Tidak semua jenis pekerjaan di dunia ini mengikuti prinsip nine-to-five atau bekerja dari jam 09.00 hingga 17.00. Tentunya, ada banyak pekerjaan yang mengharuskan pekerjanya untuk selalu siap 24 jam. Karena itu, dibuatlah sistem bekerja dengan shift atau giliran, yang biasanya terdiri dari shift pagi dan shift malam. Pekerja shift pagi mungkin masih kerja di jam normal, yaitu pagi hari hingga sore atau malam hari. Nah, yang berisiko memiliki masalah adalah pekerja shift malam. Dengan bekerja pada malam hari, tentunya jam tidur dan jam beraktivitas mereka akan terbalik pula. Apakah ini berbahaya bagi kesehatan? Ternyata sudah banyak bukti yang menunjukkan hubungan pekerja shift dengan berbagai kondisi kesehatan, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, obesitas, hingga depresi.

 

Mengganggu Pola Tidur

Hal yang paling jelas terlihat dari pekerja shift malam yaitu waktu tidur yang bergeser, dari malam menjadi pagi atau siang hari. Sebuah penelitian dalam Journal of Workplace Health & Safety menunjukkan bahwa polisi yang bekerja malam memiliki jam tidur kurang dari 6 jam. Waktu tidur di bawah 6 jam ini kemudian dihubungkan pada kualitas tidur yang buruk, dibanding mereka yang tidur di atas 6 jam setiap harinya.

 

Meningkatkan Risiko Diabetes

Apa  hubungan antara bekerja malam dengan diabetes? Peneliti menemukan bahwa bekerja malam memengaruhi aktivitas insulin, sehingga meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Lebih tepatnya, orang yang bekerja di shift malam memiliki 1,09 kali risiko lebih tinggi untuk terkena diabetes, menurut penelitian dalam Journal of Occupational & Environmental Medicine.

 

Resiko Obesitas juga Meningkat!

Untuk membuktikan ini, peneliti dari Brigham and Women’s Hospital melakukan penelitian terkontrol yang mengatur jam dan waktu tidur. Apa hasilnya? Ternyata, orang yang tidur terlalu sebentar ataupun tidur dengan melawan jam biologis tubuh akan lebih berisiko terkena diabetes dan obesitas.

 

Tingginya Risiko Penyakit Jantung dan Kardiovaskular

Awalnya, risiko penyakit kardiovaskular atau jantung pada pekerja malam hari dihubungkan dengan pola makan yang tidak teratur, faktor sosioekonomi, serta stres. Tapi penelitian terbaru telah menemukan sebab utama dari meningkatnya risiko penyakit jantung ini, yaitu gangguan pada siklus tidur yang menyebabkan perubahan pada jam biologis tubuh. Pekerja malam juga terbukti memiliki kadar kolestrol dan trigliserida yang tinggi. Kedua hal tersebut turut berperan pula pada penyakit jantung dan kardiovaskular.

 

Ternyata perubahan jam tidur yang terutama menyebabkan meningkatkan berbagai resiko penyakit tersebut. Tidur memang dibutuhkan bagi tubuh untuk kembali mengembalikan stamina dan kondisi fisik menjadi maksimal kembali. Untuk itu, beberapa tips berikut bisa dilakukan oleh para pekerja malam hari untuk mendapatkan tidur berkualitas serta mengurangi risiko penyakit:

  • Jangan tidur dengan keadaan perut kosong. Setidaknya minum susu atau produk olahan susu lainnya. Susu juga terbukti dapat membantu tubuh untuk rileks dan tidur dengan mudah.
  • Jaga suhu ruangan agar tidak terlalu dingin atau panas.
  • Gunakan earplugs untuk menghindari suara-suara dan kebisingan di siang hari. Tidur di saat orang lain beraktivitas memang berisiko terganggu oleh berbagai gangguan dan suara. Agar tidur tidak terganggu, coba gunakan earplugs ataupun eye mask untuk melindungi tidur dari kebisingan dan cahaya di siang hari.
  • Olahraga. Orang yang bekerja di malam hari sangat disarankan untuk tetap aktif berolahraga, tetapi lakukan olahraga setelah tidur ya!
  • Hindari konsumsi alkohol, teh, kopi, soda, dan minuman berkafein lainnya karena dapat menggangu tidurmu.
  • Setelah lelah bekerja, sediakan waktu sekitar 1 jam untuk membuat tubuh rileks. Hal ini dapat dilakukan dengan mandi air hangat, membaca buku, atau mendengarkan musik yang santai.
  • Konsumsi makanan tinggi protein untuk menjaga tubuh tetap fokus selama bekerja, dan hindari makanan manis karena dapat membuat tubuh mengantuk.