltiazem, disulfiram, metilfenidat, ritonavir dan verapamil.
2. Efek samping dari amineptine dapat meningkat jika dikonsumsi dengan adrenalin, amiodaron, anestesi umum, obat golongan SSRI, antihistamin, antimuskarinik, antipsikotik, ansietilitik and hipnotik, clozapin, disopiramid, diuretik, flecainid, obat golongan MAOI, moclobemide, moxifloxacin, nefopam, nicorandil, noradrenaline, pimozide, procainamide, propafenone, quinidine, selegiline, sibutramine, sotalol, terfenadine, thioridazine dan tramadol.
3. Penggunaan bersamaan brimonidine, entacapone, artemether dengan lumefantrine atau sibutramin harus dihindari.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/amineptine/?q=amineptine&mtype=generic)
Sebagai bagian dari mandat profesi, IPK Indonesia juga menghasilkan Maklumat IPK Indonesia yang memuat komitmen bersama dalam memperkuat peran Psikolog Klinis untuk mendukung upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan paliatif di seluruh lini pelayanan kesehatan jiwa.
Dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang merupakan program pemerintah di Puskesmas, sudah ada fasilitas skrining khusus kesehatan mental untuk ibu hamil.
Psikolog klinis yang ada di puskesmas menjadi ujung tombak untuk lebih banyak menjangkau masyarakat yang mengalami gangguan mental hingga kasus kekerasan pada anak dan perempuan.
Hamil dan melahirkan memang proses yang sangat panjang dan melelahkan. Itu sebabnya, depresi postpartum menjadi risiko yang mungkin saja terjadi setelah melahirkan.
perjuangan ibu setelah melahirkan belum selesai. Ia harus menyusui dan melawan risiko depresi.
Momen pasca melahirkan merupakan waktu penting bagi ibu untuk memulihkan fisik, mental, dan emosinya, termasuk dengan memberikan waktu untuk pampering atau perawatan diri.
Generasi Z memiliki pola pikir sangat berbeda dengan generasi sebelumnya dalam pola pikir menjadi orang tua.
Mums, bukan hal yang aneh jika Mums lebih sering menangis selama kehamilan. Ini hal yang normal karena mungkin Mums mengalami perubahan hormonal. Lalu apakah ada dampak sering menangis saat hamil? Berbahayakah?
Direktori
