Sekelompok pakar diabetes percaya bahwa beberapa orang mungkin menderita diabetes untuk pertama kalinya karena Covid-19, penyakit pernapasan yang disebabkan virus SARS-CoV-2. Bagaimana COVID-19 bisa memicu diabetes?

 

Diabetes berkembang ketika terjadi gangguan kemampuan tubuh untuk mengatur kadar gula darah. Kondisi ini umumnya diawali oleh kerusakan sel-sel beta di pankreas yang menghasilkan hormon insulin. Jika dialami sejak lahir, maka dikenal sebagai diabetes tipe 1. Ketika tubuh menjadi tidak sensitif terhadap hormon insulin karena faktor gaya hidup, maka akan berkembang menjadi diabetes tipe 2.

 

Penelitian yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine menemukan adanya hubungan dua arah antara diabetes dan COVID-19. Ada laporan kasus dari rumah sakit di Singapura tentang seorang pria yang sebelumnya sehat, mengalami komplikasi diabetes setelah tertular COVID-19.

 

Baca juga: Langkah-langkah Pencegahan Coronavirus pada Penyandang Diabetes

 

Covid-19 Bisa Memicu Diabetes dan Komplikasi Metabolik

Menurut peneliti, Covid-19 dapat menyebabkan komplikasi metabolik yang mengarah pada diabetes, di mana pasien memerlukan perawatan dengan dosis insulin yang sangat tinggi. Sebelumnya, penelitian pada tahun 2010 terhadap 39 pasien yang menerima perawatan untuk sindrom pernapasan akut yang parah (SARS) di China menunjukkan bahwa 20 orang di antaranya menderita diabetes untuk pertama kali.

 

“Virus tersebut masuk ke sel manusia melalui reseptor yang dikenal sebagai ACE2 (enzim pengubah angiotensin 2). Ada banyak jaringan metabolik utama dalam tubuh yang mengandung reseptor ACE2, di antaranya sel beta di pankreas, jaringan adiposa (penyimpanan lemak), usus kecil, dan ginjal,” kata peneliti.

 

Menurut para ahli, ketika virus tersebut berikatan dengan reseptor ACE2, dapat memicu perubahan metabolisme glukosa yang memperburuk diabetes yang sudah ada sebelumnya atau menyebabkan kondisi tersebut berkembang untuk pertama kalinya.

 

“Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum saat ini. Dan sekarang, kami menyadari konsekuensi tak terhindarkan dari pandemi ini. Dikarenakan periode singkat kontak manusia dengan virus ini, belum diketahui pasti bagaimana virus tersebut memengaruhi metabolisme glukosa. Kita juga tidak tahu apakah manifestasi akut diabetes pada pasien ini mewakili diabetes tipe 1, tipe 2, atau mungkin diabetes tipe baru,” kata Francesco Rubino, profesor bedah metabolik di King’s College London, Inggris.

 

Baca juga: Coronavirus pada Diabetes Lebih Berbahaya
 

Jaga Berat Badan Tetap Stabil

Paul Zimmet, profesor ahli diabetes di Monash University di Melbourne, Australia, mengaku jika ia dan rekannya sesama peneliti belum mengetahui apakah pasien yang mengidap diabetes karena Covid-19 tetap berisiko lebih tinggi setelah mendapatkan perawatan dan meninggalkan rumah sakit. “Kami belum tahu apakah diabetes yang diidap seseorang karena Covid-19 akan bertambah parah atau tidak sama sekali,” ujar Paul.

 

Sementara itu, Nevad Sattar, profesor kedokteran metabolik di Universitas Glasgow di Inggris mengungkapkan bahwa, dibutuhkan waktu satu hingga dua tahun untuk mengonfirmasi apakah tingkat diabetes secara keseluruhan telah meningkat atau tidak karena Covid-19.

 

“Saat ini, yang bisa kita lakukan ialah tetap aktif dan mengonsumsi makanan sehat sebaik mungkin agar berat badan tetap stabil atau menurunkan beberapa kilogram untuk mengurangi risiko diabetes di kemudian hari,” saran Nevad.

 

Namun, apabila Kamu sudah hidup dengan diabetes, Geng Sehat harus lebih berhati-hati agar tidak mengalami komplikasi diabetes, terutama jika tidak mengontrol penyakit tersebut dengan baik. “Pasien diabetes yang terinfeksi Covid-19 cenderung mengalami komplikasi serius yang dapat menyebabkan kematian. Itu karena, gula darah tinggi melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuatnya kurang mampu melawan infeksi,” ujar peneliti.

 

Jika penderita diabetes terinfeksi Covid-19, dapat menyebabkan risiko lebih besar untuk komplikasi diabetes seperti ketoasidosis diabetik (DKA) yang terjadi ketika asam tingkat tinggi (keton) menumpuk di dalam darah. DKA menyebabkan Kamu kehilangan banyak elektrolit dalam tubuh.

 

Baca juga: Waspada Ketoasidosis, Komplikasi Diabetes yang Bisa Merenggut Nyawa

 

 

Referensi:

MedicalNewsToday. Can COVID-19 Trigger Diabetes?

WebMD. COVID-19 and Diabetes