Pertengkaran dan perbedaan pendapat merupakan hal yang normal saat kita menjalin hubungan dengan kekasih. Itu karena, tidak ada dua orang yang sama persis, di mana perbedaan cara pandang tersebut malah menimbulkan salah persepsi.

 

Dan, pertengkaran demi pertengkaran tak lagi bisa dihindari. Lantas, apakah Geng sehat tahu kalau hubungan tersebut sudah tidak lagi sehat atau ibaratnya nih, toxic relationship? Dan, bagaimana menyelamatkan hubungan tersebut, apalagi jika Kamu masih mencintai pujaan hati.

 

Baca juga: Tidak Bahagia dengan Pasangan? Waspada Terjebak Toxic Relationship!

 

Tanda Kamu Berada dalam Toxic Relationship

Jika perasaan gelisah, takut dan curiga telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari Kamu dengan pasangan, besar kemungkinan jika hubungan tersebut “beracun”. Ketika suatu hubungan tidak lagi memiliki kepercayaan, rasa hormat, empati dan saling dukung, inilah saat yang tepat untuk mengevalusasi kembali hubungan tersebut.

 

Istilah toxic relationship diciptakan oleh Dr. Lilian Glass, pakar komunikasi dan psikologi pada tahun 1995 melalui buku berjudul People Toxic. Menurutnya, toxic relationship ialah hubungan di mana orang tidak saling mendukung, ada konflik yang berusaha merusak, tidak ada rasa hormat dan kurangnya kekompakan.

 

Hubungan tak sehat ini bisa membuat seseorang menjadi korban emosional, mental, dan juga fisik. Bahkan, hubungan beracun ini bisa terjadi antara dua orang kekasih yang mengalami kesulitan berkomunikasi secara efektif.

 

Terkadang, hubungan ini harus diakhiri dengan perpisahan. Namun, tidak sedikit yang berhasil mengubahnya menjadi hubungan yang sehat dengan perubahan perilaku dan gaya komunikasi.

 

Baca juga: Kualitas Hubungan Bisa Dilihat dari Cara Berpegangan Tangan

 

 

Ketika hubungan yang dijalani bersama kekasih tidak lagi bahagia, Kamu perlu mengindentifikasi beberapa tanda ini untuk memahami apa yang sedang dialami. Berikut adalah tanda-tanda hubungan beracun atau tak sehat.

 

  1. Kamu memusatkan seluruh energi dan perhatian untuk pasangan. Tidak heran jika Kamu seringkali merasa lelah, baik fisik, mental dan emosional.
  2. Kamu merasa terus-menerus dihakimi, dikritik, ditekan atau dikendalikan.
  3. Kamu meninggalkan teman, keluarga, atau kegiatan yang disukai. Entah itu karena permintaan pasangan atau Kamu sendiri yang berpikir jika hal tersebut akan membuat segalanya menjadi lancar.
  4. Kamu tidak berbicara dan menghindari mengatakan apa yang ada di pikiran dan merasa tidak nyaman menjadi diri sendiri ketika ada orang lain di sekitar.
  5. Hubungan tersebut hanya berjalan satu pihak.
  6. Merasa diabaikan.
  7. Tidak ada lagi kepercayaan dalam hubungan tersebut.
  8. Tidak bisa mengandalkan dukungan dari kekasih.
  9. Bertengkar tentang hal-hal yang tidak penting diributkan.
  10. Ada rasa iri dan kecemburuan di antara kalian berdua.
  11. Merasa tidak berharga, sedih atau takut.
  12. Sering berbohong.
  13. Tidak memiliki privasi.
  14. Takut berkata tidak.
  15. Pendapat dan pemikiran Kamu tidak dihargai.
  16. Lebih banyak momen buruk daripada bahagia.
  17. Tidak bisa mengungkapkan apa yang sebenarnya Kamu inginkan dalam hidup.

 

Jika tanda-tanda tersebut terdengar akrab, kemungkinan besar Kamu memiliki hubungan yang beracun. Ada dua pilihan yang bisa dilakukan ketika seseorang berada dalam hubungan seperti ini: memperbaiki atau mengakhiri.

 

Baca juga: 5 Kepribadian yang Mudah Konflik dengan Pasangan

 

Cara Memperbaiki Hubungan yang Toxic

Tergantung pada seberapa dalam rasa sakit yang ditimbulkan, ada kemungkinan bahwa hubungan tersebut tidak dapat diperbaiki. Satu-satunya kesempatan untuk memperbaiki apa yang rusak dalam hubungan tersebut apabila jika Kamu dan pasangan bersedia menghadapi fakta, mengakui kesalahan dan mau mengubah perilaku.

 

Tahap 1: Ungkapkan dengan jujur

Langkah pertama untuk memperbaiki hubungan  tidak sehat adalah dengan berada di jalur yang sama dengan pasangan. Kamu dan pasangan harus berusaha sebaik mungkin untuk memperbaiki apa yang rusak untuk kemudian melangkah maju secara produktif.

 

Beri kesempatan agar pasangan bisa mengungkapkan semua hal yang ia rasakan selama menjalani hubungan, baik positif maupun negatif. Jangan menyela ketika pasangan sedang berbicara. Namun, cobalah untuk membuat pasangan Kamu merasa aman dan didengarkan saat sedang berbicara. Begitu juga sebaliknya, saat Kamu yang berbicara.

 

Tahap 2: Terapi

Pertimbangkan untuk melakukan terapi bersama pasangan. Pihak ketiga yang profesional dan objektif bisa membantu masalah yang dihadapi oleh Kamu dan pasangan. Terapis akan membantu Kamu dan pasangan untuk berbicara jujur. Terapis juga dapat membantu mengidentifikasi perilaku kasar. Jika perlu, mereka dapat membuat Kamu dan pasangan berpisah.

 

Tahap 3: Bangun kembali rasa percaya diri Kamu

Orang-orang yang berada dalam hubungan beracun dalam waktu lama, seringkali menemukan jika mereka telah kehilangan rasa percaya diri. Tidak heran jika mereka merasa rendah diri, tidak pantas, cemas, marah, stres dan bahkan depresi.

 

Oleh karena itu, ini saatnya bagi Kamu untuk membangun kembali harga diri dengan berpartisipasi dalam aktivitas yang disukai, memperluas lingkaran sosial dan melakukan perawatan diri. Jika pasangan mencoba membatasi Kamu melakukan hal-hal ini, jangan ragu untuk segera mengakhiri hubungan tersebut.

 

Jangan menolak bantuan dari orang lain. Jika Kamu ingin berbicara dengan seseorang, misalnya sahabat atau orang tua tentang hubungan tersebut, segera lakukan. Jangan pernah menundanya. Setelah membangun kembali rasa percaya diri Kamu, dengan sendirinya akan muncul pemahaman yang lebih baik apakah hubungan tersebut layak diselamatkan atau harus diakhiri.

 

Baca juga: Tak Ingin Hubungan Berakhir? Hindari 6 Jenis Pertengkaran Ini!

 

Waktu yang tepat untuk mengakhiri

Tidak setiap hubungan dapat diperbaiki dan tidak setiap orang layak menginvestasikan waktu. Jika pasangan Kamu melakukan kekerasan secara verbal, emosional atau fisik, saatnya untuk mengakhiri hubungan tersebut.

 

Apabila pasangan Kamu tidak mau membicarakan hubungan tak sehat ini, menolak pergi ke terapi atau mengakui ada masalah tapi tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuk memperbaiki hubungan tak sehat ini, Kamu harus legowo untuk melepasnya pergi. Jika ingin menyelamatkan hubungan ini, dua belah pihak harus bekerja sama agar berhasil. Jika hanya dilakukan sepihak, saatnya untuk berpisah.

 

Jika Kamu merasa terjebak, terisolasi atau tercekik oleh hubungan tersebut dan merasa tidak mungkin untuk pergi, ini merupakan tanda untuk mengakhirnya dengan segera. Lawan perasaan itu dan bawa diri Kamu ke lingkungan yang sehat dan aman.

 

Baca juga: Putuskan Hubungan Jika Temukan Sifat Buruk Pacar Berikut Ini!
 

 

Referensi:

Flo. Toxic Relationship: How to Fix One And What to Know 

HealthScope. Toxic Relationship: What They Are and 8 Types of Toxic Individuals

HackSpirit. Toxic relationship: Why it happens and when to run away