Bayi menangis = lapar? Nyatanya, itu enggak selalu benar, lho. Justru, ada 10 tanda lain yang patut Mums kenali agar bisa segera mengenali bahwa si Kecil sebenarnya sudah lapar. Yuk, simak!
12 Tanda Bayi lapar yang Bisa Dikenali
Baru menjadi seorang ibu ibarat lagi pendekatan atau “pdkt” dengan kekasih baru, yaitu si Kecil. Mums sedang mempelajari kepribadiannya, memahami keinginannya, serta menghafal kebiasaannya.
Baru menjadi seorang ibu juga membuat Mums banyak bertanya-tanya, seberapa sering dan seberapa banyak harus menyusui si Kecil. Pasalnya, membuat si Kecil kenyang merupakan salah satu kebutuhan utama yang harus dipenuhi.
Untungnya, bayi adalah makhluk kecil yang pintar berkomunikasi. Bukan dengan ucapan dan omongan, namun dengan sinyal lapar yang hampir semua bayi bisa menunjukkannya. Nah, beberapa tanda lapar yang bisa bayi tunjukkan terbagi menjadi tiga kategori waktu, yaitu:
1. Tanda lapar awal
- Menjilati bibir.
- Membuka dan menutup mulut.
- Mengisap bibir, lidah, tangan, jari tangan, jari kaki, mainan, atau pakaian.
- Membuat suara berdecak atau mengecap.
2. Tanda lapar aktif
- Gelisah atau banyak menggeliat.
- Rewel atau bernapas cepat.
- Melakukan refleks Rooting atau menolehkan kepala ketika pipi atau ujung bibirnya disentuh.
- Memasukkan kepalan tangan ke mulut.
Baca juga: Panjang Lahir Bayi Menentukan Tingginya saat Dewasa? Ini Jawabannya
3. Tanda lapar terlambat
- Menatap dan mengikuti Mums berkeliling ruangan.
- Mengerutkan alis.
- Membuat suara "neh!", kemudian menangis.
Terlihat jelas, menangis merupakan tanda paling akhir dan sebenarnya terlambat untuk menyusui si Kecil. Pada saat bayi menangis, kemungkinan besar ia sudah sangat lapar dan kesal. Padahal, ia sudah menunjukkan tanda-tanda lapar sebelum akhirnya menangis. Dan begitu bayi telanjur menangis, biasanya akan lebih sulit untuk menyusu dan melakukan perlekatan dengan baik.
Namun perlu dicatat, hal ini tak bisa serta-merta disamakan pada bayi prematur ya, karena seringkali memiliki kebutuhan nutrisi khusus. Terlebih lagi, bayi prematur bisa saja tidak handal menunjukkan isyarat lapar. Maka jika si Kecil terlahir prematur atau Mums khawatir tentang kenaikan berat badan si Kecil, konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan rekomendasi khusus.
Baca juga: Clogged Milk Duct, Sumbatan ASI yang Membuat Nyeri Payudara
Bayi Tidur terus, Perlu Dibangunkan agar Menyusu?
Perlu Mums ketahui, sebagian besar bayi baru lahir akan turun berat badan sebanyak 7-10% dalam beberapa hari pertama setelah kelahirannya. Hal ini sangat normal karena bayi “kehilangan” cairan ekstra yang dibawa pada saat lahir.
Namun dengan rata-rata pertumbuhan 1 ons per hari, berat badan bayi semestinya kembali pada usia dua minggu. Inilah yang menjadi alasan mengapa penting untuk mengenali tanda lapar awal dan terus menyusui si Kecil agar ia mendapatkan semua kalori yang dibutuhkan agar bisa berkembang dan terus tumbuh seperti yang diharapkan. Newborn setidaknya membutuhkan delapan hingga 12 kali sesi menyusu dalam sehari, atau perlu menyusu setiap dua hingga tiga jam.
Maka dari itu, sampai si Kecil mendapatkan kembali berat badannya yang hilang, biasanya dalam satu hingga dua minggu setelah lahir, penting untuk sering menyusuinya. Ini berarti Mums sesekali perlu membangunkan bayi untuk menyusu, terutama jika ia tidur lebih dari empat jam. Setelah pola kenaikan berat badannya baik, maka umumnya tidak apa-apa untuk menunggu disusui sampai ia bangun.
Lagipula, banyak manfaatnya kok, jika sering menyusui si Kecil, apalagi jika Mums melakukannya di fase awal. Seperti:
- Membantu Mums mengenal si Kecil dengan baik.
- Menjamin kelancaran menyusui.
- Memuaskan rasa lapar dan dahaga si kecil.
- Menumbuhkan rasa percaya si Kecil kepada Mums.
- Memberi Mums kepercayaan diri.
- Menjaga suplai ASI.
Semangat mengASIhi ya, Mums! (IS)
Baca juga: Anak Lesty Kejora Terkena Hernia Inguanalis, Bayi Laki-laki Paling Berisiko!
Referensi:
Kelly Mom. Newborn Hunger Cues
Healthline. Signs Baby Hungry
Mom Junction. Baby Hungry
