Pasangan suami istri yang tengah merencanakan Keluarga Berencana, dengan maksud menjarangkan kehamilan, kadang dibuat pusing dengan aktivitas bercinta. Jika istri belum menggunakan alat kontrasepsi, maka cara KB yang dipakai adalah senggama terputus atau menggunakan sistem kalender. Memakai kondom pun serba salah, karena ada sebagian pria yang merasa tidak nyaman bercinta menggunakan kondom.
Lantas apa solusinya? Mungkin Kamu bisa mempertimbangkan vasektomi, yang merupakan metode kontrasepsi pada pria. Vasektomi adalah proses operasi pemotongan vas deferens yaitu saluran berbentuk tabung kecil di dalam skrotum yang berfungsi membawa sperma dari testis menuju penis. Metode KB pria ini juga dikenal dengan istilah sterilisasi. Tujuan vasektomi adalah mencegah pembuahan dan kehamilan karena akses sperma tertutup.
Meski begitu, para wanita jangat takut. Pria masih mampu ejakulasi seperti biasa,hanya saja cairan ejakulatnya sudah tidak mengandung sperma. Vasektomi ini merupakan metode kontrasepsi yang bersifat permanen. Pasangan suami ist
ri tidak perlu takut lagi terjadi kehamilan, maka bercinta pun semakin nyaman. Vasektomi ini sangat efektif dengan tingkat keberhasilan mencegah kehamilan mencapai 99 persen. Artinya, hanya kurang dari 1 di antara 100 orang wanita yang hamil setelah satu tahun pria menjalani prosedur vasektomi.
Baca juga: Narkotika Juga Bisa Digunakan Sebagai Terapi Medis
Prosedur Vasektomi
Prosedur vasektomi umumnya hanya membutuhkan waktu 10 hingga 15 menit. Dokter hanya melakukan sayatan pada kedua skrotum dan pasien cukup diberikan bius lokal pada tubuh bagian pinggul ke bawah. sayatan ini untuk mengakses vas deferens untuk dibuang atau diikat. bekas sayatan kemudian ditutup dengan jahitan.
Usai pembedahan, mungkin akan terasa sakit dan bengkak di bagian tersebut, tetapi kondisi tersebut tak akan lama. Seorang pria bahkan sudah dapat melakukan aktivitasnya kembali setelah 24 jam. Biasanya usai operasi, dokter akan melakukan kompres dengan air es kepada skrotum atau buah zakar sembari meminta pasien untuk mengonsumsi obat anti nyeri.
Setelah 8-16 minggu pria diminta kontrol untuk tes apakah masih ada cairan sperma pada air mani. Jika masih ada, keungkinan ikatan kurang kuat sehingga perlu dilakukan prosedur ulang.
Kehidupan Seks Pasca Vasektomi
Dilansir dari pfizer.co.id, beberapa pria enggan melakukan vasektomi karena takut kehidupan seksualnya akan terganggu atau kehilangan gairah seksual. Tetapi ini adalah mitos. Sebuah penelitian menemukan bahwa tindakan vasektomi justru meningkatkan kualitas hubungan seksual pasangan suami istri.
Survei yang dilakukan oleh peneliti dari Stanford University terhadap lebih dari 6.000 pria, menemukan pria yang menjalani vasektomi ternyata melakukan rutinitas hubungan seksual lebih sering dibandingkan pria yang tidak menjalani vasektomi, yakni 5,9 kali dibandingkan 4.9 kali per bulan.
Salah satu alasannya adalah, pasangan vasektomi ini tidak takut lagi tentang isu kontrasepsi sehingga tidak ada beban melakukan hubungan seksual dibandingkan sebelum melakukan vasektomi. Meski begitu, ada sebagian pria yang menjalani vasektomi khawatir “jahitan” di testikelnya akan melukai pasangan saat berhubungan seksual.
Ada juga anggapan bahwa vasektomi akan meningkatkan risiko kanker prostat. Kekhawatiran ini muncul setelah sebuah penelitian tahun 2014 menyatakan bahwa vasektomi meningkatkan risiko tumor prostat sebesar 10% dan 20% risiko kanker prostat yang fatal. Namun setelah diteliti lebih lanjut, risiko ini tidak terbukti.
Untuk memastikan lagi, penelitian kembali dilakukan pada hampir 2000 pria yang menjalani vasektomi dan hanya ditemukan 50 pria yang meninggal karena kanker prostat. Tetapi angkanya hampir tidak berbeda dengan pria yang tidak menjalani vasektomi. Artinya, tidak terbukti vasektomi meningkatkan risiko kanker prostat.
Jadi anggapan bahwa vasektomi akan memengaruhi libido sama sekali tidak benar Gengs! Apalagi menyebabkan kanker prostat. Bercinta justru menjadi lebih nyaman dan dapat dilakukan kapan saja meskipun persediaan kondom tengah habis! (BD/AY)
