Saat hamil, apa pun yang Mums pakai dan makan bisa memengaruhi janin, lho! Tidak terkecuali produk kecantikan. Mums harus hati-hati, karena banyak bahan-bahan di dalam produk kecantikan yang perlu dihindari wanita hamil. Dokter Ardiansjah Dara Sjafruddin, Sp.OG, dari RS Mayapada Jakarta Selatan mengatakan bahwa sebenarnya produk kecantikan yang beredar di pasaran dan sudah melalui izin BPOM, sebenarnya aman untuk ibu hamil. Namun yang perlu dipertanyakan adalah jika Mums menggunakan obat dari dokter kulit. Mums harus konsultasi terlebih dahulu mengenai kandungan produk tersebut. 

 

Secara umum, berikut sejumlah petunjuk yang bisa Mums ikuti supaya bisa tetap cantik dan sehat selama hamil.

Baca juga: 4 Tips Memilih Kosmetik yang Tepat

 

Bahan-Bahan Produk Kecantikan yang Berbahaya 

Retinoids 

Bahan kimia yang kuat ini banyak ditemukan di moisturizer untuk antiaging dan obat jerawat. Retinoid sendiri adalah jenis vitamin A yang mempercepat pembelahan sel dan mencegah kerusakan pada kolagen kulit. Namun, ahli menganjurkan supaya wanita hamil tidak menggunakan produk kecantikan dan perawatan kulit yang mengandung retinoid. Pasalnya, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin A dosis tinggi saat kehamilan bisa membahayakan janin.

 

Asam Hidroksi 

Bahan-bahan dalam produk perawatan dan kecantikan kulit yang termasuk asam hidroksi adalah asam hidroksi beta (BHA) dan asam hidroksi alfa (AHA). Keduanya adalah bahan kimia yang paling umum ada di obat kulit berjerawat, inflamasi, dan kulit iritasi. Kedua bahan tersebut juga sering ditemukan di sejumlah pembersih wajah dan makeup dan toner.

 

Kebanyakan produk menggunakan BHA jenis salicylic acid atau asam salisilat di dalamnya. Sejumlah penelitian menemukan bahwa asam salisilat berdosis tinggi bisa menyebabkan cacat pada janin serta sejumlah komplikasi kehamilan. Maka itu, dokter merekomendasikan agar wanita hamil tidak memakai produk kecantikan dan kesehatan kulit yang mengandung asam salisilat.

 

Sementara itu, jenis AHA yang paling sering digunakan di produk kosmetik adalah asam glycolic dan asam glikolat dan asam laktik. Belum ada penelitian terkait kedua asam tersebut. Namun, ahli mengkategorikan keduanya memiliki risiko rendah terhadap kehamilan. Tetap saja, Mums harus hati-hati ketika menggunakannya.

 

Bahan Lainnya 

Pengetahuan Mums tentang bahan-bahan produk kecantikan dan perawatan kulit mungkin belum banyak. Tidak perlu khawatir, Mums hanya perlu hati-hati dan produk kosmetik mana yang memiliki bahan-bahan berbahaya untuk kehamilan. Berikut bahan-bahan produk kecantikan lainnya yang berbahaya untuk wanita hamil:

  • Aluminum choloride hexahydrate: Banyak ditemukan di produk antiperspirant. Sebelum membeli, cek dulu jika produk tersebut mengandung aluminum chloride hexahydrate dan aluminium chlorohydrate.
  • Doethanolmine (DEA): Banyak ditemukan di produk-produk rambut dan kecantikan tubuh. Hindari produk yang mengandung diethanolamine, oleamide DEA, lauramide DEA, dan cocamide DEA.
  • Dihydroxyacetone (DHA): Ditemukan di produk self-tan. Akan lebih berbahaya lagi jika dihirup.
  • Formaldehyde: Banyak ditemukan di produk pelurus rambut, kuteks, dan lem bulumata. Hindari juga bahan-bahan seperti formaldehyde, quaternium-15, dimethyl-dimethyl (DMDM), hydantonin, imidazolidinyl urea, diazolidinyl urea, sodium hydroxymethylglycinate, dan bromopol.
  • Phthalates: Banyak ditemukan di produk-produk minyak wangi sintetis dan kuteks. Hindari juga diethyl dan dibutyl.

Baca juga: 7 Hal yang Perlu Diketahui tentang 'Ekstension' Bulu Mata

 

Lalu Produk Kecantikan Apa yang Aman untuk Ibu Hamil?

Obat Jerawat

Masalah jerawat seringkali menyerang wanita hamil di trimester pertama kehamilan. Penyebabnya adalah kadar estrogen yang tidak stabil. Kalau Mums mengalami jerawat ini, maka lebih baik kunjungi dokter kulit supaya bisa diberikan antibiotik yang aman. Tapi kalau Mums tidak ingin berkonsultasi dengan dokter kulit, maka gunakanlah pembersih wajah yang mengandung tidak lebih dari 2% asam salisilat. Kalau Mums ragu, tanyakan dengan dokter kandungan.

 

Sunscreen

Hanya karena sedang hamil, bukan berarti Mums tidak bisa liburan ke pantai! Tapi, tentu saja jangan lupa gunakan sunscreen. Pada umumnya, sunscreen itu aman digunakan wanita hamil. Namun, supaya lebih aman, gunakan sunscreen yang mengandung titanium dioksida (titanium dioxide) dan zink oksida (zinc oxide) atau sunscreen yang tidak tembus di kulit.

 

Makeup

Wanita mana sih yang gak suka pakai makeup? Meski sedang hamilpun, Mums tetap ingin tampil cantik bukan? Untuk rekomendasi, Mums bisa menggunakan produk yang dicap ‘noncomedogenic’ atau ‘nonacnegenic’. Artinya, produk kecantikan wajah tersebut bebas minyak dan tidak menyumbat pori-pori. Produk-produk tersebut cukup aman dan tidak akan membahayakan kesehatan janin.

 

Hindari menggunakan kosmetik yang mengandung retinoid atau asam salisilat yang biasanya terkandung di dalam makeup untuk kulit yang mudah berjerawat (acne-prone skin). Kalau Mums ingin lebih berhati-hati lagi, gunakan makeup yang hanya berbahan dasar mineral. Makeup berbahan dasar mineral hanya menempel di kulit dan tidak menyebabkan iritasi.

 

Untuk lipstik, terkadang bahan logam ‘lead’ termasuk ke dalam kandungannya. Otoritas internasional juga tidak menyatakan lead sebagai salah satu bahan berbahaya, karena lipstik tidak tertelan. Ahli juga mengatakan bahwa risiko terjadi keracunan lead akibat lipstik sangatlah kecil. Namun, kalau Mums ingin lebih aman, gunakan lipstick yang tidak mengandung lead.

 

Kuteks

Gunakan kuteks yang tidak mengandung zat phthalate, atau pakai kuteks di area yang memiliki ventilasi yang baik untuk membatasi paparannya. Ketika kuteksnya kering, risiko terhadap janin hampir tidak ada karena bahan kimia di kuteks tidak diserap oleh kuku.

Baca juga: Waspadai Bahan Kosmetik Berbahaya

 

Penjelasan di atas bisa menjadi rekomendasi untuk Mums yang masih ingin tetap cantik ketika hamil. Namun, sebelum menggunakan produk kecantikan dan perawatan kulit apapun, Mums tetap harus selalu berkonsultasi dengan dokter. Lebih baik lakukan pencegahan sebelum terkena dampaknya. (UH/OCH)