Respiratory Syncytial Virus (RSV) sekilas tampak seperti gejala sesak napas biasa pada anak. Apalagi, gejala ini kerap disertai dengan hidung berair, radang tenggorokan, batuk-batuk, hingga sakit kepala dan demam. Alhasil, banyak yang mudah terkecoh, sehingga tidak segera ke dokter untuk pemeriksaan medis lebih lanjut. Namun, ternyata ada hal berbahaya yang mengintai di balik RSV pada anak, yang juga disebut virus sinsitium saluran pernapasan pada anak ini!

 

Waspada RSV pada Anak

Respiratory Syncytial Virus (RSV) atau virus sinsitium saluran pernapasan pada anak adalah salah satu penyebab utama penyakit gangguan pernapasan serius pada anak-anak, terutama yang masih berada pada tahapan balita. Virus ini menginfeksi paru-paru serta saluran pernapasan.

 

Bagaimana RSV Bisa Menulari Anak?

RSV menyebar ketika anak tanpa sadar menyentuh cairan dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi. Contoh area yang tanpa sengaja bisa tersentuh adalah mata, mulut, atau hidung. RSV juga bisa menulari anak saat orang yang terinfeksi virus tersebut bersin atau batuk di dekat anak tanpa menutup hidung atau mulut mereka.

 

Anak lebih mudah tertular bila berada di dekat orang dengan RSV positif. Meskipun rumah bersih dan tidak ada anggota keluarga yang sakit, anak juga bisa tertular virus ini di sekolah, tempat penitipan anak (day care centre), taman bermain umum (playground), dan masih banyak lagi.

 

Kebanyakan bayi telah terinfeksi setidaknya sekali pada saat mereka berusia 2 tahun dan dapat terinfeksi lagi kapan saja. Infeksi RSV pada anak yang lebih tua dan orang dewasa mungkin sekilas tampak seperti serangan asma berat. Bayi yang lahir prematur serta dengan riwayat penyakit jantung, paru-paru, atau sistem kekebalan tubuh berisiko lebih tinggi terjangkit virus ini.

 

Gejala-gejala RSV pada Anak

Biasanya, gejala-gejala anak terkena RSV mulai muncul sekitar 2-5 hari sesudah kontak terjadi. Untuk bayi dan anak-anak yang lebih kecil, gejalanya sekilas lebih sering terlihat seperti pilek biasa. Untuk balita, gejalanya bisa langsung memengaruhi paru-paru, sehingga menyebabkan batuk-batuk dan napas berisik (mengi).

 

Namun bagi beberapa anak, gejalanya bisa langsung menyebabkan penyakit ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), sehingga harus segera dirawat intensif di rumah sakit. Beberapa gejala umum RSV pada anak termasuk:

  • Hidung berair.
  • Demam.
  • Batuk.
  • Apnea (napas terhenti selama beberapa saat, termasuk saat tidur).
  • Susah makan, minum, maupun menelan.
  • Bernapas dengan suara berisik (mengi).
  • Lubang hidung sampai harus kembang-kempis dan harus menegakkan dada agar bisa bernapas.
  • Bernapas keras, pendek, dan cepat, atau malah sulit bernapas.
  • Bibir dan ujung jari-jari tangan membiru.

 

Berhubung semua gejalanya mirip dengan beberapa penyakit lain, pastikan si Kecil menjalani pemeriksaan medis secara menyeluruh.

 

Diagnosis pada Anak Dengan Kemungkinan Gejala RSV

Dokter atau petugas kesehatan akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan si Kecil dan Mums sekeluarga. Sesudah itu, anak akan menjalani beberapa tes pemeriksaan kesehatan, termasuk mengambil sampel cairan dari hidung. Tesnya tidak akan menyakitkan, meskipun mungkin anak akan sedikit cemas.

 

Perawatan untuk Anak yang Sudah Terjangkit RSV

Perawatan pada anak dengan virus RSV tergantung pada gejala, usia, dan kondisi kesehatan anak, termasuk tingkat keparahan penyakit yang diderita. Beberapa perawatan di bawah ini hanya untuk mengurangi dampak gejala RSV pada anak, seperti:

 

  • Pemberian banyak cairan

Pemberian banyak cairan (termasuk cairan elektrolit) bisa dengan melalui infus.

  • Bantuan oksigen

Bantuan oksigen dapat diberikan lewat masker, slang oksigen, hingga tenda khusus oksigen.

  • Penyedotan cairan lendir

Sebuah tabung tipis akan dimasukkan ke dalam paru-paru untuk menyedot cairan atau lendir yang berlebih.

  • Obat-obatan khusus paru-paru

Disebut juga dengan obat-obatan bronkodilator (bronchodilator medicines). Obat-obatan ini dapat berupa obat semprot (inhaler) atau uap aerosol.

  • Tube-feeding

Pengobatan ini dilakukan bila anak sudah kesulitan bernapas maupun menelan. Sebuah slang tipis akan dimasukkan ke dalam hidung hingga ke perut. Dengan cara inilah anak diberikan nutrisi agar dapat bertahan hidup.

  • Bantuan ventilator

Pengobatan ini dilakukan dengan bantuan ventilator, yaitu mesin khusus untuk membantu si Kecil bernapas.

  • Obat-obatan antivirus

Anak-anak yang sudah terinfeksi lebih parah harus menjalani perawatan dengan obat-obatan antivirus. 

 

Jangan lupa berkonsultasi dengan dokter anak untuk membahas kemungkinan risiko, manfaat, hingga efek samping dari semua perawatan di atas ya, Mums.

 

Komplikasi Akibat RSV

Selain pnemounia, anak-anak yang terjangkit RSV berisiko terkena ISPA dan dapat meninggal dunia. Anak yang terjangkit waktu bayi, tetapi sembuh, juga bisa terkena dan harus hidup dengan asma di kemudian hari.

 

Cara Mencegah Infeksi RSV

Beruntunglah bila Mums sekeluarga tinggal di daerah tropis, meskipun tetap harus berhati-hati saat udara dingin. Bila anak masih bayi, sebisa mungkin berikan asupan ASI yang mencukupi. Hindari juga mengunjungi day care centre saat cuaca dingin atau sedang ada wabah RSV. Lindungi anak dari kontak dengan asap atau orang-orang yang sakit. Selain itu, pastikan anak mendapatkan asupan gizi yang cukup agar daya tahan tubuhnya baik. Semoga RSV pada anak tidak perlu sampai terjadi ya, Mums. (AS)

 

Referensi

Cedars Sinai: Respiratory Syncytial Virus (RSV) in Children

KidsHealth: Respiratory Syncytial Virus

CDC: RSV in Infants and Young Children