Mums sudah mendekati HPL? Kalau sudah mendekati HPL, biasanya kebanyakan Mums akan merasa bahagia campur takut. Mums pasti ingin memilih metode melahirkan yang paling nyaman. Salah satu metode melahirkan yang paling dikenal adalah water birth.

 

Apa itu metode water birth, dan apakah water birth aman? Yuk, kita bahas di bawah!

 

Baca juga: Tanda-tanda Setelah Melahirkan yang Perlu Diwaspadai!
 

Apa itu Water Birth?

Water birth adalah proses melahirkan dengan cara berendam di dalam air. Berada di dalam air saat proses melahirkan dipercaya dapat membantu meredakan nyeri dan membuat Mums lebih rileks. Airnya juga bisa menopang berat badan Mums, sehingga Mums lebih mudah bergerak. 

 

Melahirkan dengan metode water birth bisa menjadi pilihan jika Mums memiliki risiko rendah dan dokter percaya metode tersebut aman untuk Mums dan si Kecil dalam kandungan. Jadi, Mums harus konsultasi dulu dengan dokter.

 

Mums kemungkinan dilarang melakukan water birth jika:

  • Posisi bayi bokong di bawah dan kepala di atas.
  • Mums mengandung anak kembar.
  • Mums melahirkan prematur (di bawah usia kehamilan 37 minggu).
  • Bayi mengeluarkan mekonium sebelum proses melahirkan berlangsung.
  • Mums memiliki herpes.
  • Mums memiliki pre-eklampsia.
  • Mums memiliki infeksi.
  • Mums mengalami demam saat proses melahirkan.
  • Mums mengalami perdarahan.
  • Air ketuban sudah pecah selama lebih dari 24 jam.
  • Persalinan Mums diinduksi.
  • Mums memiliki risiko tinggi mengalami kesulitan saat melahirkan.

 

Mums kemungkinan tidak disarankan melahirkan dengan metode water birth jika memiliki faktor risiko di atas. 

 

Baca juga: Senam Nifas, Gerakan Ringan dan Menakjubkan Pasca Melahirkan
 

Kelebihan dan Kekurangan Water Birth?

Berikut beberapa kelebihan metode melahirkan water birth:

  • Air hangat bisa membantu rileks, menenangkan, dan meningkatkan kenyamanan Mums.
  • Mums lebih mudah mencoba posisi melahirkan yang berbeda-beda. 
  • Saat duduk tegak di dalam kolam, gravitasi dapat membantu bayi turun ke jalan lahir.
  • Berada di dalam air dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi kecemasan, sehingga membantu tubuh memproduksi endorfin, yang bisa meredakan nyeri.
  • Air bisa membantu meredakan nyeri punggung dan sensasi tekanan.
  • Air bisa membantu meregangkan perineum saat bayi keluar dari jalan lahir, sehingga mengurangi risiko robekan.

 

Berikut beberapa kekurangan melahirkan dengan metode water birth:

  • Mums tidak mendapatkan bantuan pereda nyeri, seperti opiat, petidin, dan epidural. 
  • Kontraksi kemungkinan akan melambat, khususnya jika Mums terlalu cepat masuk ke dalam air.
  • Kalau airnya terlalu dingin, bayi memiliki risiko terkena hipotermia.

 

Bayi Tidak Bisa Tenggelam 

Banyak ibu hamil yang khawatir jika bayinya akan tenggelam jika melahirkan di dalam air, namun hal ini tidak akan terjadi. Bayi tidak perlu bernapas ketika ia berada di dalam rahim karena sudah mendapatkan oksigen dari darah yang berasal dari ibunya lewat plasenta.

 

Ketika bayi lahir di dalam air, tubuhnya bereaksi seperti masih di dalam janin hingga ia mengambil napas pertamanya, saat itulah paru-parunya terbuka. Ketika bayi keluar dari janin ke dalam air, paru-parunya belum terbuka, sehingga air tidak masuk. 

 

Namun, ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai:

  • Jika kepalanya sudah berada di luar air, namun secara tidak sengaja masuk kembali ke dalam air. 
  • Jika suhunya berubah secara tiba-tiba.

 

Baca juga: Mums, Jangan Salah Pilih, Begini Cara Tepat Memilih Rumah Sakit untuk Melahirkan!

 

Sumber:

Tommy's. How to prepare for a water birth. Januari 2021.
What To Expect. Is a Water Birth Right for You?. Juni 2021.