Kehamilan merupakan fase yang dinantikan oleh setiap wanita yang ingin menjadi ibu. Namun, bagi ibu dengan kondisi diabetes tipe 1, ada ketakutan tersendiri saat hamil. Apakah kehamilannya aman? Apakah janin akan tumbuh sehat? Bagaimana bila anak juga mendapatkan kemungkinan terkena diabetes tipe 1 seperti ibunya? Sebelum deg-degan, inilah yang harus diketahui oleh Mums.

 

Tentang Diabetes yang Diderita Para Ibu

Sebelum insulin tersedia pada tahun 1922, wanita dengan diabetes mellitus berisiko sangat tinggi mengalami komplikasi kehamilan. Berkat perkembangan pengobatan di dunia medis, kini wanita dengan diabetes tipe 1 dapat menjalani kehamilan seaman wanita lain yang sehat. Beberapa pengobatan yang harus mereka jalani adalah:

  • Melakukan kontrol glukosa darah (gula) secara teratur.
  • Mengikuti pola diet sebagai bagian dari pengobatan yang disarankan dokter.
  • Memantau glukosa darah harian secara rutin.
  • Melakukan penyuntikan insulin secara berkala.

 

Pentingnya Kontrol Glukosa Darah bagi Ibu Hamil dengan Diabetes Tipe 1

Glukosa dalam darah ibu melintasi plasenta untuk memberikan energi bagi bayi. Makanya, kadar glukosa darah yang tinggi pada ibu menyebabkan kadar glukosa darah yang tinggi juga pada bayi yang sedang berkembang.

 

Beberapa masalah yang timbul karena glukosa darah yang tinggi adalah:

  • Pada trimester pertama kehamilan, glukosa darah yang tinggi dapat berisiko keguguran atau cacat lahir pada bayi.
  • Pada trimester terakhir kehamilan dan menjelang bersalin, bayi yang lahir dapat berukuran lebih besar dan lebih berat daripada rata-rata bayi dengan usia sama. Bahkan, ibu hamil dengan glukosa darah tinggi lebih berisiko operasi caeesar daripada yang normal.
  • Ibu hamil dengan diabetes tipe 1 lebih berisiko terkena hipertensi terkait kehamilan, yakni preeklamsia dan produksi air ketuban yang berlebihan. Bahkan, bayi juga berisiko meninggal saat dilahirkan (stillbirth).

 

Cara Melakukan Kontrol Glukosa Darah bagi Ibu Hamil dengan Diabetes Tipe 1

Kebanyakan wanita dengan diabetes tipe 1 akan membutuhkan 2-4 suntikan insulin per hari. Wanita yang menggunakan pompa insulin dapat terus melakukannya selama kehamilan. Kebanyakan wanita dengan diabetes membutuhkan lebih banyak insulin selama kehamilan, terutama pada trimester terakhir kehamilan (sekitar 26 hingga 40 minggu) karena tubuh menjadi resisten terhadap insulin ketika kehamilan berlangsung.

 

Perut adalah tempat yang dipilih untuk injeksi insulin selama kehamilan karena penyerapan obat lebih baik. Ibu hamil dapat menyuntikkan insulin di bagian perut, bahkan hingga trimester akhir.

 

Caranya, pencet 2,5 cm lemak perut sebelum melakukan penyuntikkan. Sebagai ibu hamil, Mums bisa meminta bantuan Dads atau anggota keluarga dewasa lain bila mengalami kesulitan untuk melakukan prosedur ini.

 

Intinya, ibu hamil harus rajin kontak dan berdiskusi dengan penyedia layanan kesehatan yang menangani masalahnya, baik dokter kandungan, ahli nutrisi, dan lain-lain. Penyedia layanan kesehatan mungkin ingin meninjau kadar glukosa darah dan dosis insulin 1 kali atau lebih per minggu. Ini biasanya dapat dilakukan melalui telepon, email, atau melalui catatan medis elektronik.

 

Seorang ahli gizi dapat membantu merencanakan diet yang menyediakan jumlah kalori optimal; proporsi kalori dari karbohidrat, protein, dan lemak; dan distribusi kalori di camilan / makanan sepanjang hari. Jumlah kalori optimal tergantung pada berat badan sebelum hamil dan tingkat aktivitas wanita.

 

Olahraga adalah cara terbaik untuk mengontrol berat badan dan kadar glukosa darah. Sebagian besar wanita yang berolahraga sebelum kehamilan dapat terus melakukannya selama kehamilan pada kecepatan yang sama atau sedikit berkurang. Latihan intensitas sedang, seperti jalan cepat, direkomendasikan.

 

Wanita yang tidak berolahraga sebelumnya dapat mulai berolahraga selama kehamilan setelah berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan. Intensitas, jenis, dan durasi latihan mungkin perlu dimodifikasi saat kehamilan berlanjut atau jika komplikasi berkembang. Lakukan kontrol gula darah juga selama kehamilan, termasuk memeriksakannya sebelum dan sesudah makan.

 

Tips Menjaga Kesehatan

Idealnya, seorang wanita dengan diabetes yang merencanakan kehamilan harus berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan jauh sebelum hamil. Ini memberikan peluang untuk memastikan kadar glukosa darah dalam kontrol optimal, menyesuaikan obat jika diperlukan, mengevaluasi dan mengobati segala komplikasi medis yang berkaitan dengan diabetes, seperti penyakit mata terkait diabetes, penyakit tiroid, dan hipertensi, serta memulai suplementasi asam folat ( paling tidak 400 mcg per hari direkomendasikan, dimulai setidaknya 1 bulan sebelum konsepsi.

 

Hampir semua jenis vitamin mengandung asam folat dalam jumlah tersebut atau lebih. Ini juga merupakan kesempatan untuk membahas kemungkinan kehamilan dapat memengaruhi kondisi diabetes dan sebaliknya.

 

Perawatan selama kehamilan melibatkan dokter kandungan dan endokrinologis atau penyedia perawatan primer yang mengawasi manajemen insulin dan perawatan medis. Wanita juga dapat dirawat oleh spesialis kedokteran kandungan dengan pelatihan khusus dalam mengelola diabetes pada kehamilan. Selama masa kehamilan, inilah beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan ibu hamil dengan diabetes tipe 1:

 

  1. Pemeriksaan mata

Prosedur ini untuk memastikan kemungkinan retinopati pada ibu hamil. Retinopati mengacu pada pembuluh darah yang tidak normal dan bocor di jaringan peka cahaya yang melapisi bagian belakang mata (retina).

 

  1. Pemeriksaan glukosa darah

Tekanan darah dapat meningkat selama kehamilan dan harus diukur. Tekanan darah tinggi sering membaik selama paruh pertama kehamilan, tetapi bisa kembali bermasalah di paruh kedua.

 

Obat-obatan untuk mengobati tekanan darah tinggi selama kehamilan dapat mencakup metildopa, penghambat saluran kalsium, hidralazin, atau beta blocker. Diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

 

  1. Pemeriksaan komplikasi tekanan darah tinggi.

Hipertensi terkait kehamilan (hipertensi gestasional, preeklampsia) lebih sering terjadi pada wanita dengan diabetes. Untungnya, sebagian besar kasus bersifat ringan. Pada kasus yang parah, kejang, stroke, gagal jantung, kerusakan ginjal, dan kematian ibu dapat terjadi.

 

Ibu hamil dengan diabetes tipe 1 biasanya disarankan untuk berobat aspirin dosis rendah (81 mg) setiap hari sejak awal trimester kedua (pada usia kehamilan 16 minggu) untuk mengurangi kemungkinan preeklampsia.

 

  1. Pemeriksaan fungsi ginjal

Kehamilan tidak menyebabkan penyakit ginjal terkait diabetes (diabetes nefropati), tetapi dapat memperburuk penyakit yang ada. Fungsi ginjal dimonitor selama kehamilan dengan menguji urine untuk jumlah protein yang diekskresikan dan menguji darah untuk tingkat kreatinin. Pengecekan kehamilan dengan ultrasound sudah bagian dari pemeriksaan, terutama untuk melihat perkembangan janin. Semoga kehamilan Mums berjalan lancar hingga saatnya bersalin. Semoga Mums dan si Kecil tetap sehat bila tiba saatnya dia lahir.

 

Referensi

Uptodate: Patient education: Care during pregnancy for women with type 1 or 2 diabetes (Beyond the Basics)

American Diabetes Association: Pregnancy is often a time of great highs and lows

Pubmed: Management of Type 1 Diabetes in Pregnancy