Apakah Kamu tahu tentang ADHD? Penyakit ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder merupakan salah satu gangguan hiperaktif yang dapat membuat penderitanya sulit untuk berkonsentrasi sehingga memunculkan perilaku hiperaktif ketika berkegiatan sehari-hari. Tapi, yang perlu Kamu ketahui adalah tidak semua pasien ADHD menunjukkan gejala hiperaktif yang sama.

Dalam artikel ini, secara khusus akan diperlihatkan bagaimana gejala hiperaktif yang dialami oleh kaum wanita akan berbeda dengan gejala umum yang terjadi pada laki-laki. wanita nyatanya sulit melihat gejala hiperaktif pada dirinya sendiri, bahkan dokter dan ahli kesehatan mental pun sulit untuk mendiagnosisnya. Oleh karena itu, diharapkan Kamu dapat memahami dengan baik kondisi tubuh Kamu atau orang terdekat yang berpotensi mengidap gangguan gejala ADHD pada wanita, khususnya bagi kaum hawa.

Gejala yang Berbeda

Bagaimana bisa penyakit yang sama memunculkan gejala yang berbeda? Pada awalnya, studi klinis terkait ADHD yang dilakukan pada tahun 1970-an hanya berpusat pada laki-laki berusia muda sebagai subjek penelitian. Hal ini menyebabkan hasil penelitian berupa kriteria diagnosis ADHD hanya merepresentasikan gejala yang dialami oleh kaum laki-laki. Akibatnya, sulit bagi wanita untuk mendapatkan diagnosis ADHD kecuali Kamu berperilaku seperti laki-laki yang hiperaktif, yakni bertindak sangat agresif dan aktif.

Padahal, wanita yang mengalami masalah hiperaktif cenderung memperlihatkan perilaku layaknya orang yang memiliki sifat introvert. Kamu yang terkena ADHD cenderung akan tidak berperilaku hiperaktif. Meskipun begitu, Kamu akan merasa sulit untuk mengatur diri sendiri dan hal-hal di sekitar sehingga akan dicap sebagai orang yang berantakan dan tidak rapih. Tidak hanya itu, gejala lain yang bisa terlihat adalah Kamu sulit untuk mengingat sesuatu, seperti letak benda sehingga barang-barang di sekitar Kamu akan berserakan dan sulit ditemukan kembali.

Kamu yang sebenarnya mengidap masalah kesehatan mental berupa ADHD akan sering lupa dan merasa bahwa Kamu tidak dapat mengendalikan segala sesuatu secara bersamaan. Bahkan salah satu pengalaman penderita yang diceritakan dalam artikel theatlantic.com menyebutkan jika dirinya tidak mampu datang bekerja sesuai waktu yang ditentukan karena akan datang 3 jam lebih awal lebih terlambat dari seharusnya. Nah, satu lagi nih yang harus diperhatikan. Jika Kamu sering menghilangkan dompet, tiket, kamera, handphone, passport atau jaket bisa jadi itu gejala gangguan kesehatan mental ADHD yang harus diwaspadai. Jangan sepelekan kebiasaan buruk itu ya, karena gejala ini memang terkesan biasa saja namun sulit dinyatakan secara medis sebagai penderita ADHD.

Sulitnya Diagnosis Gejala ADHD pada Wanita

Studi dari Dr. Ellen Littman, pengarang buku Understanding Girls with ADHD menemukan masih ada kurang lebih 4 juta wanita di dunia yang belum mendapatkan diagnosis pasti sebagai pasien ADHD. Atau bisa dikatakan jika setengah hingga ¾ wanita yang menderita ADHD belum menyadari dirinya mengalami masalah kesehatan mental tersebut.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Queensland, Australia pada tahun 2009 juga membuktikan jika wanita yang sejak lahir menunjukkan gejala ADHD biasanya tidak mendapatkan referensi untuk mengunjungi bagian kesehatan mental di rumah sakit atau klinik. Bahkan dokter pun tidak menyadari betul keberadaan gejala ADHD pada diri seorang wanita. Mengapa bisa sampai sesulit ini? Berikut adalah beberapa keadaan atau penyebab mengapa wanita sangat rentan salah mendapatkan diagnosis ADHD dari dokter.

1. Karena wanita yang mengalami gejala ADHD dalam rutinitas harian cenderung dianggap biasa, seperti melupakan sesuatu atau tidak mampu mengendalikan waktu dan benda di sekitarnya. Untuk itu, tidak dilihat adanya tanda yang mengarah pada penyakit hiperaktif.

2. Wanita yang cenderung pintar dan memiliki keluarga yang selalu mendukungnya cenderung membuat gejala hiperaktif yang terdapat di dalam dirinya menjadi tidak terlihat atau tertutup.

3. Wanita tidak menunjukan gejala hiperaktif yang merugikan orang atau membuat kekacauan seperti pada kebanyakan laki-laki. Tanda-tanda ADHD pada wanita biasanya baru bisa didiagnosis ketika mereka berada pada jenjang kehidupan yang lebih lama, seperti saat kuliah, menikah, atau hamil. Sehingga keterlambatan diagnosis seringkali terjadi.

4. Gejala ADHD berupa peningkatan hormon estrogen dan perubahan perilaku lain pada wanita seringkali dilihat sebagai bagian dari masa puberti. Terlebih jika Kamu atau anak Kamu mulai menunjukkan gejala pada usia yang dini sekitar usia 7 hingga 12 tahun.

Diagnosis Terlambat, Pengobatan Ikut Terlambat

Sebaiknya, Kamu mengetahui masalah ADHD sejak dini. Tapi, bagaimana dengan mereka yang sudah terlanjur menjalani keseharian dengan ADHD selama berpuluh-puluh tahun dan masih tidak menyadari keberadaan penyakit ini dalam dirinya? Tentu mereka akan merasa bingung, malu, dan tidak tahu harus berbuat apa dengan kesulitan mengoordinasi, memprioritaskan, dan fokus terhadap sesuatu. Kamu mungkin hanya menjadikan gejala-gejala hiperaktif tersebut sebagai kesalahan personal saja. Tidak ada yang mengatakan pada Kamu, termasuk ahli kesehatan sekalipun jika gangguan yang Kamu alami disebabkan karena masalah neurobiologis.

Diagnosis yang terlambat menyebabkan penanganan ADHD juga menjadi terlambat. Banyak kaum wanita yang merasa tidak dapat memenuhi harapan masyarakat sehingga merasa depresi dan tertekan selama belasan tahun. Terutama bagi kaum hawa yang baru mendapatkan diagnosis hiperaktif setelah berusia 20 tahun ke atas. Padahal, penting sekali untuk mendapatkan pengobatan ADHD bagi para penderita. Penanganan yang dilakukan akan sangat membantu menyeimbangkan kontrol dalam kegiatan sehari-hari. Pengobatan ini mungkin memang tidak dapat memperbaiki semua hal. Tetapi bagi Kamu yang telah mengetahui keberadaan penyakit hiperaktif dalam diri sendiri, Kamu akan lebih menyayangi dan dapat memaafkan diri sendiri. Rendah diri, rasa malu, dan stres dapat berkurang jika Kamu sudah sadar akan gangguan dan sudah melakukan perawatan yang tepat.

Gejala ADHD pada wanita memang nampak sepele, namun jika dibiarkan terlalu lama bisa menggangu aktivitas Kamu sehari-hari. Karena itulah, waspadai gejala ADHD pada diri Kamu, anak, keluarga, dan kerabat secepat mungkin!