Pada minggu ke-2 di bulan Ramadan, biasanya orang-orang sudah lebih mampu untuk menahan lapar dan haus. Emosi pun sudah tertata baik. Mengapa? Karena perut sudah beradaptasi untuk berpuasa dan menghadapi pola makan yang sedikit berubah waktunya.

Lalu bagaimana dengan orang yang punya penyakit maag? Penyakit yang dalam bahasa kedokterannya disebut sebagai gastritis atau sekarang lebih dikenal dengan panggilan GERD (gastroenteroreflux disorder) ini, adalah keadaan tidak seimbangnya kondisi proses pencernaan pada saluran pencernaan dari lambung (a.k.a maag, kantung nasi, gaster) sampai ke saluran pencernaan lain setelah lambung, seperti usus dua belas jari, usus halus, dan seterusnya.

Dengan gejala seperti mual, perih, kembung (bergas), sampai mungkin diare, penyakit ini, atau kalau saya lebih senang menyebutnya kelainan atau disorder, bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk pengaturan pola makan.

Nah, untuk mudahnya, dapatkah penderita maag berpuasa? Jawabnya adalah boleh sekali dilakukan dan justru sangat baik!

Menerapkan pola makan yang baik amat penting dilakukan oleh penderita maag yang ingin berpuasa. Apa yang dimaksudkan dengan pola makan yang baik?

  1. Mengonsumsi makanan dalam jumlah cukup, dan dilakukan pada saat perut tidak dalam kondisi benar-benar kelaparan. Sebaiknya juga berhenti makan sebelum kekenyangan,

  2. Pada saat sahur, harus makan sebagai bekal energi menjalani puasa seharian. Dan, jumlah asupan yang dimakan tidak seperti sarapan pagi biasa.

  3. Makan malam dengan jumlah asupan yang tidak terlalu banyak. Hal ini dikarenakan saat berbuka biasanya kita sudah makan dalam porsi kecil, namun tidak sampai kekenyangan. Pasalnya, akan sulit melakukan salat tarawih bila terlalu kenyang

  4. Jenis makanan yang dimakan ketika sahur harus tepat. Pastikan makanan kita sesuai dengan kebutuhan tubuh. Hindari pula makan makanan yang terlalu pedas ataupun terlalu asam, karena takut mengganggu pencernaan pada saat kita berpuasa

  5. Sewaktu berbuka, penuhi asupan cairan dan konsumsi gula pengganti karbohidrat yang hilang seharian, yaitu dengan minum air putih pengganti hidrasi tubuh serta makan 3 sampai 7 butir kurma. Untuk makan malam, konsumsi buah-buahan seperti pisang serta sayur hijau seperti bayam, lidah buaya, dan lain-lain sebagai tambahan serat. Tambahkan protein hewani, seperti ayam dan ikan yang mudah dicerna oleh perut kita. Jangan lupa untuk minum air putih lebih banyak sebelum tidur.

  6. Hindari mengonsumsi buah-buahan dan sayur yang mengandung gas, seperti semangka, nangka, kubis, nanas, duren, dan anggur.

  7. Orang dengan penyakit maag yang juga menderita gangguan laktosa (lactose intolerance) sebaiknya menghindari pengonsumsian susu, karena akan mengganggu pencernaan (bukan hanya sewaktu puasa saja, lho).

     

 

Bagaimana ketika siang hari saat menjalani puasa, apakah maag tidak akan kumat? Inilah hebatnya tubuh kita, kalau pola makan sudah diubah, maka tubuh hanya butuh waktu 2 -3 hari sampai 1 minggu untuk menyesuaikannya. Itulah sebabnya pada minggu ke-2 hingga akhir bulan Ramadan, kita akan merasa lebih nyaman berpuasa, tidak terkecuali penderita penyakit maag. Selamat berpuasa!