Mungkin Mums dan Dads akan deg-degan setengah mati bila mengalami hal ini. Baru meleng beberapa detik, si Kecil sudah asyik mengobrol dengan orang dewasa. Sayangnya, ini bukan orang dewasa yang Mums dan Dads kenal. Apalagi, anak dengan ramahnya mulai banyak bercerita tentang dirinya dan keluarganya. Ups, anak mudah akrab dengan orang asing? Patutkah Mums waspada?

 

Batasan Ramah dengan Waspada bagi si Kecil

Sebenarnya, tidak ada yang salah jika anak berlaku ramah. Si Kecil akan lebih cepat dan mudah berinteraksi dengan orang lain, meskipun baru kenal. Misalnya, saat pertama kali datang ke acara keluarga atau hari pertama masuk sekolah TK. Pastinya Mums senang dong kalau anak ramah dengan sepupu atau ibu guru di sekolah?

 

Namun, apa sih sebenarnya batasan aman bersikap ramah dengan waspada bagi si Kecil saat berinteraksi dengan orang asing? Nah, ada 3 tips untuk memberikan batasan kepada anak mengenai interaksi mereka dengan orang asing!

 

  1. Pilih kata-kata yang tepat daripada hanya melarang

Jangan gunakan kata “orang asing” sebagai konotasi menakutkan. Yang ada, anak malah enggan berkenalan dan mempunyai teman baru. Gunakan “orang yang kurang baik” sebab orang-orang yang ditemui si Kecil berpotensi berbuat tidak baik kepadanya.

 

Baca juga: Pentingnya Peran Ayah Dalam Tumbuh Kembang Anak Selama Era New Normal

 

  1. Ajari si Kecil tentang ‘muscle memory’ dalam menjaga diri sendiri

Anak kecil lebih mudah mengingat segala sesuatu lewat permainan maupun praktik langsung. Metode ini dikenal dengan sebutan ‘muscle memory’. Misalnya, latihan keberanian di tempat umum lewat roleplaying. Meskipun kesannya hanya main-main, Mums bisa mengajarkan banyak hal melalui cara ini, sehingga ia mudah belajar.

 

Selain itu, ada kalanya anak terpaksa belajar mempercayai orang asing bila ia sedang dalam masalah. Misalnya, saat terpisah dari Mums dan Dads di ruang publik. Agar tidak mudah panik, ajarkan anak untuk meminta bantuan kepada orang dewasa yang dapat dipercaya, seperti satpam.

 

  1. Ajari anak untuk mengandalkan instingnya

Karena dianggap tidak logis, banyak orang dewasa yang sering mengabaikan insting mereka. Makanya, saat anak bercerita mengenai perasaan tidak nyaman atau firasat buruk akan orang-orang tertentu, ia kerap tidak ditanggapi dengan serius.

 

Padahal, mendengarkan insting bagi anak sangat penting. Jangankan orang asing, orang-orang yang dikenal si Kecil saja juga bisa berbuat jahat. Makanya bila anak merasa tidak nyaman saat disentuh oleh anggota keluarga lain atau teman Mums dan Dads, jangan remehkan perasaannya. Biarkan anak bercerita kepada Mums tentang ketidaknyamanan yang dirasakannya beserta alasannya.

 

Baca juga: 9 Tips agar Anak Tidak Panik saat Gempa

 

Amber Lederberger, seorang guru SD di California, memberitahu putranya yang waktu itu baru berusia 5 tahun dan kakak perempuannya untuk mendengarkan insting mereka, seperti rasa tidak nyaman di perut saat berbicara dengan orang dewasa tertentu, bahkan sosok yang mereka kenal sekali pun. Lederberger juga punya peraturan lain di keluarganya, yaitu, “Sebaiknya keluarga jangan saling menyimpan rahasia, apalagi yang memang sebenarnya perlu diceritakan.”

 

Intinya, jika orang dewasa lain meminta si Kecil untuk menjaga rahasia mereka, ia harus langsung memberitahu Mums atau Dads. Orang dewasa yang baik tidak boleh meminta anak untuk menyimpan rahasia apa pun karena bukan tanggung jawabnya.

 

Jadi bila si Kecil tampak akrab dengan orang asing atau sering bercerita mengenai siapa pun yang mereka ajak mengobrol saat Mums sedang tidak ada, dengarkan baik-baik. Lebih baik anak jujur dan bersikap terbuka mengenai orang asing yang berusaha mengajaknya mengobrol, daripada diam-diam saja karena takut dimarahi. (AS)

 

Baca juga: Tips Hindari Stres Buat Mums yang Multiperan

 

Referensi

Parents: 3 Practical Ways to Talk to Kids About Strangers

Good Therapy: Indiscriminate Affection and Children: The Real Stranger Danger

KidsHealth: How Can I Teach Kids to Be Smart About Strangers?