Membesarkan si Kecil bukanlah perjalanan yang selalu menyenangkan. Di saat ia mulai bereksplorasi dan kecerdasannya makin berkembang, tingkah lakunya pun makin beragam dan menantang. Tapi, jangan sekalipun terpikir menggunakan cara memukul untuk mendisiplinkannya ya, Mums. Telah teruji secara klinis, sakitnya dipukul tak sebatas fisiknya saja, namun juga kesehatan mental anak! Saking seriusnya masalah ini, beberapa negara termasuk Jepang, memberlakukan hukuman keras bagi orang tua yang memukul anaknya, yaitu penjara.

 

Keras atau Tidak, Memukul si Kecil Sudah Menyakitinya

Tak perlu ditanya, setiap orang tua pasti mencintai dan menyayangi anaknya. Namun, akan ada masanya Mums merasa frustrasi untuk mendisiplinkan si Kecil dan memukul terlihat sebagai satu-satunya opsi.

 

Namun, perlu diketahui kalau memukul tidak sesepele itu. Di balik tepukan yang mengenai kulit si Kecil, pukulan dapat membentuk pemahaman di dalam pikiran anak bahwa memukul adalah tindakan yang bisa diterima dan bisa ia contoh. Memukul mungkin bisa menghentikan perilakunya, tapi sebenarnya merusak mental dan kualitas hubungan Mums dengannya.

 

Efek negatif memukul anak ini juga sudah dianalis lebih jauh dan dipublikasikan di The Journal of Family Psychology. Dalam makalah tersebut terangkum meta-analisis dari 50 tahun penelitian yang melibatkan lebih dari 160.000 anak-anak. Hasil penelitian menunjukkan dengan tegas bahwa memukul (didefinisikan sebagai pukulan dengan tangan terbuka) secara signifikan berdampak negatif pada kesehatan mental si Kecil.

 

Penelitian ini menjabarkan efek negatif memukul ke dalam beberapa indeks kesehatan mental dan hasil perilaku. Beberapa di antaranya adalah:

  • Mengalami gangguan kesehatan mental sejak masa anak-anak.
  • Buruknya hubungan anak-orang tua
  • Gangguan perilaku.
  • Bersikap agresif.
  • Susah bersosialisasi.
  • Berperilaku negatif, seperti melawan aturan.
  • Rendah diri.

 

Baca juga: Penyebab Kekerasan Orang Tua Terhadap Anak Meningkat

 

 

Tak hanya yang sudah disebutkan di atas, memukul juga berdampak pada kemampuan kognitif yang lebih rendah. Penelitian ilmu saraf baru-baru ini menunjukkan bahwa anak-anak yang sering dipukul, memiliki lebih sedikit grey matter di bagian korteks otak besar, yang mana memengaruhi kinerja kognitif dan gangguan kesehatan mental. Intinya, efek negatif memukul tidak main-main!

 

Baca juga: Si Kecil Muntah-Muntah Tanpa Demam? Tetap Tenang, Ini Penjelasannya

 

 

 

 

 

Memukul Anak, Orang Tua Bisa Dipenjara!

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak berusia 3-5 tahun lebih berpotensi menerima pukulan dari orang tua maupun pengasuh. Selain itu, anak laki-laki juga kerap dipukul oleh orang tuanya, terutama jika menunjukkan perilaku yang menantang dan temperamen yang sulit dikendalikan. Dalam lingkungan keluarga, faktor kontekstual seperti jumlah anak, tekanan ekonomi, dan stres orang tua meningkatkan kemungkinan bahwa orang tua akan menggunakan hukuman fisik sebagai metode disiplin.

 

Melihat betapa seriusnya perkara ini, beberapa negara sudah melakukan tindak tegas untuk mencegah kekerasan fisik pada anak, yaitu dengan menyusun undang-undang yang khusus mengatur apa yang legal dan ilegal dalam kaitannya dengan tindakan pendisiplinan. Ada yang melarang sama sekali hukuman fisik, namun ada pula yang menetapkan batas-batas tertentu. Bentuk legalitas hukuman fisik anak ini diberlakukan secara bervariasi di setiap negara. Namun, memiliki satu benang merah, yaitu hukuman yang dimaksudkan untuk menyebabkan rasa sakit fisik.

 

Secara kronologis, negara pertama yang mengesahkan undang-undang untuk hukuman fisik anak ini adalah Swedia di tahun 1979. Lalu, secara bertahap diikuti oleh negara Uni Eropa lainnya, dan meluas hingga benua lain termasuk Asia, seperti Jepang. Mulai tahun 2020 ini, Jepang secara jelas dan eksplisit melarang semua hukuman fisik anak, yang diatur dalam UU Pencegahan Pelecehan Anak .

 

Dengan “bergabungnya” Jepang untuk melawan kekerasan fisik pada anak, negeri Sakura ini menjadi negara ke-59 di dunia dan negara keempat di Asia Pasifik yang memberlakukan larangan terhadap semua hukuman fisik terhadap anak-anak.

 

Kira-kira, kapan ya, negeri tercinta kita juga mengambil langkah tegas seperti ini? 

 

Baca juga: Marah pada si Kecil? Hindari 5 Kalimat Ini, ya!

 

Sumber:

Psychology Today. When Parents Hit Their Kids.

American Psychological Association. The Case Against Spanking.

End Corporal Punishment. Japan.