Apakah Kamu pernah mendengar istilah sendentary life? Jangan-jangan Kamu adalah pengikut gaya hidup sedentari. Jika aktivitas Kamu sehari-hari lebih banyak duduk, maka tanpa disadari Kamu sudah menjalani gaya hidup yang sangat tidak sehat ini. Beberapa penelitian membuktikan bahwa kurang gerak berhubungan dengan timbulnya masalah kesehatan di masa yang akan datang.

 

Amercian College of Sports Medicine (ACSM) mendefinisikan gaya hidup sedentari sebagai gaya hidup yang tidak melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang, minimal 30 menit sekurang-kurangnya 3 hari dalam seminggu selama 3 bulan. Yang dimaksud dengan aktivitas fisik di sini adalah segala jenis aktivitas yang dilakukan di luar waktu tidur, yang mengeluarkan energi sangat sedikit yakni < 1,5 METs (Metabolic Equivalent yaitu satuan satuan energi yang keluar saat melakukan aktivitas fisik) pada posisi duduk atau berbaring.

 

Dokter spesialis kedokteran olahraga, Dr Ade Jeanne L. Tobing menjelaskan, gaya hidup kurang gerak ini adalah sumber berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung, kanker, atau gangguan pada sendi seperti osteoporosis atau osteoartritis. “Tetap aktif adalah salah satu cara untuk menjaga kemampuan mobilitas kita. Karena dengan aktif bergerak bermanfaat untuk memelihara kesehatan sistem muskuloskeletal yang terdiri dari tulang, sendi dan otot kita,” jelas dr. Ade dalam acara kampanye “Ayo Indonesia Bergerak” yang diprakarsai Anlene di Jakarta, 11 April 2018.

 

Baca juga: Kurangi Duduk dan Tingkatkan Aktivitas Fisik dengan 7 Cara Ini, Yuk!

 

Perbedaan Aktivitas Fisik dan Latihan Fisik

 

Aktivitas fisik

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang terjadi akibat kontraksi otot rangka, yang menambah pengeluaran energi di atas level dasar. Banyak sekali contoh aktivitas fisik. Semua pekerjaan rumah tangga seperti menyeterika, memasak, membersihkan karpet, naik turun tangga, mencuci mobil, berkebun, dan sebagainya. Semakin kita berkeringat dan detak jantung meningkat karena aktivitas fisik, maka manfaatnya semakin besar untuk tubuh.

 

Latihan fisik

Latihan fisik adalah kegiatan yang direncanakan, terstruktur dan berulang dengan tujuan memelihara serta meningkatkan kebugaran fisik. Contoh latihan fisik misalnya berenang, jogging, bersepeda, jalan cepat dan olahraga aerobik lainnya.

Baca juga: Benarkan Olahraga Lari Buruk untuk Kesehatan Lutut?
 

Klasifikasi aktivitas fisik

Dr. Ade menambahkan, bahwa beraktivitas fisik tidak harus datang ke gym dan membayar mahal. Karena sejatinya kita dapat melakukan aktivitas fisik di manapun berada, di tengah aktivitas apapun, bahkan saat kita duduk atau berbaring.

 

Klasifikasi aktivitas fisik dibagi menjadi:

  • ringan : kurang dari 150 menit per minggu

  • sedang : 150-300 menit per minggu'

  • berat : lebih dari 300 menit per minggu

 

Sangat disarankan melakukan aktivitas fisik secara teratur, frekuensi 5 kali seminggu dengan waktu setiap kali melakukan aktivitas fisik 30-60 menit per hari atau 150-300 menit per minggu. Porsi ini sudah cukup memelihara kesehatan tubuh.

Baca juga: Diabetes Bukan Halangan untuk Berolahraga
 

Apakah Kamu Kurang Gerak?

Ada cara sederhana menentukan Kamu sudah cukup bergerak atau hidup sedentari. Paling sederhana adalah dengan menghitung langkah dalam sehari. Jika dalam sehari Kamu bergerak kurang dari 5000 langkah, Kamu hidup sedentari. Melangkah 5000-7500 langkah dalam sehari saja masih kurang aktif. Kamu dinyatakan aktif jika dalam sehari bergerak 10.000 – 12.499 langkah. Untuk mengukur langkah ada alat praktis yang digunakan di pergelangan tangan, dan bisa dibeli dengan mudah.

 

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa 24,1% penduduk Indonesia menjalani perilaku sedentari lebih dari 6 jam per hari. Oleh karena itu, gerakan Ayo Indonesia Bergerak diharapkan dapat mendukung program Kementerian Kesehatan dalam mencegah berbagai penyakit tidak menular melalui perilaku hidup sehat. (AY)