Bagi sebagian wanita kehamilan merupakan saat yang paling dinanti setelah menikah. Namun, ternyata ada beberapa wanita yang hamil dengan kondisi khusus, sehingga perlu dipantau secara berkala. Apa saja sih kondisi khusus tersebut? Simak terus ya, Mums!

 

Kehamilan dengan plasenta previa

Meskipun Mums telah mengupayakan sebaik mungkin untuk mencegah terjadinya masalah pada kehamilan, tetapi terdapat berbagai kondisi yang tidak dapat Mums hindari, salah satunya kondisi plasenta previa.

 

Apa sih plasenta previa itu?

Dalam keadaan normal, plasenta seharusnya tidak menutupi jalan lahir. Namun, dalam kondisi ini, plasenta justru menutupi jalan lahir, entah sebagian ataupun seluruhnya. Mums dapat mengetahui kondisi ini ketika usia kandungan mencapai 18-20 minggu melalui bantuan USG.

 

Biasanya, dokter akan segera menganjurkan untuk melakukan operasi caesar saat persalinan nanti, sebab jika ibu memaksa untuk melahirkan secara normal, justru akan berisiko mengalami perdarahan. Meski begitu, pada beberapa kasus, ibu tetap dapat menjalani persalinan normal karena terjadi pergerakan atau perubahan letak plasenta.

 

Apa saja faktor risiko yang memicu terjadinya plasenta previa?

  • Ibu yang hamil usianya telah atau lebih dari 35 tahun. Faktor ini faktanya dapat membuat ibu hamil berisiko 3 kali lebih besar mengalami plasenta previa.
  • Gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, minum alkohol, dan rutin konsumsi junk food.
  • Pernah melakukan operasi, seperti caesar dan miom.
  • Adanya gangguan anatomi atau tumbuh tumor di dalam rahim, sehingga area plasenta untuk menempel menjadi lebih kecil.
  • Memiliki riwayat endometriosis atau janin tidak berkembang di dalam rahim.
  • Mums sering merasakan nyeri atau infeksi pada panggul.
  • Mums sedang mengandung janin kembar.
  • Memiliki riwayat plasenta previa di kehamilan sebelumnya.
  • Mums pernah mengalami kondisi buruk saat kehamilan sebelumnya dan menyebabkan trauma.

 

Kehamilan kembar

Banyak pasangan yang menginginkan punya anak kembar. Padahal, kondisi ini termasuk dalam kategori hamil dengan kondisi khusus, lho. Sedikit berbeda dengan kehamilan tunggal, kehamilan kembar, baik ganda maupun lebih, pasti menimbulkan risiko.

 

Kemungkinan Mums mengalami kelelahan akan jauh lebih besar ketimbang kehamilan tunggal. Selain itu, kehamilan kembar juga berisiko bagi janin. Tidak sedikit anak kembar terlahir prematur dengan bobot kurang dari 2 kg. Bobot masih-masing janin pun bisa berbeda dikarenakan plasenta tidak dapat membagi rata setiap asupan.

 

Menurut pengalaman, beberapa ibu hamil yang mengandung anak kembar sering kali mengeluh akibat kehamilannya terasa tidak nyaman. Selain cepat lelah, ibu hamil juga cenderung mengalami sakit pinggang dan punggung, serta kaki yang membengkak.

 

Lalu, adakah tips untuk mencegah risiko kesehatan memburuk selama kehamilan kembar? Tentu saja ada, Mums! Berikut beberapa hal yang dapat Mums lakukan:

  • Perhatikan asupan makan, baik dari segi porsi hingga nutrisinya. Tahu dong kalau selama hamil kembar Mums membutuhkan nutrisi yang jauh lebih besar ketimbang kehamilan tunggal? Untuk itu, usahakan agar tetap memenuhi kebutuhan gizi harian. Konsumsilah makanan yang kaya akan protein, zat besi, serta kalsium untuk mencegah osteoporosis. Usahakan pula untuk mendapat asupan lebih dari 300 kkal setiap harinya.
  • Carilah posisi tidur yang nyaman. Mums dapat menggunakan bantal untuk mengganjal punggung dan kaki yang mulai nyeri akibat kelelahan.
  • Beristirahatlah dengan cukup atau Mums bisa mengurangi aktivitas sehari-hari.

  • Lakukan pemeriksaan kandungan untuk memantau kesehatan ibu dan janin secara rutin.

  • Segera berkonsultasi dengan dokter apabila terjadi hal-hal yang buruk. Sekecil apapun itu masalahnya, jangan ragu dan menunda-nunda berkonsultasi.

 

Baca juga: Enggak Sabar Menanti Kelahiran si Kembar? Baca Persiapannya Dulu di Sini!

 

Mums dan janin memiliki rhesus yang berbeda

Mungkin saat muda, Mums tidak begitu peduli dengan rhesus (Rh) darah. Namun, ini menjadi penting saat masa kehamilan. Coba cek apakah rhesus ibu dan suami berbeda. Misalnya, Mums rhesus positif sedangkan suami negatif. Kondisi tersebut dapat memicu terjadinya 2 kemungkinan, yaitu anak lahir dengan rhesus negatif atau positif. Lain halnya ketika Mums dan suami memiliki rhesus yang sama, maka bayi pun akan lahir dengan rhesus yang sama pula.

 

Sebenarnya, apa yang akan terjadi saat rhesus bayi dan ibu berbeda? Dalam kondisi tersebut, ibu akan memproduksi antibodi yang sifatnya menghancurkan darah janin. Saat terlahir, bayi kemungkinan lebih besar mengalami anemia atau kekurangan darah. Jadi, sebaiknya Mums konsultasikan ke dokter setelah mengetahui rhesus Mums dan Dads.

 

Baca juga: Waspada Anemia pada Ibu Hamil!

 

Hamil di atas usia 35 tahun

Mungkin kondisi ini terjadi tidak disengaja. Namun, beberapa hal yang perlu Mums perhatikan adalah kehamilan di usia 35 tahun ke atas memiliki risiko yang tinggi. Semakin usia bertambah, kualitas sel telur kian menurun.

 

Namun, jangan khawatir Mums! Mums dapat mengupayakan yang terbaik, seperti menjaga pola makan dan menerapkan gaya hidup sehat. Apabila saat kehamilan Mums mengalami berbagai masalah kesehatan, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter kandungan. Bila perlu, konsultasikan terlebih dulu dengan dokter jika memang berencana untuk hamil di atas usia 35 tahun.

 

Dari uraian di atas, apakah Mums termasuk salah satunya yang sedang hamil dengan kondisi khusus? Jika iya, sebaiknya rutinlah berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mencegah terjadinya risiko kesehatan. (BD/AS)

 

Baca juga: 5 Superfood untuk Ibu Hamil